Dari pengamatan yang dilakukannya, banyak anak-anak di desanya yang lebih tertarik bermain gadget daripada berinteraksi dengan lingkungannya sekitarnya.
Menyadari hal ini Achmad Irfandi kemudian mencoba mencari ide dan solusi. Dan tercetuslah gagasan untuk mendirikan Kampung Lali Gadget (KLG) di desa Pagerngumbuk, Wonoayu, Sidoarjo pada tanggal 1 April 2018.
Kata "Lali" berasal dari bahasa Jawa yang artinya lupa. Jadi nama Kampung Lali Gadget berisi harapan agar anak-anak yang mengunjunginya lupa dengan gadget-nya dan lebih banyak berkegiatan di sana.
Aktivitas di Kampung Lali Gadget
Kampung Lali Gadget hadir sebagai ruang konservasi budaya, yang dirancang agar anak dapat bermain dan belajar dengan memanfaatkan permainan tradisional.
Melalui Kampung Lali Gadget, berbagai kegiatan positif dan edukatif digelar sebagai salah satu media pembentukan karakter.
Kegiatan yang ada di Kampung Lali Gadget terbagi menjadi beberapa tema. Ada tema air, pasir, daun, batu, dan juga tanah lapang. Â Setiap tema menawarkan permainan yang berbeda.
Sebagai contoh untuk daun, anak-anak diajak membuat mainan dari daun-daunan. Misalnya wayang dari pelepah daun singkong, atau mahkota dari daun nangka.
Untuk tema tanah lapang biasanya anak-anak diajak bermain petak umpet, gobag sodor, engklek, dan lain sebagainya.
Semua permainan dan wahana yang disediakan mengandung unsur edukasi dan memperkenalkan budaya lokal.Â
Di samping melayani pengunjung yang datang secara perorangan, Kampung Lali Gadget juga memberikan pendampingan kepada sekolah-sekolah yang ingin mengadakan kegiatan seperti  outbond ataupun training motivasi untuk siswa-siswanya.