Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tidak Ada Satupun Keyakinan yang Mengajarkan Terorisme

2 April 2021   14:41 Diperbarui: 2 April 2021   14:44 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Lawan Terorisme (Sindonews)

"Letak kekurangan itu ada pada manusianya"

Mengawali artikel ini, maksud awal Penulis ialah berusaha agar meluruskan terhadap salah kaprah cara pandang orang terhadap terorisme. 

Penulis melihat tak sedikit kalangan menanggapi bahwa terorisme merupakan suatu bentuk ketidakpahaman individu terhadap apa yang dimaksud dengan jihad yang otomatis lingkup ini berkaitan erat dengan ajaran agama Islam. Penulis sarankan sebaiknya kita berhenti untuk berpikiran demikian. 

Harus ada kesepakatan bersama baik dari semua pihak baik itu pemerintah, para ulama dan tokoh agama, serta masyarakat agar sama-sama menggaungkan bahwasanya terorisme adalah mereka individu-individu yang ingin merusak dan mengganggu kedamaian di negeri ini serta tidak ada kaitannya terhadap agama dan keyakinan maupun golongan manapun.

Kenapa Penulis katakan seperti itu? Apa yang Penulis analisa dari apa yang teroris lakukan yaitu justu sebagai upaya mendeskreditkan Islam dengan maksud tujuan agar dibenci. 

Mereka mempropaganda individu-individu yang lemah akal dan imannya agar dapat atau mau melakukan hal-hal buruk mengatasnamakan perjuangan dan kebenaran.

Dalam konteks perjuangan nampaknya ada pemutarbalikkan makna dimana jihad yang dimaknai guna tujuan baik justru dibentuk agar merusak dan menebar ketakutan, namun tujuan akhirnya ialah membentuk kebencian terhadap suatu golongan.

Terorisme kerap kali mempersepsikan bahwasanya negeri ini dipenuhi oleh keburukan. Namun hal tersebut bukannya membuat mereka berupaya agar menjadikan negeri ini lebih baik, tetapi malah melancarkan aksi teror yang berakibat kondisi negeri ini semakin buruk.

Embel-embel jihad maupun kumpul pengajian kerap kali dijadikan modus operandi para teroris dalam upaya mengkaderisasi calon-calon "boneka" mereka agar mau melakukan aksi teror.

Modus operandi seperti itu bukan tanpa alasan. Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, maka dengan kata lain modus operandi teroris untuk merekrut simpatisannya sangat memungkinkan dan minim menimbulkan kecurigaan di masyarakat. 

Tak heran mengapa sulit sekali sel teroris di negeri ini diberantas seolah-olah beranakpinak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun