Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Metaverse Artikel Utama

Mimpi Tinggi Esports Tanah Air

8 Februari 2019   09:11 Diperbarui: 8 Februari 2019   22:28 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Event esports berskala internasional (hablamosdegamers)

Namun hal tersebut justru disayangkan karena menurut pandangan penulis bahwa banyak sekali di luar sana para pemain berbakat yang tidak tergabung dalam tim profesional. Mereka yang memiliki bakat terpendam sebagai atlet esports akan tetapi bingung mencari serta mengembangkan potensi dalam dirinya.

Seharusnya pemerintah konsen pula terhadap hal ini, pemerintah mencari cara serta turut berperan menjembatani bagaimana agar mereka yang sekadar bermain menjadi seorang atlet esports profesional.

To the point kepada pembahasan kedua, lantas apakah esports sudah patut disertakan dalam kurikulum pendidikan? Jujur saja Penulis katakan tidak layak. Singkatnya kapasitas esports berlandaskan pada lingkup hiburan tetapi bukan pendidikan murni.

Untuk menjadi atlet esports tidak harus memiliki intelektual yang tinggi, apa yang terpenting ialah keinginan pribadi untuk berkembang, kemauan untuk belajar, disiplin, kemampuan bekerjasama, dan intepersonal yang baik.

Oke kita bisa berasumsi andaikan esports masuk menjadi kurikulum bisa menjadikan "pendidikan yang menghibur" tetapi apakah esport memiliki andil sebagai ilmu yang bisa dimanfaatkan dalam dunia kerja (formal). Penulis kira tidak demikian adanya. Kembali penulis ingatkan bahwa negeri ini baru menapaki sebuah industri sportainment di era digital yang bisa dibilang masih samar kemana arah tujuannya.

Boleh dikata esports lebih layak disandingkan menjadi sebuah kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang punya potensi untuk dikembangkan oleh siswa kelak suatu hari nanti (diluar dunia pendidikan formal). 

Namun demikian apabila esports dikategorikan sebagai kegiatan ekstrakurikuler ini pun perlu disosialisasikan kepada orangtua murid, agar mereka memahami maksud tujuannya dan jangan sampai orangtua merasa dibebankan sehingga tidak menimbulkan mispresentasi mengenai esports maupun stigma buruk permainan semisal pengaruhnya terhadap prestasi siswa di sekolah.

Banyak hal yang musti negeri ini kejar prihal esports akan tetapi tidak ada istilah kata terlambat, kita masih dapat mempelajari dan mengembangkan esports tanah air agar melahirkan atlet-atlet esports berbakat untuk bagaimana mencapai prestasi serta mengharumkan nama bangsa Indonesia di kemudian hari.

Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun