Mohon tunggu...
Dhul Ikhsan
Dhul Ikhsan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pribadi

"Confidence is fashion" Follow, coment, and like IG : @sandzarjak See you there.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Review Film "All Money in The World", Koleksi Uang yang Takkan Pernah Dibawa Mati

15 April 2018   15:24 Diperbarui: 16 April 2018   03:46 1411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin, seperti itulah rasanya punya kegemaran mengkoleksi uang. Ketika sumber energi baru ditemukan pada zamannya, minyak bumi dikeruk untuk menggerakkan mesin-mesin sekaligus memberikan banyak keuntungan banyak bagi Getty Oil.

Uang terus-menerus berputar dan sebagian besarnya masuk ke kantong pak tua pemilik Getty Oil bagaikan tak terhitung. Hingga di suatu adegan, seorang wartawan bertanya mengenai total kekayaan sang pemilik. John Paul Getty hanya menjawab, "milyarder sejati tidak akan menghitung uang milik orang lain." 

All Money in the World merupakan karya sutradara Ridley Scott yang berusaha merekonstruksi ketegangan psikologis atas terculiknya John Paul Getty III, cucu dari John Paul Getty. Kisahnya seperti kembali ke tahun 1973 ketika kisah penculikan itu terjadi.

Film yang berhasil meraup pendapatan 53,9 juta dolar Amerika Serikat ini diawali tatkala John muda (Charley Plummer) menikmati liburannya di kota Roma, Italia. Malam itu, jalanan dipenuhi gelak tawa dan bincang-bincang tak senonoh muda-mudi khas generasi 70-an. Pemuda kurus itu melintasi akses jalan tanpa khawatir dan penuh kepercayaan diri.

Di salah satu jalan pintas yang dilewatinya, John muda digoda sekelompok PSK dan menyuruhnya segera balik ke rumah karena jalanan malam hari tidak baik bagi anak di bawah umur. Ia pun mengacuhkan saran mereka dan berakhir dalam bekapan sang mafia.

Pengembangan cerita All Money in the World tidaklah fokus pada profil para penculik, tetapi sekuensnya diarahkan ke para penonton untuk memahami betapa kritisnya kondisi saat itu karena uang. 

Para penculik memaksa Getty tua (diperankan Christopher Plummer; yang tidak memiliki hubungan dengan Charley Plummer) untuk berbagi brankas kekayaannya. Permintaannya itu mereka sampaikan kepada Gail Harris (Michelle Williams), sang ibu, yang sudah tidak lagi memiliki kekerabatan keluarga dengan Paul Getty. Sedangkan si milyarder tua yang dimaksud, tidak memiliki niat sama sekali mengeluarkan uangnya. Sepeser pun.

Mata penonton terus diburu oleh kebingungan Gail Harris mencari 17 juta dollar Amerika Serikat demi membebaskan anaknya dari para mafia. Sekonyong-konyong, uang setara dengan nilai nyawa manusia. 

Syahdan, bagi Getty tua uang adalah segalanya. Kecintaannya kepada uang dan koleksi barang-barang antik tidaklah sejalan dengan apa dipahami Gail, karena yang dibutuhkan pemilik Getty Oil itu adalah bertambahnya uang. "More!", jelasnya.

Tanpa terasa, 2 jam 12 menit telah berlalu. Film telah berakhir, tetapi konklusi atas uang tebusan selesai sedemikian cepat. 

Yang saya tahu, Gail dibantu dengan mantan dektektif sewaan Getty, Fletcher Chase (diperankan Mark Wahlberg) mendapatkan uang pinjaman untuk membebaskan anaknya. Entahlah. Kurangnya pengembangan di bagian tersebut menjadikan All Money in the World agak tak bermakna. Saya sudah bersabar dengan kegelisahan Gail. Namun, plot yang kurang saat ia berhasil mendapatkan uang tebusan tersebut adalah sesuatu yang saya sayangkan.

Meski hanya sebuah film, All Money in the World kembali mengingatkan saya bahwa manusia memang mahluk yang tidak pernah ada puasnya. Terkadang, nikmatnya memiliki harta dan ketenaran membutakan mata hati serta melupakan arti penting dirinya sebagai mahluk sosial. Malah terkadang, orang-orang yang tidak terlalu berada justru yang paling bersemangat membantu persoalan hidup orang lain tanpa pamrih. 

Sebagai aktor kawakan, Christopher Plummer adalah aktor yang brilian. Ia mampu menggantikan posisi Kevin Spacey, dan merampungkan akting sebagai John Paul Getty Senior hanya dalam hitungan hari syuting.  All Money in the World pun dapat terselamatkan dari bencana, serta rilis tepat waktu.

Saya sempat melihat cuplikan beberapa detik akting antara keduanya di kanal Youtube. Akting Kevin Spacey lebih berbumbu dibandingkan Christopher, sebenarnya. 

Dalam perspektif saya, Kevin mampu menjadikan John Paul Getty sebagai pria tua kikir yang antagonis dibandingkan Christopher Plummer. Hanya saja, sungguh disayangkan, Kevin Spacey melihat ketenarannya sebagaimana Getty tua mengkoleksi uang. Kevin pun didakwa melakukan pelecehan kepada seorang pemuda dan berakhir di penjara, sendirian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun