Saya tidak terlalu suka minum kopi, tetapi saya sangat menyukai aromanya dan melihat orang yang sedang menikmatinya. Dalam pengamatan saya, kopi seolah-olah membawa penikmatnya ke sebuah petualangan yang mengasyikkan, yang berakhir dengan sesuatu yang menakjubkan. Seperti binar bahagia, semangat yang terpompa, dan ide-ide yang bermunculan.
Itulah sebabnya, ketika beberapa teman mengajak untuk ngopi bareng, saya langsung mengiyakan. Kali ini Noe Coffee & Â Kitchen adalah yang menjadi pilihan. Sebuah kedai kopi yang beralamat di jalan Wahidin Sudirohusodo 68 Klitren Gondokusuman Yogyakarta.
Sabtu sore tanggal 3 Februari sekitar pukul 17.00, di tengah rintik hujan yang awet menyapa kota Jogja, sayapun melangkahkan kaki ke sana. Kedai kopi yang saya tuju ini terletak di lokasi yang cukup strategis, dekat dengan mall, pusat perbelanjaan, dan juga kampus, sehingga tidak susah bagi saya untuk menemukannya.
Sejarah Noe Coffee & Kitchen
Suasana masih sepi ketika saya sampai. Hanya saya bersama 4 orang teman. Pengunjung yang lain belum ada, mungkin hujan yang menjadi penyebabnya. Namun itu justru malah menguntungkan kami, belum adanya pengunjung membuat kami leluasa bertanya dan mengeksplorasi ruang yang ada.Â
Kebetulan kami bertemu dengan mas Rommy Wardhana selaku Manajer Operasionalnya. Mas Rommy pun bercerita bahwa kedai kopi ini berdiri sejak bulan Maret 2017. Bangunan yang tadinya hanya merupakan sebuah gudang disulap menjadi sebuah kedai yang nyaman.Â
Kedai ini terbagi menjadi 3 bagian, yakni, smooking area yang ada di bagian teras depan, main room dan VIP room.
Untuk bagian smoking area, merupakan ruang terbuka di bagian teras dari kedai yang langsung berbatasan dengan jalan raya di depannya. Kursi-kursi dan meja kayu ditata sedemikian rupa, dengan hiasan lampu-lampu di langit-langitnya atapnya.Â
Pengunjung dapat menikmati kopi dan aneka sajian lainnya sambil ngobrol, dan menikmati suasana malam dan hiruk pikuk jalan.
Untuk ruang utama atau main room, terletak di bagian dalam. Interiornya ditata dengan mengusung tema vintage, Â dengan aneka pernik-pernik cantik di setiap sisinya. Di ruang ini terdapat meja kasir dan meja barista. Jadi pengunjung dapat melihat langsung ketika barista melakukan aksinya.
Sedangkan ruang VIP terletak di bagian belakang. Berupa ruangan berkapasitas maksimal 14 orang yang disediakan bagi pengunjung yang menghendaki suasana yang lebih privacy dan tenang, untuk menyelesaikan tugas perkuliahan, meeting, atau aneka kegiatan positif lainnya. Jadi pengunjung di Noe Coffee bisa memilih tempat sesuai dengan seleranya.
Filosofi Noe Coffee & Kitchen
Ada yang menarik dari kedai ini, hampir semua interiornya ada gambar rusanya. Tadinya saya mengira hiasan itu hanya sebagai pemanis ruang saja.
Menu di  sini ada beraneka ragam. Ada yang bercita rasa western maupun nusantara. Demikian pula dengan minumnya. Selain kopi, ada juga aneka mojito, sorbet, maupun blended. Semuanya menggoda selera. Sampai bingung kami memilihnya.Â
Karena ini pertama kali kami ke Noe Coffee & Kitchen, akhirnya kami berlima memilih menu yang berbeda-beda, agar bisa saling bertukar rasa.
Untuk minum ada 2 varian kopi latte yang dipilih, yakni vanilla latte dan caramello latte. Untuk minuman non kopi ada strowberry mojito, peacy twist (varian sorbet) dan O-matcha (varian blended).
Adapun makanannya, ada banana katsu sebagai camilan pembuka, untuk menu utama kami mencoba modernist burger dan chicken rice with sambel matah yang merupakan menu terlaris di sana. Kami juga tertarik dengan Indonesian style aglio Olio, dan spicy mayo tuna yang merupakan menu baru.
Kurang lebih 15 menit kami menunggu, akhirnya hidangan yang kami tunggu datang juga. Dan saatnya bagi saya berpetualang rasa...
Pertama yang saya coba adalah banana katsu, 4 buah pisang kepok dibalut tepung krispi yang renyah dengan taburan keju diatasnya, ditemani cocolan es krim vanila, dan sedikit saus coklat dan saus strawberry sebagai garnis, tampak menggoda.Â
Beralih ke menu utama, pilihan pertama saya jatuh ke modernist burger. Sebuah burger ukuran besar, dengan isian beef dilengkapi irisan aneka sayur yang terdiri dari kol ungu, wortel, dan bawang bombay, dicampur dengan keju dan saus mayonaise, disajikan bersama dengan french fries dan saus.Â
Menu selanjutnya yang saya coba adalah chicken rice with sambel matah. Hidangan ini berupa nasi putih yang diberi toping telur setengah matang, dan disekitarnya diberi taburan fried chicken yang sudah dicampur dengan sambal matah. Tingkat kepedasan dari sambal matah ini bisa direquest sesuai selera. Kebetulan kali ini sambel matah yang tersaji berlevel medium.Â
Pandangan saya beralih ke spicy tuna mayo. Tampilannya sederhana, hanya nasi putih yang diatasnya diberi topping suwiran ikan tuna yang dibumbui dan disiram saos mayonaise. Tapi rasanya sungguh istimewa. Nasi pulen berpadu dengan gurihnya saos mayonaise dan lezatnya ikan tuna. Menu ini juga juara, meskipun merupakan menu baru, saya yakin akan banyak penggemarnya.Â
Semua makanan sudah saya coba, sekarang giliran mencicipi minumannya. Dari kelima minuman yang ada, saya memilih o-matcha sebagai favorit saya. Campuran green tea dan oreo menghasilkan rasa yang tidak biasa... Anda penasaran ? silakan datang dan coba.
Secara umum menu di Noe Coffee & Kitchen enak semua. Tempatnya juga nyaman membuat betah berlama-lama. Kisaran harganyapun lumayan terjangkau, mulai dari 10-32 ribu untuk minuman dan 16-48ribu untuk makanan.
Itulah sedikit cerita saya tentang salah satu kedai kopi yang ada di Jogja, yang cocok untuk hang out bareng teman atau keluarga. Atau kalau males ke sana karena alasan cuaca, bisa order by go food juga.