Ah kamu itu, pake-pake lipstik tebal sekali, tidak di sini tidak di sana, dimana-mana lipstik terus yang kamu pake. Bikin saja aku muak melihatnya. Kau pikir aku jadi jatuh cinta bila kau berias seperti itu, yah aku tambah muak. Tidak malam tidak siang, kau tak pernah melihat, hai pemakai lipstik!
Segala merek kau pake mulai dari Eropa, Amerika, Afrika hingga Oseania pun kau pake, demi merias wajahmu yang tambah gembrot itu, perutmu saja sudah buncit, tapi masih suka pake lipstik-lipstik segala, aduh malu aku melihatnya. Bikin malu keluarga saja.
Setiap mata yang berlalu lalang menyorot muka busukmu itu, kamu pikir kami tergoda? Kamu seperti pelacur murahan yang tak menjaga lagi wibawa dan sisi kemanusiaanmu. Kamu tak ubahnya seperti pengemis yang kelaparan, kehabisan akal untuk mencari sesuap nasi.
Hai pemakai gincu tebal! Apakah yang kau cari? kau tak pernah puas dengan hidangan yang selalu kau dapatkan. Kamu masih ingin mengoreknya, menggerogotinya dengan cara mempertebal gincumu itu, kau lebih memilih memperindah gincumu dari pada melayani yang telah membuatmu mampu memakai gincu itu.
Sungguh sedih sekali kami melihatnya. Tapi kami-kami ini yah kadang masih suka tertipu dengan lipstikmu itu, yah beginilah nasib kami, menunggu takdir kami sementara kamu tetak asyik memoles bibirmu. Sungguh lipstikmu tidak membuat kami orgasme. Hanya membuat kami menderita dalam penderitaan tanpa ujung, karena masih banyak yang tergila-gila dengan lipstikmu!
Karena kamu sengaja buat mereka tergila-gila menatapmu, sementara kamu orgasme sendiri. Begitulah kenikmatan semu membuat orang lupa. Seperti kamu yang melupakan kami, tetapi kamu inginkan kami tetap memujamu, merangkak di kakimu. Kamu menjadi berhala. Puiiihhhh
Note:
Mohon maaf buat pemakai lipstik benaran, tidak untuk menyentil Anda.