Mohon tunggu...
Santi AnnaSimatupang
Santi AnnaSimatupang Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Senja dan Penikmat Kopi

Santi Anna Simatupang, lulusan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia adalah penulis yang berasal dari Pangaribuan, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Menulis dan membaca adalah kegemarannya sambil menyeruput secangkir kopi.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Minyak Goreng Masih Mahal dan Langka di Pasaran, Berikut 3 Penyebab Minyak Goreng Masih Mahal

9 April 2022   11:45 Diperbarui: 9 April 2022   11:47 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iustrasi minyak goreng mahal dan langka. Sumber foto : Nova Wahyudi/AntaraFoto

Sudah beberapa bulan terakhir, harga minyak goreng di Indonesia melonjak tinggi. Kenaikan harga ini membuat orang bertanya-tanya, mengapa harga minyak goreng sangat mahal. 

Bahkan di beberapa supermarket, harga minyak goreng ukuran dua liter telah mencapai harga Rp. 50.500,- per kemasannya. Harga yang sangat mahal untuk di mengingat Indonesia memiliki perkebunan kelapa sawit yang luas.

Hal ini terjadi karena ada perbedaan harga Rp. 8.000 per liter antara minyak goreng curah hasil Domestic Market Obligation (DMO) dengan harga ekspor. Inilah yang diduga menjadi salah satu penyebab harga minyak goreng mahal.

Menurut Mendag, ada dua kemungkinan yang menjadi penyebab minyak goreng menjadi mahal dan langka dipasaran. Pertama, karena kebocoran untuk industri yang kemudian dijual dengan harga tidak sesuai dengan patokan pemerintah. Kedua, ada penyeludupan dari sejumlah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Sebenarnya, apa yang membuat minyak goreng mahal di Indonesia? 

Berikut ada tiga alasan mengapa harga minyak goreng melonjak tinggi di Indonesia.

1. Dampak Pandemi Covid-19

Hal pertama yang menyebabkan minyak goreng mahal adalah adanya Pandemi Covid-19. Situasi ini memang memberikan banyak dampak, tidak hanya dibidang kesehatan namun bisa berdampak pada bidang ekonomi termasuk naiknya harga barang-barang pokok. 

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Oke Nurwan  mengatakan pandemi covid-19 turut mempengaruhi penurunan pasokan minyak sawit dunia, seiringnya dengan turunnya produksi di Malaysia sebagai salah satu penghasil sawit terbesar. Beliau juga menyebutkan, pandemi covid-19 juga menyebabkan gangguan logistik seperti berkurangnya jumlah kontainer dan kapal.

2. Harga Minyak Nabati Dunia Melonjak

Menurut Hempri, alasan mengapa minyak goreng langka dan mahal disebabkan oleh beberapa faktor. Hal kedua dilihat dari meningkatnya harga Crude Palm Oil (CPO) sehingga membuat pedagang lebih memilih menjual produknya ke luar negeri.

Menurut data dari Mendag, hingga Januari 2022 harga rata-rata CPO dunia mencapai Rp. 13.244 per kilogram. Harga tersebut naik sekitar 77 % dibandingkan dengan Januari 2021. 

Menurut data dari investing.com, harga CPO telah berada dilevel US$ 2.010 per ton pada Rabu, 9 Maret 2022 di Bursa Komoditas Rotterdam. 

Perang Rusia-Ukraina juga memunculkan kekhawatiran terjadinya kelangkaan minyak nabati di dunia. Hal ini disebabkan karena negara Ukraina merupakan salah satu negara penghasil minyak nabati dunia berbasis bunga matahari. 

Perang antara kedua negara tersebut dapat mengganggu pasokan minyak bunga matahari di wilayah benua Eropa dan sekitarnya. Hal ini mengakibatkan terganggunya permintaan CPO global dan harga minyak sawit melonjak.

3. Adanya Peningkatan CPO Untuk Program Biodiesel

Program Biodiesel adalah program pemerintah yang mewajibkan pencampuran CPO dalam bentuk FAME (Fatty Acid Methyl Ester) dengan bahan bakar minyak jenis Solar. Penerapan Biodiesel diharapkan dapat mengurangi impor BBM dan dapat meningkatkan devisa negara.

Program Biodiesel ini turut membuat harga minyak goreng mahal, karena tahun ini konsumsi CPO untuk biodiesel akan ditingkatkan.

Rencananya, pemerintah akan meningkatkan angka kebutuhan biodiesel pada tahun 2022 sebanyak 7,84 % menjadi 10,15 juta kiloliter dari 9,41 juta kiloliter ditahun 2021. Pemenuhan kebutuhan biodiesel tahun 2022 akan diemban oleh 22 badan usaha dengan kapasitas terpasang 15,49 juta kiloliter.

Demikianlah tiga alasan mengapa minyak goreng untuk saat ini masih mahal dan langka. Kita doakan agar pemerintah segera menemukan solusi yang cepat untuk mengatasi masalah minyak goreng ini.

Semoga bermanfaat.

(Anna)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun