Namun takdir dan karma berbicara lain, ibu Ni Gusti Made Srimin meninggal pada pagi hari, Sabtu, 3 Maret 2018, di Singapura. Bapak Pande Wayan Suteja Neka beserta anak-anak mendampingi saat-saat beliau berangkat. Amor ring acintya. Om ksama sampurna ya nama swaha.Â
Om asato ma sat gamaya, Tamaso ma jyotir gamaya, Mrityor mam ritam gamaya.....Ya Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, bersatulah sang atman, Engkaulah yang Maha Sempurna, bimbing kami semua mencapai kebenaran, dari jalan gelap menuju terang, dari kematian menuju keabadian.
Wajah lelah dan penuh duka terpancar dari seluruh anggota keluarga, dari seorang pria tua, Pande Wayan Suteja Neka, yang begitu mencintai istrinya. Begitu banyak rangkaian bunga di halaman rumah mereka, Gallery Seni Neka. Begitu banyak para sahabat yang dating berkunjung, juga warga banjar, dalam rangkaian upacara mekingsan di geni.
Aku ingin belajar dari cinta kasih sejati seorang Pande Wayan Suteja Neka dan Ni Gusti Made Srimin...... bahwa, cinta yang menguatkan mereka untuk menjalani hari-hari bersama, bahwa, kebahagiaan hadir dalam beragam cara, dalam cinta tentang seni dan budaya, yang hadir di tengah kehidupan mereka berdua.