Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.www.klinikdrwidodo.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Setelah Tupperware Tutup, Waspada Bahaya Plastik Makanan Lainnya

18 April 2025   15:58 Diperbarui: 19 April 2025   04:13 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DOKUMENTASI DAN EDITING PRIBADI

Bahan lain yang direkomendasikan adalah silikon food grade, yang kini banyak digunakan sebagai cetakan makanan, kantong penyimpanan, dan tutup wadah. Silikon memiliki keunggulan karena lentur, ringan, dan tahan terhadap suhu ekstrem baik dalam freezer maupun microwave. Namun, penting untuk memastikan bahwa produk silikon yang digunakan memiliki sertifikasi "food grade" dan bebas dari bahan tambahan berbahaya seperti filler plastik murah.

Meskipun bahan-bahan ini bisa jadi lebih mahal dibandingkan plastik konvensional, investasi awal tersebut akan sebanding dengan manfaat jangka panjangnya, baik dari sisi kesehatan maupun lingkungan. Penggunaan bahan alternatif tidak hanya melindungi tubuh dari paparan senyawa kimia berbahaya, tetapi juga mengurangi limbah plastik yang mencemari bumi. Edukasi kepada masyarakat mengenai pemilihan bahan penyimpanan makanan yang aman sangat penting, khususnya di sekolah, fasilitas kesehatan, dan lingkungan keluarga.

Tips Konsumen 

  • Sebagai konsumen cerdas, penting untuk memperhatikan kode daur ulang yang tertera di bagian bawah wadah plastik. Kode tersebut menunjukkan jenis bahan plastik yang digunakan, dan setiap jenis memiliki tingkat keamanan yang berbeda dalam penggunaan makanan. Hindari, jangan beli dan jangan menggunakan wadah yang tidak mencantumkan kode bahan, karena sulit untuk memastikan apakah bahan tersebut aman atau tidak. 
  • Umumnya, plastik dengan kode #1, #2, #4, dan #5 lebih aman untuk makanan, sementara kode #3 (PVC), #6 (PS), dan #7 (lain-lain) sebaiknya dihindari, terutama untuk makanan panas.
  • Jangan gunakan kembali wadah plastik yang sudah rusak, tergores, berubah warna, atau bentuknya melengkung, karena hal tersebut bisa memicu pelepasan bahan kimia ke dalam makanan. 
  • Wadah yang digunakan untuk menyimpan makanan panas juga harus tahan suhu tinggi dan tidak melepaskan zat kimia berbahaya, seperti BPA atau ftalat. 
  • Pilihlah wadah dari kaca, stainless steel, atau plastik food-grade yang berlabel BPA-free. Kebiasaan kecil ini bisa berdampak besar dalam menjaga kesehatan keluarga dari paparan bahan kimia berbahaya.

Masyarakat Harus lebih kritis

Tutupnya Tupperware Indonesia setelah 33 tahun beroperasi seharusnya menjadi momen refleksi bagi masyarakat untuk lebih kritis dan sadar terhadap pilihan wadah makanan yang digunakan sehari-hari. Meski Tupperware selama ini dikenal dengan standar kualitas tinggi dan klaim bebas BPA, tidak semua produk pengganti di pasaran terutama produk murah tanpa sertifikasi memiliki jaminan keamanan yang sama. Dalam situasi ini, masyarakat harus lebih teliti membaca label, memahami jenis bahan, serta mengetahui risiko kesehatan dari plastik yang tidak aman.

Plastik memang praktis dan banyak digunakan, namun penting untuk disesuaikan dengan fungsinya. WHO, CDC, dan AAP telah memberikan pedoman yang jelas mengenai jenis plastik yang aman untuk makanan, serta menekankan pentingnya menghindari plastik berbahaya seperti PVC (#3), polistirena (#6), dan polikarbonat (#7). Kini, saatnya masyarakat mulai beralih ke alternatif yang lebih aman seperti wadah berbahan kaca, stainless steel, atau silikon food-grade, yang tidak hanya lebih tahan lama tetapi juga bebas dari risiko kontaminasi kimia dalam makanan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun