Setelah tujuh jam berkendara dan satu setengah jam pemeriksaan di perbatasan, pasangan ini akhirnya resmi memasuki Malaysia.
"Akhirnya bisa juga masuk Malaysia dengan motor dari Tangerang," ujarnya bangga.
Melaju di Pan Borneo Highway
Dari Kuching, ibu kota Sarawak, perjalanan berlanjut ke Sibu, Bintulu, dan Miri, sebelum menyeberang ke Brunei Darussalam. Jalan yang mereka lalui adalah Pan Borneo Highway, jalur bebas hambatan sepanjang hampir 1.000 kilometer yang membelah hutan tropis dan pesisir utara Kalimantan.
"Jalannya mulus dan gratis, tapi SPBU jarang sekali," kata Dede.
"Dalam jarak 200 kilometer, belum tentu ada pom bensin. Tapi banyak halte kecil setiap 3--5 kilometer, jadi cukup membantu kalau hujan atau butuh istirahat."
Setiap hari, mereka menempuh perjalanan 300--400 kilometer dengan kecepatan rata-rata 70--100 km/jam, berhenti sesuka hati untuk makan, salat, atau sekadar menikmati pemandangan.
Berburu Kuliner Serumpun
Keduanya tak hanya menaklukkan jarak, tapi juga mencicipi rasa dan budaya di tiap tempat. Di Kuching, mereka menikmati laksa Sarawak dengan kuah santan kental dan aroma rempah yang kuat, juga mee kolok, mi kering dengan daging manis gurih.
"Rasanya mirip makanan Melayu, tapi punya cita rasa sendiri," ujar Wiwit.