Mohon tunggu...
Santa Ayu Jelita
Santa Ayu Jelita Mohon Tunggu... Saya Mahasiswa Program Studi S1 Geografi/Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/Universitas Lambung Mangkurat

Hobi Menggambar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Lahan Basah Sebagai Objek Wisata di Kalimantan

15 November 2022   14:30 Diperbarui: 15 November 2022   14:34 1822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lahan basah adalah daerah di mana tanah secara permanen atau musiman jenuh dengan air. Daerah ini kadang-kadang sebagian atau seluruhnya terendam oleh air dangkal. Lahan basah ini dibagi menjadi rawa (termasuk rawa bakau), rawa dan lahan gambut. Air yang membanjiri lahan basah bisa berupa air tawar, payau, atau asin. Lahan basah merupakan kawasan dengan keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan sebagian besar ekosistem. 

Berbagai jenis vegetasi (komunitas tumbuhan) tumbuh di lahan basah, seperti hutan rawa air tawar, hutan rawa gambut, mangrove, dan rawa rerumputan. Satwa liar yang mendiami lahan basah pun tak kalah beragam, mulai dari khas lahan basah seperti buaya, penyu, biawak, ular, berbagai katak dan berbagai jenis ikan; hingga ratusan jenis burung dan mamalia, termasuk harimau dan gajah. Lahan basah dapat dimanfaatkan dalam berbagai hal, seperti salah satunya sebagai objek wisata di Kalimantan. 

Kalimantan terkenal memiliki banyak lahan basah. Lahan basah adalah habitat utama Kalimantan, meliputi lebih dari 10 juta hektar, atau sekitar 20% dari daratan Kalimantan. Habitat lahan basah Kalimantan terutama rawa air tawar dan rawa gambut dan hutan bakau pesisir. Sungai Kapuas, S. Mahakam dan S. Barito (Sungai terpanjang di Indonesia), memiliki dataran banjir yang luas dan berasosiasi dengan sistem rawa dan danau. Lahan basah alami secara langsung dan tidak langsung memberi penduduk berbagai barang dan jasa: menghasilkan tanaman makanan pokok, kayu untuk perdagangan, padang rumput yang subur, dukungan untuk perikanan darat dan laut, tempat untuk pertumbuhan peternakan unggas air dan bahan bakar dari gambut. Danau dan ekosistem air tawar lainnya di Kalimantan merupakan sumber konsumsi dan ikan lokal terpenting untuk konsumsi masyarakat setempat dan pemasok utama ikan kering air tawar ke Jawa. 

Pohon Galam di D'Silva Cafe & Resto Anjir

Galam (Melaleuca Leucadendron) merupakan jenis pohon yang sangat subur yang tumbuh pada tanah rawa masam dan dapat digunakan sebagai tanaman indikator untuk tanah pirit atau tanah sulfat masam. Pohon ini merupakan jenis pohon berkayu. Pohon galam tumbuh di kawasan Anjir Serapat Kapuas Timur Kalimantan Tengah, lebih tepatnya di kawasan wisata Danau Anjir. Bagi masyarakat rawa, galam sangat penting sebagai sumber kayu bakar, bahan bangunan rumah, dan tiang pancang atau patok untuk bangunan gedung. Selain itu, kayu galam digunakan dalam bahan furnitur seperti kursi tamu. Hal ini merupakan peluang sebagai barang kerajinan tangan khas rawa yang cantik dan unik sehingga dijadikan sebagai cindera mata. Peluang ini barang kali memerlukan dorongan, rangsangan, dan dukungan wirausahawan atau pebisnis dan pemerintah sebagai peluang kerja bagi masyarakat rawa. Lahan Basah disini dimanfaatkan untuk penanaman atau tempat tumbuhnya pohon galam yang menjadi salah satu tumbuhan yang berada di kawasan wisata D'Silva Cafe & Resto Anjir.

Danau Anjir di D'Silva Cafe & Resto Anjir 

Dokpri/GPS Map Camera
Dokpri/GPS Map Camera
Danau adalah bagian dari sungai yang lebar dan memiliki fungsi utama sebagai wadah penampung air dan pendukung ekosistem perairan darat. Ciri-ciri danau yaitu airnya cukup dalam, tumbuh-tumbuhan air hanya menutupi bagian tepi saja, sudah terdapat gelombang air di permukaan air. Anjir Lake atau Danau Anjir pada gambar tersebut merupakan lahan basah yang berada di D'Silva Cafe & Resto Anjir yang dimanfaatkan sebagai tempat pemancingan, dan dapat juga digunakan untuk terapi ikan bagi pengunjung yang duduk dan merendamkan kaki ke dalam danau agar merasakan sensasi saat ikan-ikan kecil (Garra Rufa) berkumpul dan memakan sel kulit mati, bahkan danau ini dapat digunakan sebagai tempat pengunjung bermain bebek kayuh. 

Hutan Mangrove

Dokpri/GPS Map Camera
Dokpri/GPS Map Camera
TWA Pulau Bakut seluas 15,58 hektar di Sungai Barito, tepat di bawah Jembatan Barito yang menghubungkan Kalimantan Selatan dan Tengah. Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Bakut juga merupakan salah satu kawasan lindung di Kalimantan Selatan dan merupakan habitat bekantan tipe ekosistem mangrove. Ekosistem mangrove merupakan ekosistem dengan ciri khusus yang dipengaruhi oleh fluktuasi air sungai dan lahan hutan yang terendam air. Jika beruntung, kita bisa menjumpai bekantan yang biasanya endemik dan suka hinggap di pucuk-pucuk pohon bakau. Karena hewan ini termasuk dalam kategori hewan pemalu, mereka jarang mau berinteraksi secara langsung saat bertemu dengan manusia. Hutan Mangrove di Pulau Bakut merupakan salah satu contoh pemanfaatan lahan basah di Kalimantan sebagai tempat wisata. 

Kebun Mangga Apel

Dokpri/GPS Map Camera
Dokpri/GPS Map Camera
Mangga Apel merupakan tanaman yang ditanam untuk dikonsumsi buahnya. Tanaman ini dapat tumbuh tinggi mencapai 2 meter. Mangga Apel memiliki daging buah yang manis rasanya, bentuk buah bulat seperti apel dan memiliki kulit buah hijau kemerahan atau merah. Tanaman ini memiliki batang tegak dengan cabang-cabang yang kuat. Warna kulit batang keabu-abuan. Daging buah mangga apel berwarna orange dengan tekstur yang halus. Manfaat mangga apel adalah dapat menyehatkan mata, dapat menjaga kekebalan tubuh, mampu mencegah penyakit kanker, mampu merawat kecantikan, baik dikonsumsi oleh penderita diabetes, dapat mencegah penyakit jantung, mampu menyehatkan tulang, dapat melancarkan pencernaan, dan kaya akan zat besi. Pohon mangga apel tersebut terletak di wilayah Universitas Lambung Mangkurat. Dalam gambar tersebut terlihat pemanfaatan lahan basah dijadikan sebagai tempat penanaman pohon buah Mangga Apel. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun