Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menguasai Pasar Tidak Selalu dari Presentasi Menarik

23 April 2018   11:13 Diperbarui: 23 April 2018   18:29 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti apa yang diprediksi diawal sebelumnya, dimulai dari pertengahan bulan Maret lalu sampai akhir bulan April ini beberapa produsen ponsel pintar kembali memperkenalkan produk-produk unggulannya. Mereka tidak sekedar berlomba-lomba menyuguhkan teknologi terbaru maupun fitur yang sedang trend, melainkan turut menyertakan presentasi yang menarik untuk disimak.

Layaknya produsen ponsel pintar yang pamornya kian melesat di Indonesia, Xiaomi. Setelah meluncurkan produk-produk terbaru di awal tahun 2018, seperti Redmi 5a, Redmi 5, dan Redmi 5 Plus. Xiaomi kembali memperkenalkan ponsel pintar terbaru mereka yaitu Redmi Note 5.

Sebagaimana diketahui seri Redmi Note 5 memiliki 2 versi yaitu versi India dan Cina. Kedua versi memiliki spesifikasi yang sedikit berbeda dimana versi India menerapkan kamera depan sebesar 20MP f/2.2 LED Flash dan kamera belakang dual camera (12MP f/2.2 + 5MP f/2.0), sedangkan versi Cina menerapkan kamera depan 13MP dan kamera belakang dual camera (12MP f/1.9 + 5MP f/2.0, dual pixel). Dan Xiaomi membawa versi Cina untuk pasar di Indonesia.

Secara kesimpulan melalui live streaming acara berlangsung yang Penulis amati, presentasi yang Xiaomi kemukakan sangatlah menarik. Beberapa keunggulan dari Redmi Note 5 dipaparkan, diantaranya sebagai produk pertama yang membenamkan processor Quallcomm Snapdragon 636, AI Dual Camera, kemampuan kamera menghasilkan gambar berkualitas bahkan saat kondisi low-light, dan tentunya harga yang menggoda.

Namun dalam pemaparan presentasinya ada sedikit kejanggalan terjadi. Ketika slide menampilkan video komparasi benchmark antara Redmi Note 5 dengan beberapa ponsel pintar pesaing lainnya, seperti Samsung Galaxy A8, Vivo V9, dan Oppo F5. Xiaomi justru tidak menyertakan produk Oppo F7 sebagai bagian dari komparasi melainkan produk Oppo F5 yang jelas-jelas produk tahun 2017 lalu.

Hasilnya pun tak perlu dipertanyakan, Xiaomi unggul diantara ketiga ponsel pintar yang ada. Akan tetapi mengingat seri Oppo F7 sudah release lebih dahulu (sekitar pertengahan bulan Maret 2018), apakah presentasi yang Xiaomi paparkan tidak up to date? Sedangkan di slide presentasi berikutnya, Xiaomi menyertakan Oppo F7 dalam komparasi fitur dan harga.

Mengacu pada pertanyaan tersebut mungkin sudah dari jauh-jauh hari telah terjawab bahwasanya Oppo F7 dalam beberapa hasil test benchmark memiliki nilai lebih tinggi ketimbang Redmi Note 5. Baik kedua ponsel pintar ini bisa dikatakan memiliki performa yang sama-sama bagus, keduanya mampu menunjang aktivitas maupun untuk tujuan hiburan. Lantas mengapa Xiaomi seperti enggan menampilkan keunggulan dari produk rivalnya?

Dalam hal marketing bahwasanya menampilkan keunggulan produk rival bukanlah suatu dosa besar. Dan menjawab mengapa diadakannya komparasi yaitu agar konsumen dapat objektif dalam menilai apa-apa saja keunggulan dari suatu produk khususnya ranah ponsel pintar.

Apalagi di era informasi serba cepat dan mudah seperti sekarang, berusaha menutup-nutupi fakta sama dengan mencerminkan adanya kekurangan maupun sikap protektif karena tak mampu bersaing. Hal tersebut jelas perlu dihindari karena dapat menimbulkan stigma buruk (keraguan) konsumen terhadap produk.

Persaingan pasar ponsel pintar saat ini tidak lagi merujuk kepada siapa (mendaulatkan diri) yang nomor 1 maupun siapa yang lebih duluan (menerapkan teknologi terkini, dll). Walau komparasi spesifikasi dan fitur antar produk seringkali digunakan dalam presentasi, namun untuk pasar Indonesia hal tersebut tidaklah terlalu berpengaruh ketimbang siapa yang menguasai pasar dan impresi (kesan) di lapangan.

Hal tersebut ditunjang dari sisi konsumen bahwasanya karakter-karakter konsumen di Indonesia umum masih mengedepankan persona produk ponsel pintar yang orang lain anjurkan (semisal lini sales) dan mengesampingkan komparasi dari sisi spesifikasi maupun harga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun