Mohon tunggu...
Santi Lisnawati
Santi Lisnawati Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga, dosen. Boleh berbagi tentang pendidikan

Berbagi apa yg boleh dibagi, di rumah jadi ibu rumah tangga, di kampus jadi dosen, di jalan jadi pengembara, dijalani untuk dapat terus berbagi..

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Hidup untuk Bahagia

11 November 2014   19:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:04 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekalipun judul demikian, namun saya percaya setiap kita tentu mengalami kehidupan yang tidak selalu bahagia. Saat merasa menderita dan tidak nyaman menjalani apa yang ada, sesungguhnya kita berusaha mencari agar segalanya kembali menggembirakan dan membahagiakan. Tidak perah ada yang ingin berlama-lama dalam duka, kepayahan dan kesengsaraan.

Meskipun sungguh demikian, bahagia dan sengsara bersifat subyektif. Kita mengira orang hidup tidak bahagia dalam ketidakbebasan, namun sebenarnya ia menemukan bahagia atas apa yang kita lihat. Kita mengira bahwa rang yang menderita, hidup begitu tidak bahagia, namun bisa jadi kita salah menduga bahwa ada bahagia dalam setiap derita.

Sungguh bahagia itu misteri yang pada setiap hela napas, dan setiap lapis kehidupan. Mudah untuk menemukan bahagia, mana kala kita menikmati segala yang ada, yang menjadi garis hidup. Bahagia itu dekat sedekat urat leher kita.

Setiap manusia memiliki sistem pengaturan tubuh dimana hormon bekerja. Hormon yang menjadi racun dan menjadi obat akan aktif bergantung pada bagaimana cara kita mensikapi sebuah keadaan. Hormon kebahagiaan ada didalam tubuh. Mana yang akan kita aktifkan hormon kebahagiaan atau kesengsaraan, tentu bergantung kepada pilihan kita.

Hormon kebahagiaan memicu tubuh menjadi lebih sehat, memiliki kekebalan tubuh yang lebih baik, anti penuaan dan stres. Tentu sebaliknya dengan yang tidak bahagia, tubuh mudah terpicu stress, penuaan dini dan pemicu sel kanker. Bagaimana agar hormon kebahagian aktif dalm tubuh kita.

Itu pula yang ditulis Haruyama (2014:19-20)dalam The Miracle of Endorphin. Banyak orang yang menjadi sehat dan normal dari penyakit fisik maupun psikis, dengan mengaktifkan hormon kebahagiaan, hormon endorphin yang dianggap sebagai morfin dalam otak.Memicu suasana hati dan kebahagiaan. Meskipun cara yang terbilang sederhanauntuk bisa sehat yaitu dengan melakuan perawatan three in one melalui makanan, olah tubuh dan meditasi. Namun butuh upaya keras dan konsisten. Setiap kita mampu melakukannya.

Menjaga asupan makanan yang kaya protein dan rendah kalori. Melakukan olah tubuh untuk membentuk otot dan membakar lemak. Meditasi untuk mengarahkan diri pada pikiran positif. Serta hal lain yang dilakukan adalah pemijatan. Namun dibalik semua itu terdapat sebuah rahasia yang bekerja dalam membantu penyembuhan dan meningkatkan suasana hati yiatu hormon kebahagiaan.

Setiap kita memiliki dan mampu untuk mebangkitkan hormon kebahagiaan pada setiap apapun yang kita lakukan. Namun pelepasan hormon kebahagian ini ada yang bersifat sementara dan ada yang abadi. Kita bisa bahagia saat berhasil mendapatkan sesuatu dengan cara-cara yang tidak benar, saat itu hormon endorphin dilepaskan, namun itu tidak bertahan lama, karena cara yang digunakan adalah salah, lambat laun kegelisahan akan merasuki jiwa. Apa artinya kebahagiaan siangkat yang harus dibayar dengan kegelisahan yang panjang.

Segala peristiwamemang pantas untuk dilewati dengan beragam kebahagiaan yang dapat kita nikmati. Namun kebahagiaan yang hakiki yang akan bertahan lama dan memberi efek pada kesehatan jiwa. Kebahagiaan sesaat dan menderita berkepanjangan adalah harga yang terlalu murah menukar nikmat Allah dengan kehidupan yang tidak sehat.

Jika pun peristiwa yang laluterjadi dan tidak menyenangkan, kita bisa membuat program ulang dalam benak dengan memperbaiki cara berpikir dengan melihat sisi baik dari apa yang ada. Tidak pernah ada kata buntu dan hancur, selama karunia Allah masih dapat kita nikmati. Kehidupan yang amat berharga patut disyukuri.

Selamat berlatih, get more endorphin

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun