Dengan pola ini, UMKM tidak hanya menjadi pelengkap, tetapi justru bagian integral dari ekosistem kuliner BKT. Hal ini akan membuka peluang peningkatan pendapatan masyarakat sekaligus memperkuat identitas kuliner khas Jakarta.
"UMKM harus naik kelas. Di BKT, mereka bisa punya panggung besar. Bukan hanya jualan di gang sempit, tetapi tampil dalam konsep modern yang menarik, tetap menjaga kualitas dan identitas lokal," katanya.
Budi juga menilai pengembangan BKT tidak harus sepenuhnya membebani APBD. Pemprov DKI bisa membuka peluang kerja sama dengan pihak swasta melalui skema investasi jangka panjang. Investor dapat terlibat dalam pembangunan infrastruktur kuliner, transportasi air, hingga penyediaan energi ramah lingkungan.
Dengan keterlibatan swasta, risiko anggaran bisa ditekan, sementara pemerintah tetap memiliki kontrol dalam hal regulasi dan tata kelola. Skema ini sekaligus membuka peluang Jakarta untuk menjadi model kota kolaboratif yang mampu mengoptimalkan aset publik tanpa membebani keuangan daerah secara berlebihan.
Lebih jauh, Budi menekankan bahwa pengembangan BKT bisa menjadi legacy atau warisan penting bagi kepemimpinan gubernur Jakarta.
Jika ide ini berhasil diwujudkan, maka gubernur yang berani mengambil langkah tersebut akan dikenang sebagai pemimpin visioner yang mampu mengubah kanal pengendali banjir menjadi ikon ekonomi dan budaya baru.
"Seorang gubernur bisa meninggalkan warisan berharga lewat pembangunan BKT. Tidak hanya tercatat dalam sejarah karena mengelola banjir, tetapi juga karena menghadirkan ikon kota yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat," jelas Budi.
Budi juga menyinggung bahwa banyak kota besar dunia berhasil mengubah kanal atau sungai menjadi pusat aktivitas ekonomi. Sungai Cheonggyecheon di Seoul, misalnya, disulap menjadi ruang publik yang memadukan fungsi ekologi dan rekreasi, menarik jutaan wisatawan setiap tahun.
Sementara Clarke Quay di Singapura menjadi destinasi kuliner dan hiburan kelas dunia yang tetap mempertahankan karakter sungai sebagai elemen utama.
"Jakarta tidak kalah. Kita punya BKT yang panjang, lebar, dan mahal. Tinggal bagaimana keberanian pemerintah menjadikannya proyek unggulan. Kalau berhasil, dampaknya akan besar sekali," ujarnya.
Budi menegaskan bahwa usulan ini bukan sekadar ide utopis, melainkan bentuk kepedulian nyata sebagai warga Jakarta.