Mohon tunggu...
Samuel HasudunganTampubolon
Samuel HasudunganTampubolon Mohon Tunggu... Buruh - Seseorang yang senang belajar dan mengajar

Boleh berganti buah, tapi jangan lupa akar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kita Indonesia Harus Melewati "Penyaring Besar"

16 Agustus 2020   19:06 Diperbarui: 16 Agustus 2020   19:10 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Begitu juga ledakan gunung berapi seperti Yellowstone dan Toba juga sudah terjadi berkali-kali di masa lalu. Ledakan Gunung Toba yang terbaru dan terbesar diperkirakan memusnahkan puluhan persen populasi manusia di planet bumi. Terdapat juga perubahan iklim seperti awal dan akhir masa zaman es. 

Pada awal zaman es, mahluk yang tidak segera beradaptasi dengan suhu yang mendingin akan kesusahan dalam melanjutkan hidup. Begitu pula saat zaman es berakhir dan suhu bumi menghangat menjadi lebih panas, mahluk yang tidak segera beradaptasi akan kesusahan dalam menjalani hidup.

Saya belum bisa bayangkan kejadian macam apa yang sungguh dahsyat hingga membuat sebuah planet seukuran bumi tidak lagi mampu mendukung kehidupan. Di permukaan tanah di gunung, di lembah, di bukit, tidak ada apapun yang bisa hidup. Di bawah tanah tidak ada apapun yang bisa hidup. Di permukaan sungai, danau, laut, es, salju tidak ada yang bisa hidup. Di udara pun juga tidak ada yang bisa hidup. Namun hal ini memang terjadi, misalnya di planet-planet selain bumi di tata surya ini. 

Dengan ketiadaan bukti adanya peradaban maju di luar Bumi, kemungkinan ada salah satu langkah dari pembentukan bintang hingga keberadaan peradaban maju yang sangat sulit untuk dilalui. Memang ada yang bilang bahwa Mars, Venus, hingga Satelit Europa (sebuah bulan orbit Planet Jupiter) memiliki kemampuan untuk mendukung kehidupan. Namun, kalaupun bisa, kenapa tidak ada???

Hal ini membawa imajinasi saya ke arah perpindahan antar planet. Jika ada mahluk hidup yang punya peradaban dengan kemampuan transportasi massal antar planet, maka mereka bisa menghindari 'Penyaring Besar' itu. Kini kita sadar bahwa sedang dilakukan oleh SpaceX, NASA, ESA, Roscosmos, ISRO, CNSA adalah hal yang penting. Uhuk uhuk LAPAN. Hehehe... Hal ini kembali mengingatkan saya tentang satu gambar lucu di internet yang menyatakan bahwa Elon Musk mungkin adalah alien yang ingin kembali ke planet asalnya. Tentu hal ini lucu-lucuan saja. 

Namun kalau dipikir lagi, bisa jadi sebenarnya dulu ada mahluk yang tinggal di Planet Mars atau Planet Venus, namun karena Mars atau Venus mengalami 'Penyaring Besar', maka mereka pindah ke planet bumi. Namun karena kondisi memang sangat berbeda dan peralatan canggih mereka tidak bisa terus menerus dipakai berkelanjutan, maka keturunan anak cucu mereka membuat peradaban mulai dari nol. 

Hal tersebut membawa pembahasan kita ke bagian terkahir, yaitu Kardashev Scale atau Skala Kardashev.

Skala Kardashev adalah metode untuk mengukur kemajuan teknologi suatu peradaban. Skala ini bersifat teoretis dan amat spekulatif. Pengukuran ini digagas oleh astronom Uni Soviet Nikolai Kardashev pada tahun 1964. Udah lumayan lama juga sih. 

Dalam skala Kardashev, terdapat tiga pengelompokan, yaitu Tipe I, II, dan III. Pengelompokan tersebut didasarkan pada penggunaan energi suatu peradaban. Peradaban Tipe I telah mampu menguasai energi planetnya, Tipe II tata suryanya, dan Tipe III galaksinya. 

Hingga kini, peradaban manusia pada tahun diperkirakan baru mencapai atau melampaui tipe skala sekitar 0,72-an. Bahkan kita masih belum mencapai Level Skala 1 loh. Kita masih di level 0. Ya meskipun 0,72-an, tapi kan belum tembus Level Skala 1. Diperkirakan umat manusia baru akan mencapai Tipe I dalam waktu satu abad hingga dua abad lagi. Tipe II baru bisa dijangkau sekitar beberapa ribu tahun lagi, dan Tipe III dalam waktu 100.000 hingga jutaan tahun.

Skala Kardashev tersebut memiliki tiga kategori yang ditentukan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun