Padahal, jika tidak diberi masalah sama sekali, kita terkadang suka menjauh dan lupa dengan Allah. Karena Allah rindu dengan kita. Di antara berbagai hadits yang ada, rindu-Nya Allah dengan kita, dengan hamba-hamba-Nya, Dia akan memberikan ujian kepadanya. Hamba seperti ini merupakan orang yang apabila tidak diberi ujian, dia tidak mendekat kepada Allah.
Maka dari itu, jika Allah sedang rindu dengan kita, sementara kita termasuk hamba yang tidak dekat dengan Allah, tanpa ada keraguan Allah beri kita ujian, tentu saja ujian yang Insya Allah kita mampu melewatinya.
Pasalnya, Allah tidak ingin memberi ujian yang mencelakai kita. Kalau itu terjadi, namanya bukan ujian melainkan azab, dan Insya Allah orang beriman tidak mendapatkannya. Sebab, azab didapatkan oleh orang-orang sekelas Fir'aun, Haman, Qarun, Namrud, Abu Jahal, dan Abu Lahab.
Orang yang beriman (Muslim) tapi tingkat kesalehannya biasa saja, Insya Allah tidak mendapat azab melainkan ujian.
Lalu, kenapa Allah rindu dengan kita? Tidak lain Allah rindu curhatan kita di tengah atau sepertiga malam, rindu melihat tangis dan manja kita, rindu untuk mendengarkan munajat kita, dan Allah rindu kita berdiri dan sujud dengan waktu yang lama. Karena di saat itu, terkadang tak terasa orang sujud hingga setengah jam untuk total berserah diri kepada Allah.
Untuk itulah, Allah memberikan sedikit saja ujian dibandingkan dengan masalah yang Allah hindarkan dari kita.
Apa buktinya kita dihindarkan dari masalah-masalah yang sejatinya sangat banyak itu?
Kalau ada buktinya itu namanya tidak dihindarkan, bila sudah berwujud berarti kita terkena, karena kalau kita terhindar darinya sudah pasti tidak ada wujudnya.
Kemudian, bagaimana kita tahu semua itu? Mungkin kita memang tidak  mengetahuinya, tetapi kita bisa menggunakan Iman (meyakininya). Maka dari itu, kita tidak dapat hanya mengandalkan logika yang terbatas. Karena Allah menyelamatkan kita di siang maupun malam hari.
Kulla yaumin huwa fii saan. "Tiada Tuhan selain Allah, Dzat yang setiap hari berada dalam kekuasaan-Nya (Surah Ar-Rahman ayat 29). Salah satu tafsir dari kalimat "fii saan"Â adalah Allah sibuk menyelamatkan kita setiap hari.
Setiap hari. "Kulla yaumin". Sibuk menyelamatkan Fulan Fulanaha, sebanyak jumlah manusia sebanyak itulah yang Allah selamatkan. Bukan hanya Mukmin, bahkan orang yang tidak mengimani Allah juga diselamatkan, tetapi hanya di dunia sedangkan tidak ketika di akhirat.