Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ke Mana Skandal Cambridge Analytica Akan Bermuara?

26 Maret 2018   07:49 Diperbarui: 26 Maret 2018   08:39 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Kesaksian dari mantan karyawan Cambridge Analytica, Christopher Wylie atas kebocoran sekitar 50 juta data pengguna Facebook memang benar-benar memberikan pukulan telak kepada raksasa jejaring sosial yang Mark Zuckerberg bangun. Dugaan skandal tersebut bukan saja mencoreng nama besar Facebook, tetapi turut mempengaruhi nilai saham serta melahirkan gerakan #DeleteFacebook.

Menanggapi hal tersebut secara pribadi CEO Facebook Mark Zuckerberg sudah dari jauh-jauh hari memberikan pernyataan permohonan maaf melalui kanal media sosialnya. Tak cukup dengan itu, kabar terbaru memberitakan bahwa Mark Zuckerberg juga melampirkan permohonan maaf secara terbuka melalui beberapa media surat kabar ternama di Amerika dan Inggris, seperti New York Times, Wall Street Journal, Washington Post, Sunday Telegraph, dan Sunday Times.

Namun demikian apa yang Mark Zuckerberg lakukan nampaknya akan segera diuji manakala sentimen negatif dari skandal tersebut sampai saat ini tercatat masih berdampak kepada penurunan nilai saham Facebook. Akan tetapi berdasarkan analisa pakar saham penurunan nilai pada bursa saham lebih disebabkan karena adanya aturan maupun hukum yang baru di Amerika dimana penurunan tidak hanya terjadi kepada saham Facebook semata melainkan saham-saham perusahaan ternama lainnya. Hal ini memungkinkan nilai saham Facebook dapat kembali bergerak positif didasari seperti apa laporan keuangan quartal mereka diperkirakan pada bulan Mei nanti.

Mengacu kepada skandal Cambridge Analytica, bahwasanya fokus permasalahan skandal ini lebih kepada penyalahgunaan wewenang atas data pengguna dimana pemberian akses data pengguna kepada pihak ketiga oleh Facebook ternyata disalahgunakan untuk kepentingan politik dan sayangnya Facebook tidak tahu menahu akan hal tersebut. Bisa dikatakan sampai detik ini data pribadi pengguna Facebook aman baik secara finansial karena belum ada pemberitaan bocornya data tersebut disalahgunakan untuk tindakan kriminal ataupun para hacker.

Mengenai skandal Cambridge Analytica diluar masih berjalannya penyelidikan, bola panas skandal ini nampaknya bergulir liar terhadap munculnya dugaan-dugaan penyalahgunaan data pengguna untuk kepentingan politik lainnya, seperti referendum Brexit. Namun hal tersebut perlu ditelusuri lebih dalam lagi, dikarenakan keputusan tersebut telah final dan tidak ditemukan adanya unsur kecurangan (perhitungan suara) maka menurut pandangan Penulis tidak akan ada perubahan yang signifikan terjadi kedepannya.

Secara logika, bocornya data pengguna lebih kepada untuk tujuan mempersiapkan strategi politik guna mempengaruhi keputusan pengguna selaku pemilih. Hal tersebut mungkin saja dapat disamakan dengan apa yang lembaga survey lakukan dengan mengemukakan persentase elektabilitas partai maupun pasangan calon kepada publik, hanya saja yang membedakan adalah caranya. Akan kemanakah skandal ini bermuara? Masih menjadi tanda tanya besar. Apakah ada keterkaitannya dengan persaingan bisnis ataupun unsur politis? Segala sesuatunya masih samar. Hal ini yang membuat pemberitaan akan skandal Cambridge Analytica patut disimak seperti apa kelanjutannya. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun