Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Simbiosis Mutualisme Anies dan Media Australia

13 Mei 2020   11:50 Diperbarui: 13 Mei 2020   11:58 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Tribunnews)

Sebagaimana dikutip melalui laman Kompas.com. Dalam kesempatan wawancara bersama media Australia The Sydney Morning Herald dan The Age yang telah dipublikasikan pada 7 Mei 2020. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan bahwa Pemprov DKI sudah melacak kasus-kasus potensial terkait Covid-19 sejak Januari 2020.

Kepada dua media asing tersebut, Anies mengaku mulai melakukan sejumlah langkah sejak 6 Januari, setelah mendengar kasus soal virus baru di Wuhan, China yang kala itu masih disebut sebagai pneumonia Wuhan.

Berdasarkan hasil pantauan Pemprov DKI, kasus yang dicurigai terkait Covid-19 itu terus meningkat. Namun, Pemprov DKI saat itu tidak diizinkan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium terkait Covid-19.

Anies akhirnya memutuskan untuk mengumumkan hasil pemantauan yang dilakukan Pemprov DKI kepada publik. Akan tetapi, pernyataan Anies saat itu langsung direspons oleh Kementerian Kesehatan bahwa kami tidak memiliki kasus positif (Covid-19).-

Entah apa yang dibenak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat itu ketika melakukan proses wawancara dengan dua media asing Australia. Siapapun yang membaca informasi ini kiranya menggambarkan seolah-olah ada motif dibelakangnya.

Dalam wawancara tersebut Anies seperti memberikan klarifikasi dan untuk kesekian kalinya ia lakukan pula utarakan kepada media lokal bahwa ia telah mengantisipasi lebih dahulu prihal pandemi Corona di Jakarta.

Penulis menanggapi rasa-rasanya bukan "The Spesial One" Anies Baswedan bilamana dikala ada kesempatan ia tak menciptakan efek kejut yang membuat orang takjub sekaligus geleng-geleng kepala.

Anies selalu ingin membuktikan kepada publik bahwa ia adalah sosok Kepala Daerah yang istimewa. Bagaimana tidak? Sebagaimana dinamakan Covid-19, ihwal pemberian nama virus misterius dari Wuhan itu merujuk kepada tahun ditemukan Coronavirus yaitu 2019. 

Kemudian Komite Taksonomi Virus Internasional menetapkan nama baru virus corona baru di Wuhan menjadi SARS-CoV-2. Penamaan penyakit secara resmi tersebut bertujuan agar mencegah terjadinya kekeliruan atau stigma pada kelompok atau negara tertentu.

Dengan kata lain, dalam jangka waktu kurang dari dua bulan semenjak kasus Corona terjadi di China untuk pertama kalinya pada tanggal 17 November 2019 sebagaimana data pemerintah yang dilihat secara eksklusif oleh media South China Morning Post (SCMP) maka Anies sejatinya tahu lebih dahulu atau sudah memprediksi virus itu akan menjadi pandemi global yang sampai detik ini telah menginfeksi sekitar 4 juta lebih individu dan menyebabkan kematian sebanyak 292.893 jiwa di seluruh dunia. 

Mungkin kemampuan memprediksi itu pula yang Anies Baswedan gunakan ketika membuat keputusan pembatasan operasional TransJakarta yang menyebabkan antrian warga membeludak kesusahan menjalankan aktivitas mereka alih-alih upaya mencegah penyebaran Coronavirus.

Dari wawancara tersebut, Penulis menilai ada hal menarik untuk disimak yaitu mengenai ketertarikan media Australia untuk mewawancarai seorang Anies Baswedan. Entah apakah karena ia seorang Gubernur DKI Jakarta diantara begitu banyak Kepala Daerah lain di Indonesia ataukah memang ada unsur pembeda dimana sosok Anies kerap kali berseberangan dengan pemerintah pusat yang dipimpin Jokowi. 

Namun dibalik dalih wawancara tersebut Penulis memandang ada simbiosis mutualisme terjalin yaitu media asing mendapatkan berita ekslusif mengenai pernyataan dari seorang Gubernur akan pandemi yang terjadi di Indonesia. Sedangkan Anies mendapatkan publisitas gratis yang membuat dirinya semakin dikenal luas.

Lalu bagaimana tanggapan Penulis prihal pernyataan Anies Baswedan kepada media Australia? Waduh kiranya sulit untuk diungkapkan. Bagaimana tidak, boro-boro memikirkan Coronavirus. Sebagai warga Jakarta, Penulis sedang terbawa emosi disebabkan Jakarta saat itu belum lama baru tertimpa musibah kebanjiran. Pak Anies masih ingat tentunya kan, usai perayaan pergantian tahun pada pagi harinya warga Jakarta harus gotong royong mengungsi menyelamatkan diri maupun harta bendanya? Apa media Australia tahu mengenai ini pula?

Dan selang awal tahun hingga bulan Februari, seingat Penulis Ibukota Jakarta kerendam empat kali dan terparah dari musibah banjir-banjir besar yang pernah terjadi di Jakarta sebelumnya. Bahkan ada sampai yang berselang sehari semalam kebanjiran lagi, benar-benar rekor itu.

Lantas apakah karena perhatian Anies Baswedan terhadap Corona menjadikan ia lebih memprioritaskannya ketimbang memikirkan langkah solusi untuk mengatasi ancaman banjir di Jakarta? Entah, tetapi bilamana diamati tidak ada langkah kongkrit yang Anies Baswedan lakukan selanjutnya untuk mengantisipasi ancaman banjir Jakarta. Mungkin tahun 2021, Jakarta tidak bakalan terendam dibenaknya. Semoga dan mari kira sama-sama berdoa.

Selang waktu pula sebelum diumumkannya kasus positif pertama Corona di Indonesia, seingat Penulis juga masyarakat di Jakarta konsen terhadap kisruh revitalisasi Monas yang pohonnya lenyap hingga kini entah kemana, polemik balap Formula-E yang tidak jelas nasibnya imbas Corona, polemik jalur sepeda yang belum terlihat hasilnya, sampai kepada kontroversi revitalisasi Taman Ismail Marzuki. Lantas pertanyaannya bagaimana kita semua bisa konsen terhadap Corona bilamana segudang permasalahan muncul di Jakarta, Pak Anies? 

Jadi menurut Penulis, sudahilah publikasi-publikasi yang tidak perlu Pak Anies. Fokuslah bekerja, perhatikan pula kinerja anak buah Anda dan tolong sering-seringlah turun lihat kondisi di lapangan. Jangan hanya berdiam diri menunggu laporan anak buah. Jakarta ini enggak cukup hanya bermodalkan foto yang membuktikan bahwa telah bekerja.

Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun