Setelah hampir sepuluh tahun bernegosiasi, Indonesia dan Uni Eropa akhirnya menandatangani kesepakatan besar Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Kesepakatan ini menjadi tonggak bersejarah yang menegaskan posisi Indonesia di panggung global.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, capaian ini sebagai hasil dari konsistensi panjang Indonesia dalam membangun kemitraan strategis. IEU-CEPA diyakini akan membuka akses pasar yang lebih luas, menciptakan lapangan kerja baru, dan memperkuat daya saing nasional.
Melalui perjanjian ini, produk unggulan Indonesia---seperti sawit, kopi, tekstil, dan furnitur---langsung mendapat tarif 0% di sebagian besar pasar Uni Eropa. Bahkan, peluang ekspor juga terbuka untuk produk berteknologi tinggi seperti ponsel pintar dan perangkat telekomunikasi.
Di bidang investasi, Uni Eropa sebagai salah satu mitra terbesar akan memberikan kontribusi lebih besar lewat kepastian regulasi, transfer teknologi, serta integrasi Indonesia ke rantai pasok global.
Tak kalah penting, IEU-CEPA juga mengatur perdagangan digital yang selaras dengan tren global dan visi ekonomi digital Indonesia.
Dampaknya diproyeksikan signifikan: ekspor bisa naik hingga 60%, pendapatan nasional bertambah miliaran dolar, dan jutaan lapangan kerja baru tercipta. Dengan begitu, manfaat IEU-CEPA tidak hanya untuk pelaku industri besar, tapi juga bagi UMKM, tenaga kerja, hingga masyarakat luas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI