Sebuah studi terbaru telah mengungkapkan fakta yang mengejutkan bahwa permen karet, yang sering dianggap sebagai camilan ringan yang tidak berbahaya, ternyata dapat melepaskan ratusan hingga ribuan mikroplastik ke dalam air liur yang kemudian dapat tertelan. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa setiap gram permen karet, baik yang sintetis maupun alami, dapat melepaskan sekitar 100 mikroplastik, dan dalam beberapa kasus, hingga mencapai 600 mikroplastik per gram. Mikroplastik ini berasal dari bahan dasar karet yang digunakan dalam pembuatan permen karet, yang mengandung polimer plastik seperti polietilen dan polipropilen. Meski dampak kesehatan dari paparan mikroplastik pada manusia masih menjadi topik penelitian, beberapa studi telah mengungkapkan bahwa mikroplastik berpotensi berbahaya bagi kesehatan pernapasan, pencernaan, dan reproduksi, serta dapat berhubungan dengan kanker kolorektal dan paru-paru.
Mikroplastik, yang merupakan partikel plastik berukuran sangat kecil (kurang dari 5 milimeter), kini menjadi perhatian utama dalam penelitian lingkungan dan kesehatan manusia. Partikel ini muncul akibat degradasi plastik besar, serta dari berbagai sumber lain seperti kosmetik, pakaian sintetis, dan pembakaran sampah plastik. Mikroplastik dapat ditemukan hampir di setiap bagian lingkungan kita, mulai dari udara, air, makanan, hingga produk yang kita konsumsi setiap hari---termasuk permen karet. Sebuah penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Chemical Society menemukan bahwa baik permen karet sintetis maupun alami mengandung mikroplastik dalam jumlah yang signifikan. Penelitian ini berfokus pada pengukuran mikroplastik yang dilepaskan dari permen karet ke dalam air liur saat dikunyah, yang kemudian berpotensi tertelan dan masuk ke dalam tubuh manusia.
Pelepasan Mikroplastik dari Permen Karet dalam Saliva: Temuan Studi Awal
Plastik dapat ditemukan di hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari kita, mulai dari papan pemotong, pakaian, hingga spons pembersih. Baru-baru ini, peneliti menemukan bahwa permen karet, salah satu camilan yang populer di seluruh dunia, juga dapat melepaskan mikroplastik ke dalam saliva dan berpotensi tertelan. Penelitian ini akan dipresentasikan pada pertemuan musim semi American Chemical Society (ACS) yang diadakan pada tanggal 23-27 Maret 2025. Studi ini menyoroti pentingnya untuk mengeksplorasi dampak mikroplastik terhadap kesehatan, meskipun masih belum ada uji coba manusia yang dapat memberikan bukti pasti mengenai keamanannya.
Penelitian ini dilakukan oleh Sanjay Mohanty, seorang profesor teknik di University of California, Los Angeles (UCLA), bersama Lisa Lowe, mahasiswa pascasarjana di lab Mohanty. Mereka menguji permen karet alami dan sintetis dari lima merek yang berbeda, dengan tujuan untuk mengidentifikasi jumlah mikroplastik yang mungkin terkandung di dalam permen karet tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa baik permen karet sintetis maupun alami melepaskan mikroplastik ke dalam saliva, dengan rata-rata 100 mikroplastik per gram permen karet. Beberapa potongan permen karet bahkan dapat melepaskan hingga 600 mikroplastik per gram, yang berarti satu potong permen karet dapat melepaskan hingga 3.000 partikel mikroplastik.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa mikroplastik yang terlepas sebagian besar berasal dari bahan dasar permen karet itu sendiri. Permen karet sintetis, yang terbuat dari polimer berbasis petroleum, dan permen karet alami, yang menggunakan polimer berbasis tanaman seperti getah pohon, keduanya mengandung jenis polimer yang serupa, yaitu poliolefin, polietilena tereftalat, poliakrilamida, dan polistirena. Mayoritas mikroplastik yang terdeteksi adalah poliolefin, yang termasuk polietilena dan polipropilena. Hal ini mengejutkan para peneliti, karena mereka sebelumnya mengira bahwa permen karet alami akan mengandung lebih sedikit mikroplastik dibandingkan dengan permen karet sintetis.
Mikroplastik terlepas terutama dalam dua menit pertama mengunyah permen karet. Penelitian ini menunjukkan bahwa proses mengunyah itu sendiri yang menyebabkan partikel-partikel plastik terkikis dan terlepas, bukan karena enzim dalam saliva yang menghancurkannya. Setelah delapan menit mengunyah, sekitar 94% mikroplastik yang terdeteksi telah terlepas. Hasil ini memberikan wawasan tentang bagaimana kebiasaan mengunyah permen karet dapat meningkatkan paparan terhadap mikroplastik, meskipun permen karet tersebut sudah terbuang ke dalam mulut.
Peneliti mengingatkan agar kita tetap waspada terhadap paparan mikroplastik dari berbagai sumber, termasuk permen karet. Meskipun dampak jangka panjang mikroplastik terhadap kesehatan manusia masih belum dipahami sepenuhnya, bukti yang muncul menunjukkan bahwa mikroplastik dapat membawa potensi bahaya. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi apakah paparan jangka panjang terhadap mikroplastik dari sumber-sumber sehari-hari dapat berkontribusi pada masalah kesehatan.
Bahaya Mikroplastik bagi Kesehatan
Paparan mikroplastik dapat terjadi melalui berbagai jalur, seperti makanan, minuman, kemasan plastik, serta produk rumah tangga. Mikroplastik ini dapat memberikan dampak yang cukup serius terhadap tubuh manusia, yang sering kali tidak kita sadari. Berikut adalah beberapa dampak yang bisa ditimbulkan oleh mikroplastik terhadap kesehatan tubuh kita.
- Dampak Terhadap Kesehatan Pernapasan Mikroplastik yang terpapar di udara bisa terhirup dan masuk ke dalam paru-paru. Partikel-partikel kecil ini dapat menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, mulai dari iritasi saluran napas, batuk, hingga sesak napas. Paparan jangka panjang terhadap mikroplastik juga berpotensi meningkatkan risiko penyakit paru-paru kronis seperti bronkitis dan asma. Jika dibiarkan terus-menerus, mikroplastik dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan paru-paru.
- Gangguan pada Sistem Pencernaan Mikroplastik juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, seperti ikan, garam, atau air kemasan. Setelah tertelan, mikroplastik bisa menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dan bahkan mengganggu fungsi sistem pencernaan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik dapat mengubah keseimbangan mikroba di usus, yang berperan sangat penting dalam menjaga kesehatan pencernaan dan sistem kekebalan tubuh kita. Gangguan ini bisa memicu berbagai masalah pencernaan dan kesehatan secara keseluruhan.
- Dampak pada Kesehatan Reproduksi dan Kanker Mikroplastik berpotensi mengandung bahan kimia berbahaya, seperti logam berat, pestisida, dan zat pengganggu endokrin (endocrine disruptors) yang bisa memengaruhi hormon dalam tubuh. Paparan jangka panjang terhadap bahan kimia ini dapat mengganggu sistem reproduksi, menyebabkan gangguan hormonal, dan meningkatkan risiko infertilitas. Selain itu, beberapa studi menunjukkan bahwa mikroplastik juga dapat berhubungan dengan peningkatan risiko kanker, khususnya kanker kolorektal dan kanker paru-paru. Ini terkait dengan potensi bahan kimia berbahaya yang terkandung di dalam mikroplastik tersebut, yang dapat merusak sel-sel tubuh.
- Efek pada Jantung dan Sistem Peredaran Darah Mikroplastik yang masuk ke tubuh melalui konsumsi atau inhalasi dapat menyebabkan peradangan. Peradangan ini dapat merusak jaringan tubuh dan berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung, termasuk aterosklerosis (penumpukan plak di pembuluh darah) dan penyakit jantung koroner. Meski penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami lebih dalam bagaimana mikroplastik memengaruhi kesehatan jantung dalam jangka panjang, tidak dapat disangkal bahwa mikroplastik memiliki potensi untuk merusak sistem peredaran darah kita. Sebuah studi terobosan menemukan adanya mikroplastik dan nanoplastik dalam plak arteri manusia, yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan kematian. Dalam penelitian ini, mikroplastik jenis polietilen ditemukan pada hampir 60% pasien yang menjalani operasi pengangkatan plak arteri, sementara polivinil klorida ditemukan pada sekitar 12% pasien. Pasien yang memiliki mikroplastik dalam plak arteri mereka memiliki kemungkinan 4,5 kali lebih besar untuk mengalami masalah kardiovaskular serius dibandingkan dengan pasien yang tidak memiliki mikroplastik dalam plaknya. Meskipun penelitian ini menunjukkan korelasi antara keberadaan mikroplastik dan peningkatan risiko kardiovaskular, belum dapat dibuktikan secara pasti bahwa mikroplastik menjadi penyebab langsung masalah kesehatan tersebut.
Apa yang Harus Dilakukan OrangtuaÂ
Mengingat potensi bahaya mikroplastik bagi kesehatan, orangtua memiliki peran yang sangat penting dalam melindungi anak-anak mereka dari paparan bahan berbahaya ini. Salah satu langkah pertama yang dapat diambil adalah dengan mengurangi konsumsi permen karet, terutama pada anak-anak yang lebih rentan terhadap dampak bahan kimia berbahaya dalam mikroplastik. Mengingat bahwa permen karet dapat melepaskan mikroplastik, orangtua sebaiknya memberikan alternatif camilan sehat yang bebas dari bahan berbahaya, seperti buah-buahan segar atau camilan berbahan dasar alami. Selain itu, mendidik anak-anak mengenai pentingnya menghindari produk plastik sekali pakai dan menggantinya dengan produk yang ramah lingkungan juga merupakan langkah penting untuk mengurangi paparan mikroplastik.
Selain mengurangi konsumsi permen karet, orangtua juga harus lebih selektif dalam memilih produk-produk yang digunakan anak-anak, seperti mainan, pakaian, dan kemasan makanan. Pastikan produk-produk tersebut bebas dari bahan plastik berbahaya yang dapat mengandung mikroplastik. Sebagai contoh, memilih mainan dari bahan alami atau yang memiliki label ramah lingkungan bisa menjadi langkah bijak dalam melindungi anak-anak dari paparan mikroplastik. Selain itu, menggunakan wadah makanan dan minuman yang bebas dari plastik juga dapat membantu mengurangi kontak dengan mikroplastik yang dapat mencemari makanan dan minuman anak-anak.
Orangtua juga perlu memperhatikan lingkungan di sekitar rumah. Mengingat mikroplastik bisa terpapar melalui udara, menjaga kebersihan lingkungan dengan rutin membersihkan debu dan kotoran plastik sangatlah penting. Menghindari pembakaran sampah plastik di sekitar rumah juga dapat membantu mencegah pelepasan mikroplastik ke udara. Mengajarkan anak-anak untuk menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan adalah bagian dari edukasi yang bisa memperkecil dampak dari mikroplastik.
Orangtua dapat mendorong anak-anak untuk lebih sadar dan peduli terhadap isu lingkungan, seperti pengurangan penggunaan plastik dan daur ulang. Membangun kesadaran dini mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan kesehatan akan menanamkan nilai yang sangat berharga bagi anak-anak di masa depan. Dengan langkah-langkah tersebut, orangtua dapat membantu melindungi anak-anak mereka dari risiko paparan mikroplastik dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat.
Tantangan Tersembunyi di Balik Permen Karet
Mikroplastik, meskipun ukurannya kecil, dapat memberikan dampak yang besar bagi kesehatan tubuh manusia. Penelitian ini menunjukkan bahwa permen karet---yang selama ini dianggap sebagai camilan ringan yang tidak berbahaya---dapat berperan dalam menambah paparan mikroplastik ke dalam tubuh kita. Setiap gram permen karet bisa melepaskan sekitar 100 mikroplastik, yang menunjukkan bahwa konsumsi permen karet berisiko menambah jumlah mikroplastik yang masuk ke dalam tubuh. Dengan semakin tingginya tingkat paparan mikroplastik dari berbagai sumber, penting bagi kita untuk semakin waspada terhadap potensi risiko yang ditimbulkan.
Mengingat potensi risiko yang ditimbulkan oleh paparan mikroplastik, sangat disarankan untuk mengurangi atau bahkan menghentikan konsumsi permen karet, terutama pada anak-anak yang lebih rentan terhadap dampak bahan kimia berbahaya. Selain itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami lebih mendalam dampak jangka panjang dari mikroplastik terhadap kesehatan manusia. Dalam jangka panjang, kita perlu mengidentifikasi cara-cara yang lebih efektif untuk mengurangi atau menghindari paparan mikroplastik. Penggunaan bahan-bahan alternatif yang lebih ramah lingkungan dalam pembuatan permen karet juga perlu dipertimbangkan sebagai langkah penting untuk mengurangi dampak negatif plastik terhadap kesehatan dan lingkungan.
Referensi
- American Chemical Society. (2023). Study on Microplastics in Chewing Gum. ACS National Meeting, March 26-30, 2023, San Diego, CA.
- Marfella R, Prattichizzo F, Sardu C, Fulgenzi G, Graciotti L, Spadoni T, D'Onofrio N, Scisciola L, La Grotta R, Frig C, Pellegrini V, Municin M, Siniscalchi M, Spinetti F, Vigliotti G, Vecchione C, Carrizzo A, Accarino G, Squillante A, Spaziano G, Mirra D, Esposito R, Altieri S, Falco G, Fenti A, Galoppo S, Canzano S, Sasso FC, Matacchione G, Olivieri F, Ferraraccio F, Panarese I, Paolisso P, Barbato E, Lubritto C, Balestrieri ML, Mauro C, Caballero AE, Rajagopalan S, Ceriello A, D'Agostino B, Iovino P, Paolisso G. Microplastics and Nanoplastics in Atheromas and Cardiovascular Events. N Engl J Med. 2024 Mar 7;390(10):900-910. doi: 10.1056/NEJMoa2309822. PMID: 38446676; PMCID: PMC11009876.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI