Tetapi karena mengingat ibu dan bapak, aku akhirnya memutuskan untuk mencari lagi Sulastri.
Saat kekuatan pikiranku ingin mencari keberadaan Sulastri, dua orang laki-laki yang mengaku polisi, datang ke rumah.
Mereka menjelaskan perihal kedatangannya. Aku kemudian dibawa ke kantor polisi.
Pras sambil menggendong Halimun tak bisa berbuat banyak.
Aku kembali dijebloskan ke penjara. Aku divonis sebagai buronan pembunuh Pak Amrih.
Tuhan menyatukanku dengan Pras tetapi tidak dalam ruang yang sama. Halimun pasti akan tahu setelah Dia besar nanti. Sama sepertiku terhadap bapak dan ibu. Aku baru tahu yang sebenarnya setelah aku besar.
Tetapi, apakah harus seperti ini jalannya?