Mohon tunggu...
Hb. Sapto Nugroho
Hb. Sapto Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup ini adalah Pikink ( Selalu senang dan bersyukur ), sementara tinggal di Tokyo

senang berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Bukan Sekadar Menyanyi

31 Juli 2019   11:50 Diperbarui: 31 Juli 2019   12:09 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir setiap orang pernah menyanyi. Menyanyi sambil menari sudah banyak dilakukan. Kali ini menyanyi sambil belajar bekerjasama, menyanyi sambil belajar menolong yang lemah, menyanyi sambil belajar tidak semua menggantungkan pada orang lain, menyanyi sambil belajar disiplin, menyanyi sambil latihan berjiwa besar, menyanyi sambil latihan untuk tetap gembira dalam semua situasi. 

Tanggal 26 Juli sampai dengan 28 Juli diadakan lomba paduan suara tingkat Internasional di Tokyo. Karena diadakan di tempat yang bernama Harumi dan tahun tahun 2019, kali ini penyelenggaraan yang kedua, maka event ini disebut "The 2nd Tokyo International Choir Competition in Harumi 2019". 

Peserta tidak asal mendaftar, tetapi ada seleksi awal yaitu mengirimkan rekaman. Setelah lolos seleksi, maka peserta harus membayar juga biaya kompetisi ini. 

Dari sini maka persoalan tidak hanya soal menyanyi , tdiak hanya biaya pendaftaran. Tugas pembina yang harus mencari dana untuk bisa membantu biaya tiket pesawat dan hotel untuk menginap. 

Tentu saja mahasiswa/i yang ikut juga harus menyumbang biaya. Untuk bisa menghemat maka selama di Tokyo mereka memasak sendiri. 

Pergi dari tempat penginapan ke tempat pertandingan juga naik kereta api dan jalan kaki dari station terdekat selama 13 menit, mungkin jalan kaki sekitar 2,5 km. Kebetulan pas musim panas, tapi mereka tampak gembira. 

Beberapa hari sebelum berangkat ke Tokyo, ada satu mahasiswi kecelakaan lalu lintas, kakinya luka parah sehingga harus memakai kursi roda. Peserta ini tidak ditinggalkan, tetapi ikut serta. 

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Ada teman yang selalu membantu membawa tongkat penyangga saat berdiri dan ada yang mendorong kursi roda saat berangkat dan pulang.  

Jumlah peserta yang ikut 40 orang ( mahasiswa dan mahasiswi ) serta seorang dirigen ( conductor ) , serta pembina dan penanggung jawab. 

Tentu saja pada saat naik kereta 42 orang bersama perlu "mengatur diri" dan memperhatikan yang bertugas mengatur perjalanan. Supaya gampang, check kelengkapan anggota saat turun dari kereta api dicheck berdasarkan suara "Tenor", "Alto" , "Bas", "Sopran". Pengaturan jenis suara lebih gampang karena 40 peserta itu dari berbagai jurusan dan dari berbagai angkatan masuk.

Datang dua hari sebelum hari pertandingan dengan maksud bisa mempelajari tempat dan sekaligus bisa latihan. Dipilih latihan di sebuah taman kecil dekat hotel. 

Dengan pakaian apa adanya ( kaos oblong dan celana pendek ),  latihan dilakukan. Latihan di pagi hari bahkan sampai malam sekitar jam 19 malam. Karena musim panas makan jam 19 ( 7 malam )pun masih terang.  

Posisi taman sangat berdekatan dengan tempat penduduk, memang suara nyanyian cukup keras ( sewaktu saya jalan menuju taman juga sudah terdengar meski belum sampai ke taman ).  

Meski lagu enak didengar, tetapi ada orang yang merasa terganggu dengan suara latihan ini. Ada yang menelpon ke kantor polisi, akibatnya ada 5 polisi datang ke tempat latihan. 

Mereka bilang ada yang lapor dan terganggu, di jepang memang tidak boleh ada kegiatan yang  bisa menganggu kecuali memang ada ijin. Saat polisi datang tentu mereka kaget : ini ada apa?  

Dijelaskan untuk latihan pertandingan , meski untuk latihan tetapi karena ada yang terganggu maka latihan nyanyi harus dihentikan.  Di sinilah letak kita harus taat dengan aturan dimana kita berada, tidak boleh memaksakan.  Akhirnya berbekal latihan selama di Indonesia, maju ke pentas pertandingan.

Menyanyi sambil belajar banyak hal tadi saya lihat dilakukan oleh mahasiswa - mahasiswi UPN Veteran Yogyakarta yang tergabung dalam group paduan suara yang mereka sebut "Vocalista Paradisso UPN Veteran Yogyakarta". 

Kebetulan saya tinggal di Tokyo sehingga bisa melihat sendiri saat mereka latihan di taman, juga saat polisi datang, saya juga ikut dalam perjalanan naik kereta, melihat mereka makan dari bekal yang mereka masak sendiri. 

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Ada dua kategori yang diikuti yaitu : Lagu daerah ( Folklore ) dan Lagu Komtemporer. Untuk lagu daerah dipilih: Janger ( lagu Bali ) dan Yamko Rambe Yamko ( daerah Papua ), tentu saja tidak hanya menyanyi tetapi gerakan atau tarian dilakukan bersama. 

Tak mengherankan lagu daerah ini merebut "Award" untuk pilihan penonton. Ternyataka sangan mengharumkan dan sekaligus membuat budaya Indoensia semakin dikenal oleh dunia luas. Peserta kali ini dari berbagai negara  diantaranya: Polandia, Filipina, Hongkong, China, Latvia dan tetnu saja dari Jepang sendiri.  

Jumlah negara yang ikut ada 16 negara. Para juripun terpana dengan lagu penampilan dan suara lagu daerah ini sehingga team dari Indonesia ini menjadi pemenang untuk kategori ini. Beberapa penghargaan juga didapatkan,  berikut informasi lengkap dari pembina

Penghargaan yang diraih adalah:

1. The Winner Category Folklore Music. 

2. Diploma Gold Prize Category Folklore Music. 

3. Diploma Gold Prize Category Contemporary Music.

4. Best Interpretation for the Set Piece - Lagu Wajib "Dies Irae", CategoryContemporery Music. 

5. Audience Award in Category Folklore Music.

Terimakasih untuk semua team, GM Mevia, Kondoktor Bp Setyo Watjono dan Ibu Pembina Kiki Natalia. Dengan pengalaman ini maka jika ada alumni dari perguruan tinggi dimintai sebagai donatur untuk perlombaan paduan suara atau pertandingan lain yang berskala International, maka dana tidak hanya membantu peserta tetapi ikut mengharumkan nama Indonesia. Banyaklah membantu.

Yang tidak kalah menarik dan perlu diacungi jempol adalah saat kondoktor ( Bp Watjono ) dan wakil ( Mevia ) maju ke depan  untuk terima piala dan tanda penghargaan, peserta lain yang duduk dibelakang berteriak dengan  lantang : " Indonesia Indonesia Indonesia ....." sambil bertepuk tangan dengan irama dan semua yan hadir ikut  juga tepuk tangan dengan irama yang sama. Mereka  bukan meneriakan UPN ,  bukan meneriakan Vocalista Paradiso, bukan meneriakan Yogyakarta, tetapi yang mereka teriakan adalah INDONESIA....

Salam senang dari saya yang bisa mengikuti group ini yang "bukan hanya sekedar menyanyi" , tetapi mengajarkan banyak hal ke saya dan mungkin  juga ke siapa saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun