Lama juga tak menulis di Kompasiana. Dikarenakan ada kesibukan bareng teman dan momentum Bulan Ramadhan maka Penulis pun memutuskan untuk rehat menulis. Dikala bara untuk menulis di Kompasiana kian redup, memang cukup sulit untuk kembali memulai agar giat lagi.
Kali ini Penulis ingin membahas prihal marketing. Dikutip dari Wikipedia, "Marketing atau pemasaran adalah aktivitas dan proses menciptakan, mengomunikasikan, menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran yang bernilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat umum".Â
Dan salah satu kegiatan dari marketing ialah promosi, yaitu upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi, produsen atau distributor mengharapkan kenaikannya angka penjualan.
Contoh kegiatan promosi paling umum ialah dengan cara beriklan baik itu di beragam media, cetak maupun elektronik. Cara ini digadang-gadang merupakan cara paling ampuh, mudah, dan cepat agar produk yang ditawarkan menjangkau orang banyak. Namun perlu diperhatikan bahwa cara ini dapat memakan biaya yang sangat besar tergantung seberapa luas konsumen yang ingin dijangkau dan berapa lama jangka waktu campaign promosi dilakukan.
Bagi produsen baru atau Anda yang sedang memulai berwirausaha dimana memiliki sumber daya terbatas, menggelontorkan nominal uang dengan jumlah besar untuk promosi tentu bukan sebuah langkah bijak. Strategi dan kalkulasi yang tidak tepat serta ketidakpastian pasar dapat membuat Anda mengubur impian mencapai kesuksesan hingga gigit jari gulung tikar.
Lantas apa yang perlu Anda lakukan? Di satu sisi sumber Anda terbatas, sedangkan di sisi lain produk atau jasa yang Anda kembangkan harus bisa menjangkau orang banyak atau dikenal luas.
Untuk menjawab pertanyaan diatas, Penulis mengajak pembaca untuk mengarahkan haluan pada brand Apple.
Kiranya siapa yang tidak mengenal Apple, produsen teknologi mendiang Steve Jobs yang terkenal akan inovasi produk-produknya seperti Macbook, iMac, iPhone, dan sebagainya.
Jika Anda pernah membeli produk Apple, tentu tidak asing dengan stiker logo Apple yang disematkan dalam paket penjualannya. Lalu pertanyaannya ialah mengapa perusahan sebonafit Apple masih melakukan hal tersebut (menyematkan stiker logo Apple)?
Dengan Apple setenar di seluruh penjuru muka bumi sekarang ini, mungkin dari Anda pembaca berpikiran bahwa langkah yang Apple lakukan sesuatu yang konyol. Akan tetapi jika diamati dari sudut pandang marketing, apa yang Apple lakukan adalah sebuah langkah yang smart. Mengapa?
Smart karena Apple disaat mereka menjual produknya, namun disaat bersamaan Apple juga melakukan kegiatan promosi melalui stiker logonya.
Sadar tidak disadari ketika Anda membeli produk Apple, Anda telah menjadi salah satu penggiat atau bagian dari media promosi mereka. Sederhana saja, bukan hal yang jarang ketika individu pasca membeli produk Apple kemudian memampang stiker logo Apple tersebut semisal di kendaraan pribadinya.
Smart bukan? Dengan begitu Apple tanpa susah payah harus beriklan mahal di media cetak maupun elektronik. Anda selaku konsumennya justru dengan senang hati dan berbangga diri menyebarluaskan brand mereka ke pelosok bahkan mungkin lokasi terpencil dimana masih ada orang yang tidak tahu Apple itu apa.
Apakah strategi sederhana diatas berpengaruh kepada tingginya peniualan produk Apple? Tentu hal itu perlu ditelaah lebih dalam, namun sebagai catatan agar sebuah brand dapat menjual produknya maka setidaknya salah satu syarat yang musti terpenuhi ialah brand tersebut perlu dikenal.
Bagaimana mungkin Anda menjual produk atau jasa jika calon konsumen tidak tahu keberadaan eksistensi Anda, tidak tahu produk dan jasa apa saja yang Anda tawarkan, dan lain sebagainya.
Apakah ada cara murah dan mudah lain untuk berpromosi selain membuat stiker? Banyak, Anda juga bisa melakukan dengan membuat aneka merchandise seperti gantungan kunci, pulpen, kaus, topi, mug, lanyard, pin, dan aneka macam lainnya sebagai media promosi. Dan yang terpenting dari kesemuanya ialah merchandise yang Anda berikan cuma-cuma itu harus mencakup aspek yaitu menarik, jelas, informatif, dan sebisa mungkin juga memiliki manfaat.
Kita sadar bahwa teknologi informasi berkembang, apa-apa kini serba online dan lewat media sosial. Namun perlu diingat bahwasanya cara lama bukan berarti usang dan harus ditinggalkan, begitupun cara dalam mempromosikan produk maupun jasa.
Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
