Wacana Pemberian Remisi Bagi Koruptor? Serius, Nih?

Adanya remisi jelas diperuntukkan bagi mereka sendiri selayaknya pula tindak korupsi bertujuan memperkaya diri mereka pribadi maka pantaskah kiranya seorang koruptor mendapat remisi? 

Terkait apakah terpidana koruptor sebagai whistleblower atau orang yang mengungkapkan suatu aktivitas ilegal seperti korupsi maupun tersangka koruptor membantu penyidik dalam menangani kasus korupsi lain.

Maka, Penulis berpendapat perlu dibuat suatu pengecualian harus diterapkan keringanan hukuman namun bukan berarti remisi dan bebas bersyarat mutlak diberikan kepada koruptor dengan syarat ketentuan yang umum layaknya hanya cukup dengan berkelakuan baik.

Apabila remisi dan bebas bersyarat ini sebagai transformasi bentuk reward dari sistem penegakan hukum maka menurut Penulis ada hal lain yang bisa diberikan tidak sertamerta harus dua hal tesebut saja. 

Semisal ditambah jam atau hari kunjungan bagi keluarga menjenguk atau sekiranya hal lain sebagaimana gambaran ketika seseorang dipenjara maka ada pengurangan kebebasan secara signifikan yang diberlakukan kepada orang itu. 

Perlunya terkait permasalahan remisi dan bebas bersyarat ini didiskusikan kepada mereka yang paham dengan ranah hukum serta ahli di bidang terkait, namun Penulis menyarankan bahwa masyarakat pun perlu diikutsertakan untuk menilai seberapa besar dampak sosial yang diberikan. 

Sebagai warga negara yang ingin Indonesia ini lebih baik kedepannya, cobalah lingkup ketegasan negeri ini jangan setengah-setengah. Indonesia berupaya tegas memberantas narkoba dan menolak segala intervensi yang berasal dari dalam maupun luar demi menjunjung tinggi kedaulatan bangsa maka ambillah sikap dari momentum ini untuk berani kumandangkan "berantas korupsi!" .

Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Semoga bermanfaat dan terima kasih.