Perkembangan E-Sports di Indonesia seiring waktu kian berkembang, dari hari ke hari kini semakin banyak kompetisi E-Sports digelar dengan nominal hadiah yang cukup besar.
Satu dari sekian kompetisi E-Sports yang baru saja terlaksana yaitu Garena & ExG Con mempertandingkan gim Call of Duty Mobile yang berlangsung pada tanggal 14-15 Desember 2019 di Gedung Balai Kartini, Jakarta Selatan.
Sebagai penggemar gim dan turut serta mengikuti perkembangan E-Sports tanah air tentu kesempatan ini Penulis tidak sia-siakan selain faktor acara ini berlangsung tanpa bayaran a.k.a gratis dan iming-iming merchandise COD Mobile. Hehehe.
Tepat satu setengah jam lama menunggu antrean, akhirnya Penulis dapat masuk ke area kompetisi berlangsung.
Sedangkan community stage serta beberapa booth pendukung acara di sisi Timur dimana para pengunjung dapat mencoba aneka games baik console hingga trading card, membeli merchandise, maupun membeli makanan dan minuman di pusat jajanan yang disediakan.
Untuk kompetisi COD Mobile mempertandingkan beberapa tim-tim eSports ternama tanah air, dengan mode Multiplayer Match dimana setiap tim saling beradu 5 lawan 5 pada random map hingga salah satu tim memenangkan setiap stage.
Sedangkan di hari berikutnya, berdasarkan pada jadwal akan dilaksanakan Fun Games COD Mobile Celebrities dimana menggabungkan atlet eSports, tokoh cosplay, Youtuber dan publik figur dalam satu tim. Kemudian dilaksanakan pula babak Final games-games yang dipertandingkan di hari sebelumnya, seperti Tekken, HeartStone, GT Sim, dan PES 2020.
Dengan semakin sering diadakannya kompetisi eSports maka serta merta akan mencetus atlet-atlet E-Sports baru dan ekosistem didalamnya.
Namun maraknya kompetisi E-Sports bukan berarti suatu petanda yang bagus, karena jika Penulis perhatikan kompetisi-kompetisi E-Sports yang seringkali diadakan ditujukan kepada mereka atlet-atlet E-Sports profesional tetapi bukan mereka para pemain gim kalangan amatir.
Alhasil, muncul persepsi "dia lagi, dia lagi". Kalaupun itu memang ada kompetisi E-Sports untuk kalangan amatir, umumnya pelaksanaannya minim akan publikasi dan antusias para sponsor.
Hal yang menjadi pekerjaan rumah lainnya ialah mengenai gim-gim E-Sports yang dipertandingkan. Ini perlu diperhatikan dengan sangat karena jumlah gim-gim yang umum dikompetisikan hanya terbatas pada gim-gim yang digandrungi oleh para gamers saja, padahal gim-gim E-Sports sangatlah banyak dan beragam.
Tentu keadaan ini tidaklah menguntungkan bagi pemain gim kalangan amatir yang berkeinginan menjadi seorang atlet E-Sports profesional.
Oleh karena itu menurut Penulis alangkah baiknya kedepan event-event bertajuk "E-Sports" perlu menyertakan kompetisi bagi kalangan amatir dengan berbagai latar genre gim eSports berikut diadakannya pula "coaching clinic" bagaimana agar menjadi atlet E-Sports profesional?
Jujur saja, Penulis amati hampir seluruh kegiatan E-Sports tidak lepas dari ajang promosi produk semata yang mengincar daya konsumerisme pengunjung. Hal tersebut bukan berarti harus dilarang, namun kiranya kita harus melihat inti poin sebuah event agar bagaimana lebih bermanfaat dan bukan menjadi ajang lalu lalang pengunjung menghabiskan waktunya saja.
Mungkin yang jadi pertanyaannya adalah kenapa hal diatas menjadi penting? Karena sangat jelas, event-event tersebut akan menarik animo publik untuk mengetahui selul beluk soal "E-Sports", jadi mereka tak sekadar datang hanya jadi penonton saja. Dan sebagaimana kita ketahui bersama bahwa gim masih lekat dengan stigma buruk baik dari sisi kecanduan maupun penyebab menurunnya produktifitas individu.
Kemudian dengan adanya event-event bagi kalangan amatir maka secara tidak langsung para sponsor yang ikut serta mendukung terlaksananya acara bisa memanfaatkan momentum tersebut sebagai ajang pencarian bakat dimana mereka dapat melihat langsung pemain gim potensial yang kelak bisa diajak kerjasama berupa sponsorship.
Dari sisi pelaksanaan ExG Con kemarin memang sudah baik akan tetapi Penulis meninjau bahwa konsep event perlu dikembangkan, seperti bagaimana kompetisi E-Sports agar bisa lebih dinikmati bagi penontonnya.
Satu stage besar dimana penonton dapat menyaksikan berlangsungnya kompetisi memang umum digunakan pada suatu event E-Sports, namun tetap memiliki kekurangan dimana semakin banyak jumlah penonton maka jarak pandang untuk menyaksikan kompetisi akan semakin berkurang.Â
Mungkin hal ini bisa dimaklumi melihat bagaimana kondisi tempat berlangsungnya acara, akan tetapi selaku panitia kiranya perlu lebih aware terhadap hal ini dimana setidaknya mereka mempersiapkan beberapa layar agar pengunjung dapat leluasa menyaksikan kompetisi berlangsung.
Sekilas sedikit dari hasil reportase Penulis dalam event Garena & ExG Con, harapan dari Penulis semoga E-Sports tanah air dapat didukung penuh agar terus tumbuh dan berkembang guna melahirkan atlet-atlet E-Sports yang dapat mengharumkan bangsa ini, serta terwujudnya realisasi dibangunkannya stadium bertaraf internasional untuk kompetisi E-Sports.
Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.