Di dunia, semua rahmat Allah diberikan kepada baik yang Mukmin maupun yang bukan Mukmin, tapi di akhirat Rahmat-Nya hanya berlaku bagi orang-orang yang beriman.
Mengapa di dunia Allah memberi rahmat bagi orang yang tidak beriman? Karena di sisi Allah dunia itu kecil, tidak terlalu berharga, maka Allah berikan semuanya.
Sementara itu, akhirat itu berharga, maka hanya berlaku bagi yang Allah sayangi, hanya bagi yang Allah pilih, yakni orang yang beriman.
Jadi, berpikir bahwa Allah sepertinya tidak adil lantaran orang tidak beriman diberi rahmat di dunia adalah salah. Karena di sisi Allah dunia itu tidak terlalu berharga, tidak ada apa-apanya.
Kita masih ingat tentang hadits yang mengatakan bahwa seandainya dunia itu ada harganya meskipun hanya sebelah sayap nyamuk, tidak akan Allah berikan dunia itu kecuali kepada orang beriman. Namun, berhubung dunia lebih ringan bahkan daripada sebelah sayap nyamuk, maka diberikan kepada semuanya.
Jika diibaratkan ada seorang suami yang membelikan es krim seharga 3000 rupiah di pinggir jalan, lalu sang suami membayar dengan uang 5000 rupiah dan dia tidak meminta kembalian dari si pedagang, tentu si istri tidak akan komplain dan mengatakan, "Kemarin aku nggak dikasih." Kenapa? Karena hanya 2000 rupiah.
Bayangkan jika suami memberi 100.000 rupiah, pasti keadaannya akan berbeda. Karena 2000 itu adalah sesuatu yang ringan, maka si istri tidak perlu komplain karena biasa diberi lebih dari jumlah itu.
Nah, seharusnya kita sadar bahwa dunia itu cuma '2.000-an', tidak terlalu berharga walaupun tetap butuh. Tidak berharga tapi juga butuh, sehingga ketika ada orang yang tidak beriman diberi '2000-an' seperti itu, kita yang beriman tidak iri dengan apa yang diterimanya.
Demikian, semoga nasihat ini bisa menjadi rujukan bagi orang-orang beriman dalam berpegang pada jalan Allah, ketika dihadapkan pada cobaan hidup, di mana pun dan kapan pun.
*Tulisan ini merupakan rangkuman dari ceramah Ustadz Hanan Attaki dengan judul asli "Allah Tahu Kapan Kita Akan Bahagia".