Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis & Content Writer

Lisan Terbang, Tulisan Menetap

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

PTM dan Bayang-Bayang Kecemasan Siswa serta Orangtua Murid

4 September 2021   17:35 Diperbarui: 4 September 2021   17:45 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana belajar tatap muka. (Kompas.com)

Setelah sekitar dua tahun para pelajar belajar secara jarak jauh (PJJ) lewat proses daring, mulai akhir Agustus atau awal September 2021, mereka akhirnya dapat merasakan proses pembelajaran tatap muka (PTM).

Walau sejumlah catatan menyertai PTM ini, tak dapat dipungkiri proses belajar secara langsung di sekolah ini akan memunculkan kecemasan, baik bagi para siswa, guru maupun orangtua murid.

Kecemasan itu muncul bukan dilatarbelakangi oleh pandemi Covid-19 yang memang belum berakhir. Pasalnya, untuk mengantisipasi wabah pandemi tersebut apakah bisa menyerang para siswa atau tidak, berbagai langkah sudah dilakukan. Salah satu langkah pencegahan itu adalah, siswa harus divaksin dan tetap mengikuti protokol kesehatan yang ketat.

Di sekolah menengah pertama anak saya misalnya. Pihak sekolah yang sudah mengeluarkan pengumuman PTM pada Senin, 6 September 2021, dengan tegas dan terukur menetapkan syarat-syarat bagi para siswanya untuk bisa PTM. 

Pengumuman yang disampaikan lewat grup Whatsapp sekolah itu setidaknya mengisyaratkan betapa pentingnya pihak sekolah menetapkan ketentuan maupun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh siswa maupun para orangtua murid setelah PTM ini dimulai.

Menjadi persoalan kemudian ketika para siswa mulai belajar di sekolah. Persoalan yang saya maksudkan yakni, munculnya kecemasan setidaknya dari diri anak saya atau anak-anak lainnya.

Kecemasan itu bisa saya rasakan cukup kuat. Pasalnya sejak masuk sekolah SMP, baru saat ini anak saya belajar di sekolah, setelah sekitar 2 tahun berkutat di rumah belajar secara daring.

Jujur, selama masa belajar PJJ, kami selaku orangtua cukup memiliki andil besar dalam membantu proses belajar di rumah.

Situasi itu tentu akan berubah ketika anak-anak kami mulai belajar di sekolah. Mereka yang mungkin sudah biasa dibantu dalam menyelesaikan salah satu mata pelajaran, tentu hal itu tak bisa lagi mereka dapatkan. 

Kecemasan anak saya mungkin tidak dia ungkapkan. Cuma kami sebagai orangtua justru yang cemas. Sesekali muncul kecemasan, apakah anak kami nanti bisa mengerjakan salah satu tugas mata pelajaran yang memang tidak dia kuasai sepenuhnya? 

Situasi seperti itu pasti akan terjadi di sekolah. Jika anak saya atau siswa lain katakanlah kurang paham dengan salah satu mata pelajaran, maka akan terlihat betapa beratnya para guru untuk memberikan pembelajaran kepada mereka.

Semoga saja situasi itu hanya terjadi sesaat saja. Dan perlu juga diketahui, untuk sesuatu yang baru  memang dibutuhkan penyesuaian. Diharapkan pula, penyesuaian itu juga diterapkan para guru yang selama Covid-19 ini melaksanakan tugasnya melalui daring.

Selamat belajar lagi di sekolah, rumah masa depan anak-anak kami. (04092021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun