Mohon tunggu...
Sapraji
Sapraji Mohon Tunggu... Konsultan Politik | Manajemen | Analis Kebijakan Publik | Peneliti | Penulis

Founder & CEO IDIS INDONESIA I Analis Kebijakan Publik | Konsultan Politik I Transformasi Digital I Riset I Advokasi Publik #Knowledge for Public Good

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Jalan Sehat, Sampah Menumpuk

1 Agustus 2025   07:12 Diperbarui: 1 Agustus 2025   07:12 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Car Free Day (CFD) Kota Depok . (Sumber Foto: Merdeka.com)

"Car Free Day Depok di Persimpangan Gagasan dan Sampah Perkotaan ".

Setiap Minggu pagi, Jalan Margonda Raya di Kota Depok berubah menjadi ruang publik yang penuh energi. Sejak pukul 06.00 hingga 09.00 WIB, warga tumpah ruah mengikuti Car Free Day (CFD) ajang rekreasi mingguan yang menggabungkan aktivitas fisik, hiburan, dan pasar rakyat.

Menurut laporan resmi Pemkot Depok dan pantauan media lokal, CFD perdana pada 4 Mei 2025 dipadati ribuan warga dari dalam dan luar kota, membanjiri ruas jalan sepanjang 2,45 km dari U-Turn Dahlia hingga simpang Juanda. Warga melakukan joging, senam aerobik, bersepeda, hingga berbelanja di stan-stan UMKM. Sebuah gambaran kota yang sehat, hidup, dan penuh interaksi sosial setidaknya di permukaan.

Namun, setelah jarum jam menunjukkan pukul sembilan, wajah lain CFD mulai terlihat. Sampah plastik dan limbah makanan berserakan di trotoar, jalan, dan saluran air. Pemandangan kontras ini menimbulkan pertanyaan penting: benarkah ini ruang publik yang sehat? Atau justru CFD sedang memperlihatkan kegagalan tata kelola ruang kota yang berkelanjutan?

Mengapa Sampah Terus Menumpuk?

Pengamatan langsung dan laporan media lokal seperti Radar Bogor menyebut bahwa pelaksanaan CFD Minggu, 27 Juli 2025 menghadirkan persoalan klasik terkait sampah. Warga mengeluhkan minimnya tempat sampah di sepanjang Jalan Margonda, sehingga sampah plastik dan bungkus makanan berserakan di trotoar dan saluran air. 

Seorang pengunjung bernama Ilyas dari Kelurahan Kalimulya menyatakan: "Banyak sampah sekarang di CFD... banyak warga secara sembarangan membuang sampah," dan menyarankan agar Pemkot Depok menyediakan lebih banyak tempat sampah portabel selama CFD berlangsung.

Masalah ini bukan baru. Sejak beberapa tahun lalu, keluhan terkait minimnya fasilitas kebersihan sudah muncul. Namun Pemkot belum menunjukkan respons sistematis yang memadai. CFD seakan dibiarkan berlangsung secara "otomatis", tanpa evaluasi kelembagaan dan manajemen lapangan. 

Kampanye Simbolik Tanpa Tindak Lanjut

Pemerintah Kota Depok sebenarnya pernah meluncurkan kampanye "Depok Kece: Bumi Tanpa Polusi Plastik, Bumi Jadi Asik" pada CFD tanggal 15 Juni 2025. Bahkan Wali Kota Supian Suri turun langsung memungut sampah bersama Forkopimda dan komunitas jurnalis. Kampanye ini tentu patut diapresiasi. Namun sayangnya, langkah tersebut masih bersifat simbolik dan belum dilanjutkan dengan kebijakan struktural yang berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun