Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.www.klinikdrwidodo.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Waspada Bahaya Tak Terlihat: Mikroplastik Dalam Permen Karet

28 April 2025   22:57 Diperbarui: 28 April 2025   22:57 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokomentasi dan editing pribadi

Sebuah studi terbaru telah mengungkapkan fakta yang mengejutkan bahwa permen karet, yang sering dianggap sebagai camilan ringan yang tidak berbahaya, ternyata dapat melepaskan ratusan hingga ribuan mikroplastik ke dalam air liur yang kemudian dapat tertelan. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa setiap gram permen karet, baik yang sintetis maupun alami, dapat melepaskan sekitar 100 mikroplastik, dan dalam beberapa kasus, hingga mencapai 600 mikroplastik per gram. Mikroplastik ini berasal dari bahan dasar karet yang digunakan dalam pembuatan permen karet, yang mengandung polimer plastik seperti polietilen dan polipropilen. Meski dampak kesehatan dari paparan mikroplastik pada manusia masih menjadi topik penelitian, beberapa studi telah mengungkapkan bahwa mikroplastik berpotensi berbahaya bagi kesehatan pernapasan, pencernaan, dan reproduksi, serta dapat berhubungan dengan kanker kolorektal dan paru-paru.

Mikroplastik, yang merupakan partikel plastik berukuran sangat kecil (kurang dari 5 milimeter), kini menjadi perhatian utama dalam penelitian lingkungan dan kesehatan manusia. Partikel ini muncul akibat degradasi plastik besar, serta dari berbagai sumber lain seperti kosmetik, pakaian sintetis, dan pembakaran sampah plastik. Mikroplastik dapat ditemukan hampir di setiap bagian lingkungan kita, mulai dari udara, air, makanan, hingga produk yang kita konsumsi setiap hari---termasuk permen karet. Sebuah penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Chemical Society menemukan bahwa baik permen karet sintetis maupun alami mengandung mikroplastik dalam jumlah yang signifikan. Penelitian ini berfokus pada pengukuran mikroplastik yang dilepaskan dari permen karet ke dalam air liur saat dikunyah, yang kemudian berpotensi tertelan dan masuk ke dalam tubuh manusia.

Pelepasan Mikroplastik dari Permen Karet dalam Saliva: Temuan Studi Awal

Plastik dapat ditemukan di hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari kita, mulai dari papan pemotong, pakaian, hingga spons pembersih. Baru-baru ini, peneliti menemukan bahwa permen karet, salah satu camilan yang populer di seluruh dunia, juga dapat melepaskan mikroplastik ke dalam saliva dan berpotensi tertelan. Penelitian ini akan dipresentasikan pada pertemuan musim semi American Chemical Society (ACS) yang diadakan pada tanggal 23-27 Maret 2025. Studi ini menyoroti pentingnya untuk mengeksplorasi dampak mikroplastik terhadap kesehatan, meskipun masih belum ada uji coba manusia yang dapat memberikan bukti pasti mengenai keamanannya.

Penelitian ini dilakukan oleh Sanjay Mohanty, seorang profesor teknik di University of California, Los Angeles (UCLA), bersama Lisa Lowe, mahasiswa pascasarjana di lab Mohanty. Mereka menguji permen karet alami dan sintetis dari lima merek yang berbeda, dengan tujuan untuk mengidentifikasi jumlah mikroplastik yang mungkin terkandung di dalam permen karet tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa baik permen karet sintetis maupun alami melepaskan mikroplastik ke dalam saliva, dengan rata-rata 100 mikroplastik per gram permen karet. Beberapa potongan permen karet bahkan dapat melepaskan hingga 600 mikroplastik per gram, yang berarti satu potong permen karet dapat melepaskan hingga 3.000 partikel mikroplastik.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa mikroplastik yang terlepas sebagian besar berasal dari bahan dasar permen karet itu sendiri. Permen karet sintetis, yang terbuat dari polimer berbasis petroleum, dan permen karet alami, yang menggunakan polimer berbasis tanaman seperti getah pohon, keduanya mengandung jenis polimer yang serupa, yaitu poliolefin, polietilena tereftalat, poliakrilamida, dan polistirena. Mayoritas mikroplastik yang terdeteksi adalah poliolefin, yang termasuk polietilena dan polipropilena. Hal ini mengejutkan para peneliti, karena mereka sebelumnya mengira bahwa permen karet alami akan mengandung lebih sedikit mikroplastik dibandingkan dengan permen karet sintetis.

Mikroplastik terlepas terutama dalam dua menit pertama mengunyah permen karet. Penelitian ini menunjukkan bahwa proses mengunyah itu sendiri yang menyebabkan partikel-partikel plastik terkikis dan terlepas, bukan karena enzim dalam saliva yang menghancurkannya. Setelah delapan menit mengunyah, sekitar 94% mikroplastik yang terdeteksi telah terlepas. Hasil ini memberikan wawasan tentang bagaimana kebiasaan mengunyah permen karet dapat meningkatkan paparan terhadap mikroplastik, meskipun permen karet tersebut sudah terbuang ke dalam mulut.

Peneliti mengingatkan agar kita tetap waspada terhadap paparan mikroplastik dari berbagai sumber, termasuk permen karet. Meskipun dampak jangka panjang mikroplastik terhadap kesehatan manusia masih belum dipahami sepenuhnya, bukti yang muncul menunjukkan bahwa mikroplastik dapat membawa potensi bahaya. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi apakah paparan jangka panjang terhadap mikroplastik dari sumber-sumber sehari-hari dapat berkontribusi pada masalah kesehatan.

Bahaya Mikroplastik bagi Kesehatan

Paparan mikroplastik dapat terjadi melalui berbagai jalur, seperti makanan, minuman, kemasan plastik, serta produk rumah tangga. Mikroplastik ini dapat memberikan dampak yang cukup serius terhadap tubuh manusia, yang sering kali tidak kita sadari. Berikut adalah beberapa dampak yang bisa ditimbulkan oleh mikroplastik terhadap kesehatan tubuh kita.

  • Dampak Terhadap Kesehatan Pernapasan Mikroplastik yang terpapar di udara bisa terhirup dan masuk ke dalam paru-paru. Partikel-partikel kecil ini dapat menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, mulai dari iritasi saluran napas, batuk, hingga sesak napas. Paparan jangka panjang terhadap mikroplastik juga berpotensi meningkatkan risiko penyakit paru-paru kronis seperti bronkitis dan asma. Jika dibiarkan terus-menerus, mikroplastik dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan paru-paru.
  • Gangguan pada Sistem Pencernaan Mikroplastik juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, seperti ikan, garam, atau air kemasan. Setelah tertelan, mikroplastik bisa menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dan bahkan mengganggu fungsi sistem pencernaan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik dapat mengubah keseimbangan mikroba di usus, yang berperan sangat penting dalam menjaga kesehatan pencernaan dan sistem kekebalan tubuh kita. Gangguan ini bisa memicu berbagai masalah pencernaan dan kesehatan secara keseluruhan.
  • Dampak pada Kesehatan Reproduksi dan Kanker Mikroplastik berpotensi mengandung bahan kimia berbahaya, seperti logam berat, pestisida, dan zat pengganggu endokrin (endocrine disruptors) yang bisa memengaruhi hormon dalam tubuh. Paparan jangka panjang terhadap bahan kimia ini dapat mengganggu sistem reproduksi, menyebabkan gangguan hormonal, dan meningkatkan risiko infertilitas. Selain itu, beberapa studi menunjukkan bahwa mikroplastik juga dapat berhubungan dengan peningkatan risiko kanker, khususnya kanker kolorektal dan kanker paru-paru. Ini terkait dengan potensi bahan kimia berbahaya yang terkandung di dalam mikroplastik tersebut, yang dapat merusak sel-sel tubuh.
  • Efek pada Jantung dan Sistem Peredaran Darah Mikroplastik yang masuk ke tubuh melalui konsumsi atau inhalasi dapat menyebabkan peradangan. Peradangan ini dapat merusak jaringan tubuh dan berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung, termasuk aterosklerosis (penumpukan plak di pembuluh darah) dan penyakit jantung koroner. Meski penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami lebih dalam bagaimana mikroplastik memengaruhi kesehatan jantung dalam jangka panjang, tidak dapat disangkal bahwa mikroplastik memiliki potensi untuk merusak sistem peredaran darah kita. Sebuah studi terobosan menemukan adanya mikroplastik dan nanoplastik dalam plak arteri manusia, yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan kematian. Dalam penelitian ini, mikroplastik jenis polietilen ditemukan pada hampir 60% pasien yang menjalani operasi pengangkatan plak arteri, sementara polivinil klorida ditemukan pada sekitar 12% pasien. Pasien yang memiliki mikroplastik dalam plak arteri mereka memiliki kemungkinan 4,5 kali lebih besar untuk mengalami masalah kardiovaskular serius dibandingkan dengan pasien yang tidak memiliki mikroplastik dalam plaknya. Meskipun penelitian ini menunjukkan korelasi antara keberadaan mikroplastik dan peningkatan risiko kardiovaskular, belum dapat dibuktikan secara pasti bahwa mikroplastik menjadi penyebab langsung masalah kesehatan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun