Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pilpres 2019 Tanpa Prabowo?

30 Juli 2018   09:30 Diperbarui: 30 Juli 2018   21:40 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nasional.kompas.com

Seperti kita ketahui bersama dalam beberapa hari kedepan tepatnya tanggal 4 - 10 Agustus 2018 ialah waktu dimana setiap partai-partai politik mendaftarkan kandidat presiden dan wakil presiden yang mereka usung. 

Pendaftaran ini merupakan proses awal dari keseluruhan tahapan sebelum pasangan kandidat presiden dan wakil presiden ditetapkan secara sah telah memenuhi persyaratan baik kesehatan dan berkas, kemudian akan diumumkan kepada publik pada 20 September 2018 mendatang.

Hingga kini nama-nama yang santer terdengar akan menjadi kandidat calon presiden antara lain Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Joko Widodo atau Jokowi yang kini menjabat sebagai Presiden RI dipercaya untuk meneruskan kepemimpinan oleh partai-partai pengusung seperti PDIP, Nasdem, Hanura, Golkar, PSI, PKPI, PPP, dan Perindo. 

Sedangkan Prabowo didukung oleh partai oposisi seperti Gerindra, PAN, PKS, dan PBB. Apabila keduanya benar-benar maju ke dalam kompetisi Pilpres 2019 maka hal ini seperti mengulang apa yang terjadi di Pilpres 2014 lalu. 

Diantara kandidat calon presiden, keduanya baik Jokowi dan Prabowo hingga kini belum menentukan siapa sosok yang akan mendampingi mereka sebagai cawapres.

Sekelumit pertanyaan dan spekulasi mengenai siapa yang menjadi cawapres, kabar mengejutkan hadir dari kubu Prabowo dimana pernyataannya pada saat menghadiri acara Ijtima' Ulama GNPF hari Jum'at pekan lalu bahwa ia siap tidak diusung rakyat apabila hal itu diperlukan demi kepentingan rakyat Indonesia pada Pilpres 2019. Namun ia tetap siap menjadi alat umat dan alat rakyat Indonesia di pilpres 2019 dan berkomitmen untuk berjuang demi kepentingan rakyat Indonesia di tengah persoalan yang dihadapi.

Pernyataan Prabowo ini pun seketika menjadi buah bibir, beberapa media mensinyalir pernyataan tersebut memungkinkan munculnya kandidat pasangan presiden dan wakil presiden yang baru. 

Nama Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pun digadang-gadang merupakan sosok yang sepadan apabila Prabowo benar-benar jadi mundur dalam konstelasi Pilpres 2019.

Menanggapi kabar tersebut menurut pandangan Penulis hal itu kemungkinan besar tidak akan terjadi. Tidak adanya Prabowo maupun menghadirkan nama Anies-AHY sebagai kandidat calon presiden dan wakil presiden diibaratkan seperti laga Final Champion akan tetapi salah satu tim hanya memainkan para pemain cadangannya. 

Mengapa Penulis katakan seperti itu dikarenakan menurut Penulis hingga kini belum ada sosok vokal yang kuat dan memiliki kedudukan layaknya Prabowo untuk didaulat sebagai calon Presiden dan sanggup menghadapi ketenaran Jokowi. Jika memang ada nama lain, siapa dan apakah ia sosok terpandang oleh partai politik manapun?

Jika menelaah lebih dalam baik nama Anies dan AHY masih dipandang hanya pantas menyandang calon cawapres saja, itupun berdasarkan survey. Secara kedudukan, mohon maaf Anies dan AHY bukanlah siapa-siapa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun