Mohon tunggu...
Santi Suhermina
Santi Suhermina Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger, novelis, teacher

A happy mom, a lucky wife and a beloved daughter

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Kampung Nila Slilir dan Dongeng Sokrates

27 Juni 2021   22:18 Diperbarui: 28 Juni 2021   06:17 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bicara tentang ikan nila membuat saya teringat akan cerita fable Pakde Sokrates. Dongeng Yunani kuno ini bercerita tentang persahabatan antara nila merah dan kecebong dalam sebuah kolam. Nila merah tidak percaya saat kecebong mengatakan ia memiliki kaki kecil dan akan tumbuh menjadi katak dewasa. Seiring waktu mereka tumbuh bersama. Kecebong telah tumbuh menjadi katak dan keluar meninggalkan kolam. Ikan nila merah pun tumbuh dewasa dan tak pernah lagi melihat sahabatnya.

Sepeninggalan katak, nila merah sangat kesepian dan merindukan sahabatnya. Hingga suatu hari katak datang kembali ke kolam untuk mengunjungi ikan nila. Mereka senang sekali akhirnya bisa bertemu setelah sekian lama terpisah. Katak menceritakan pengalamannya di darat. Bagaimana ia bisa bertemu dengan binatang-binatang darat lain yang menakjubkan. Ada sapi, ayam, gajah dan banyak lagi. Ikan sangat takjub mendengarnya. Ia ingin mencoba naik ke darat dan merasakan pengalaman yang sama. Namun sayang saat melompat ke darat ia kehabisan nafas dan katak mendorongnya ke air lagi sehingga ia selamat.

Di kolam, ikan nila pun belajar memahami bahwa ada hal-hal dalam hidup yang tidak bisa kita lawan. Namun bukan berarti kita boleh diam saja. Ia akhirnya mengasah kemampuan berenang dan bertahan hidup di air. Ia tak lagi memaksakan diri naik ke darat namun ia memaksimalkan potensi kemampuannnya tanpa harus meninggalkan habitat.

proses pembibitan
proses pembibitan
Semangat katak tercermin dalam keberanian warga kampung Bakalan Krajan Slilir kota Malang. Keinginan untuk berinovasi pada hal-hal baru, keluar dari zona nyaman dan menerima tantangan, bermimpi dari kelas start up di kampung hingga menjadi top 99 Inovasi nasional dalam gelar Sinovic kepmenpen RB tahun 2021. Dengan berbadan hukum resmi yang ditandatangani di depan notaris, kampung Slilir memiliki bekal kuat dan siap berjuang menjadi yang terdepan.

Di sisi lain semangat ikan nila yang mampu mengoptimalkan diri tanpa harus keluar meninggalkan kampung habitatnya menjadi sesuatu yang patut diapresiasi. Banyak orang desa skeptis dengan lingkungan sekitarnya dan lebih silau dengan dunia luar. Warga kampung Bakalan Krajan justru mampu merintis ekonomi kreatif dengan memaksimalkan segala potensi yang ada.

Melalui budidaya nila bioflok mereka berusaha mewujudkan mimpi bahwa pandemi  bukan berarti kreatifitas dan inovasi terhenti. Menyerah pada kondisi bukanlah pilihan yang tepat untuk saat ini. Mungkin dalam perjalanannnya tidak mudah. Masalah-masalah internal kerap muncul namun mimpi yang sama mampu menyatukan kaum muda dan para sesepuh untuk saling bekerjasama menuju desa mandiri.

doc. pribadi
doc. pribadi
Berawal dari konsep gerakan kampung tematik yang menjual potensi lokal menjadi sebuah destinasi wisata yang berujung pada peningkatan ekonomi menjadi daya dorong kuat untuk bergerak. Namun kondisi pandemi tidak memungkinkan bagi warga kampung Bakalan Krajan untuk fokus pada pengembangan desa wisata. Seperti halnya dongeng ikan nila yang tak mampu menembus darat, ia tidak berhenti. Ia terus bergerak memaksimalkan dari dalam. Warga kampung Bakalan Krajan mungkin sementara ini belum bisa menjadi desa wisata namun prestasi top nasional yang diraih menjadi sebuah pengalihan mimpi yang jenius.

Mengapa warga memilih budidaya ikan nila? Alasannya mudah. Ikan nila masih dan akan terus menjadi primadona yang mampu mendongkrak ekonomi lokal. Selain itu mereka mampu dan memahami konsep pembudidayaan ikan nila mulai dari proses hulu sampai hilir mulai dari pembibitan, pemeliharaan, sampai pemasaran. Kita bisa pesan ikan nila dari yang mentah sampai yang matang. Bahkan produk olahan ikan seperti krupuk dan abon pun sudah dipasarkan. Benar-benar paket komplit. Ini yang saya suka.

Selain itu kita juga bisa lho ikut berinvestasi dan memiliki kolam sendiri. Anak-anak muda kampung Slilir siap diajak bekerjasama mulai membuatkan kolam, mengajari cara merawat sampai panen. Bahkan jika kita kesulitan dalam memasarkan mereka siap membantu. Warga Slilir menyediakan beberapa paket investasi dengan menyesuaikan budget kita. Asyik kan ngobrolin investasi sambil makan ikan bakar dan sambal bawang?

doc. pribadi
doc. pribadi
Pembudidayaan ikan nila di kampung Bakalan Krajan Nila Slilir ini menggunakan inovasi biovlok. Konsep ini terbilang baru karena biasanya ikan nila hanya dibudidayakan di kolam atau tambak. Biovlog irit air karena kita tidak perlu sering-sering menguras. Selain itu biovlok sangat praktis dan tidak membutuhkan lahan luas. Ikan nila yg tumbuh di dalam biovlok tidak berbau tanah dan rasanya gurih.

Beberapa waktu yang lalu kami dari Bolang Kompasiana Malang baru saja panen perdana ikan nila. Menyaksikan ikan-ikan berwarna merah menyala berkejaran di dalam biovlog adalah hiburan saat pandemi yang entah sampai kapan berlalu. Kembali pada dongeng fable Pakde Sokrates, ikan nila tak harus keluar dari air untuk menjadi berdaya. Masyarakat kampung Slilir tidak perlu keluar kampung untuk membuktikan dirinya menjadi top nasional. Dengan semangat belajar dan inovasi dari kisah katak yang mau belajar hal-hal baru, ikan nila dalam biovlog adalah kisah cerita manis untuk anak cucu nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun