Belum lama ini season kedua dari anime Attack on Titan (Shingeki no Kyojin) telah tayang, anime yang diadaptasi dari komiknya ini menceritakan kisah tokoh utama bernama Eren Yeager. Singkat cerita sebuah fiksi dimana kondisi manusia diujung kepunahan, para raksasa beraneka ragam ukuran entah darimana muncul dan melahap manusia yang ditemuinya. Sebagai upaya bentuk perlindungan, manusia yang selamat membuat sebuah kota dengan dinding raksasa disekelilingnya yang dibagi menjadi 3 area : Wall Maria (luar), Wall Rose (tengah), dan Wall Sheena (dalam). Selain itu mereka pun membentuk sekelompok pasukan elite yang sigap melindungi kota dari serangan para raksasa tersebut.
Selama beratus-ratus tahun upaya yang mereka lakukan berhasil menghalau serangan brutal para raksasa, namun keadaan berubah seketika manakala raksasa dengan ukuran sangat besar yang dijuluki Colossus Titan (setinggi 60 meter) muncul secara tiba-tiba dan sesosok Armored Titan (raksasa ukuran sedang dengan kemampuan spesial) menyerang pintu masuk kota yang mengakibatkan para raksasa lainnya dapat leluasa masuk memburu para manusia. Sontak kekacauan terjadi, kepanikan dimana-mana, korban pun berjatuhan, dan para manusia mengevakuasi diri mereka menuju bagian tengah kota (Wall Rose). Naas bagi Eren Yeger tatkala ia tak mampu menyelamatkan ibunda tercinta terperangkap di reruntuhan rumah akibat kebrutalan para raksasa dan melahapnya. Setelah kejadian memilukan itu, Eren Yeager, saudara adopsinya Mikasa Ackerman, dan sahabat dekatnya Armin Arlert memutuskan bergabung dalam pasukan elite guna membasmi para raksasa.
Plot Attack on Titan season pertama bisa dikatakan sangat menarik, alur cerita walau disajikan singkat dengan total 25 episode benar-benar diluar dugaan. Contohlah disuatu ketika disaat misi merebut Wall Maria, tokoh utama Eren Yeager tewas mengenaskan dilahap raksasa. Kejutan hadir manakala entah darimana asal muasal kekuatan, Eren bertransformasi menjadi sesosok raksasa (hampir seukuran atap rumah lantai 2) dan membabibuta menghabisi para raksasa yang menyerang kota. Kemampuan Eren jelas diluar nalar dan dianggap sebagai ancaman, namun ia berhasil membuktikan dirinya sebagai bagian dari para manusia. Eren, Mikasa, Armin, dan rekan-rekan lainnya saling bahu membahu membebaskan manusia dari ancaman para raksasa.
Dibalik peristiwa yang dialami Eren, tumbuh misteri akan keberadaan adanya para raksasa bersembunyi diantara manusia. Kejadian-kejadian ganjil yang terjadi memberikan sinyal bahwa kecurigaan selama ini memang benar, terlebih dengan hadirnya Female Titan. Raksasa ukuran sedang berwujud wanita ini tergolong unik manakala mayoritas raksasa berwujud pria, bukan saja karena faktor kekuatannya yang besar tetapi lincah dan sangat pandai. Eren yang bertransformasi menjadi raksasa diawal pun tak mampu mengalahkannya, namun anehnya dikala kondisi Eren yang tak lagi berdaya, Female Titan memilih kabur dan hilang.
Sekilas apa yang diatas merupakan potongan cerita dari season pertama Attack on Titan. Selang 2 tahun dari penayangannya pertualangan Eren dan rekan-rekannya kini berlanjut, dimana Eren mencaritahu asal mula kekuatannya dan misteri keberadaan para raksasa. Pembuka season kedua pun telah tayang dan lagi-lagi memberikan kejutan. Bagian tembok raksasa yang retak disaat Eren berupaya menghalau Female Titan yang terdesak hendak kabur (terkuak di akhir credit title episode akhir) ternyata mengungkapkan rahasia adanya raksasa masih hidup yang tertimbun didalamnya, sungguh mengejutkan bahwa nyatanya rahasia tersebut sebenarnya telah diketahui oleh pihak-pihak tertentu yang tetap bungkam. Dilain pihak, para raksasa sudah merangsek masuk kedalam Wall Rose dan kemunculan raksasa ukuran besar berwujud kera atau dijuluki Beast Titan yang mampu berkomunikasi layaknya manusia menambah tanda tanya akan seperti apa kelanjutan cerita anime ini.
Dibalik kisah menarik dan terkenalnya anime Attack on Titan, Penulis ingatkan bahwa anime ini tidak cocok untuk kalangan anak kecil hingga remaja. Anime Attack on Titan dapat dikategorikan sebagai anime bermaterikan kekerasan dan brutal, jadi Penulis sarankan agar para orangtua kiranya mengawasi tontonan (jenis atau genre apapun) yang dikonsumsi oleh anak-anaknya mengingat maraknya media layaknya situs berbagi video maupun situs streaming diluar sana. Tontonan memang memiliki dampak jangka panjang kepada perkembangan sikap dan sifat anak, tetapi kembali Penulis ingatkan bahwa bentuk perhatian kasih sayang orangtua, pendidikan yang menunjang, dan ilmu agama yang baik apabila diterapkan dengan optimal serta menjaga pergaulan mampu menetralisir hal-hal negatif yang diakibatkan. Sehingga tidak ada lagi alasan dadakan bahwa film menjadi cikal bakal menginspirasi seseorang berbuat kejahatan terlebih menghilangkan nyawa orang lain. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
