Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Rakyat Cerdas Tersihir Elektabilitas

25 April 2018   08:18 Diperbarui: 25 April 2018   09:03 1329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di hari terakhir kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua, Sabtu (15/4/2017), lembaga survei Charta Politika merilis hasil survei jelang pencoblosan Pilgub DKI Jakarta Ahok-Djarot menang atas Anies -Sandi. Tetapi lembaga survey lainnya saat yang sama menyatakan Anis Sandi menang. Ternyata rakyat tersadar selama ini Yunato Wijaya Direktur Eksekutif Charta Politika adalah diduga sosok yang dekat dengan Ahok.

Rakyat baru tersadar saat beredar foto Yunato Wijaya yang tersebar luas berdampingan dengan Ahok saat melihat aksi 212 di televisi. Demikian juga saat dalam ILC TVone Rabu (24/4/2018) Fadli Zone mengatakan bahwa Yunato Wijaya adalah konsultan politik Jokowi. Namun saat itu Yunanto dia tidak membenarkan atau tidak menolaknya.

Berkaitan dengan siapa sosok di balik lembaga survey itu, masyarakat juga harus tahu darimana sumber dana penelitian dilakukan. Di kancah dunia internasional para peneliti ilmiah yang independen selalu menjelaskan sumber dana penelitian.

Saat ini jangankan mengungkapkan penyandang dana survey, disebutkan dekat dengan penguasa atau konsultan politik Jokowi saja mereka berusaha bersembunyi kucing kucingan atau malu malu kucing. Tetapi uniknya Eep Syaifullah yang juga pengamat politik dan CEO Polmark Indonesia justru mengakui terus terang bahwa dia adalah timses pemenangan Anis Sandi.

Fenomena dan fakta itulah yang membuat data ilmiah yang dipaksakan para media melalui surveyor membuat ilusi dan fatamorgana di pikiran rakyat. Sehingga saat harapan rakyat yang melambung karena jagoannya elektabilitasnya tinggi jadi frustasi dan super kecewa. Hal inilah mungkin yang terjadi saat Ahok-Djarot diumumkan kalah telak dengan Anis Sandi maka pendukungnya di Ibukota menangis keras, frustasi parah atau ada yang pingsan. Bahkan sampai saat ini banyak yang belum bisa move on karena kecewa berat.

Bisa saja hal ini nantinya akan terjadi pada pendukung Jokowi saat dilambungkan elektabilitasnya tetapi terkapar saat pilpres 2019. Maka sulit dibayangkan yang frustasi dan menangis keras bukan hanya pendukung di Ibukota tetapi di seluruh Indonesia banjir airmata. Sehingga saat ini harus tersadar bahwa rakyat cerdaspun bisa terkecoh dan dilambungkan harapan setinggi lanhit tetapi saat idolanya terjerembab pendukungnyapun ikut terkapar dimakan ilusi. Benarkah elektabilitas bisa menyihir rakyat cerdas ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun