Pertanian merupakan sektor strategis yang memiliki peran penting dalam membangun kemandirian ekonomi Timor-Leste. Selama ini, perekonomian nasional masih sangat bergantung pada minyak dan gas bumi sebagai sumber utama pendapatan negara. Ketergantungan tersebut menimbulkan kerentanan terhadap fluktuasi harga energi global serta risiko menipisnya cadangan migas di masa depan. Di sisi lain, mayoritas penduduk Timor-Leste menggantungkan hidup pada kegiatan pertanian tradisional, sehingga sektor ini sesungguhnya memiliki potensi besar sebagai basis pembangunan ekonomi berkelanjutan. Penguatan sektor pertanian tidak hanya mendukung ketahanan pangan nasional, tetapi juga dapat membuka lapangan kerja di pedesaan, meningkatkan pendapatan masyarakat, serta mendorong diversifikasi ekonomi melalui produk ekspor unggulan seperti kopi, padi, dan komoditas lokal lainnya. Oleh karena itu, karya tulis ini bertujuan untuk mengulas manfaat strategi modernisasi pertanian, penyediaan infrastruktur, serta dukungan kebijakan yang tepat dalam menjadikan pertanian sebagai jalan bagi Timor-Leste untuk mencapai kemandirian ekonomi, mengurangi ketergantungan pada migas, dan mewujudkan pembangunan yang inklusif serta berkelanjutan.
Profil Singkat Timor-Leste
     Timor-Leste merdeka pada tahun 2002 setelah dijajah oleh Portugis dan Indonesia. Secara resmi bernama Republik Demokratik Timor-Leste, negara ini terletak di Asia Tenggara dan mencakup separuh timur Pulau Timor, eksklave Oecusse, serta pulau Atauro dan Jaco. Timor-Leste berbatasan darat dengan Indonesia di sebelah barat, sementara Australia berada di selatan, dipisahkan oleh Laut Timor. Luas wilayahnya mencapai 14.950 km dengan ibu kota Dili yang juga menjadi kota terbesarnya. Negara ini berpenduduk sekitar 1,4 juta jiwa pada tahun 2024 berdasarkan data sensus terbaru. Sejak lama, wilayah Timor dihuni oleh sukusuku Papua dan Austronesia, yang membentuk keragaman budaya serta bahasa. Sistem pemerintahan yang dianut adalah semi-presidensial, di mana presiden dipilih langsung rakyat dan berbagi kekuasaan dengan perdana menteri. Timor-Leste aktif menjalin kerja sama internasional, menjadi anggota Komunitas Negara-Negara Berbahasa Portugis, pengamat Forum Kepulauan Pasifik, dan sedang dalam proses aksesi ASEAN pada 2025. Pendidikan telah mendorong peningkatan literasi, khususnya dalam dua bahasa resmi, Portugis dan Tetum. Uniknya, Timor-Leste adalah satu-satunya negara berdaulat di Asia yang menjadikan bahasa Portugis sebagai bahasa resmi.
Sumber Pendapatan Utama Timor-Leste
      Perekonomian global menghadapi tantangan akibat perang Ukraina yang memicu inflasi di banyak negara. Timor-Leste perlahan pulih dari dampak COVID-19 dan Siklon Seroja. Setelah tumbuh 2,9% pada 2021, ekonominya diproyeksikan meningkat 3,0% pada 2022. Pendapatan Domestik Bruto per kapital di Timor Leste tercatat terakhir kali sebesar 1278,42 dolar AS pada tahun 2023. GDP per Kapita di Timor Leste setara dengan 10 persen dari rata-rata dunia. PDB per Kapita di Timor Leste rata-rata sebesar 1251,12 USD dari tahun 2000 hingga 2023, mencapai tertinggi sepanjang masa sebesar 2015,69 USD pada tahun 2021 dan terendah sebesar 897,57 USD pada tahun 2006. Pendapatan perminyakan berasal dari dua sumber utama seperti Minyak dan gas(Migas) dan pendapatan investasi. Saldo Dana Perminyakan dan Gas pada 31 maret 2025 sebesar $ 18,25 miliar, sedikit menurun dibandingkan degan akhir kuartal keempat 2024 yang sebesar $18,27 miliar.
Sektor Pertanian Sebagai Solusi Keluar Dari Ketergantungan Migas
Dengan iklim tropis yang hangat sepanjang tahun, tanah yang subur, serta sebagian besar masyarakat yang tinggal di pedesaan, sektor pertanian menjadi salah satu pilar penting dalam perekonomian negara ini. Komoditas yang dihasilkan pun beragam, mulai dari padi, jagung, kedelai, kopi, kakao, hingga rempah-rempah. Jika pemerintah Timor-Leste memberikan perhatian lebih pada sektor pertanian, hal ini dapat menjadi peluang sumber pendapatan tambahan bagi negara. Sebab, sumber daya migas suatu saat akan habis, sedangkan pertanian dapat terus berkembang tergantung pada strategi pengelolaannya. Selain itu, sektor pertanian juga mampu membuka lapangan kerja bagi masyarakat desa sehingga dapat menurunkan tingkat pengangguran di Timor-Leste.
Tantangan Yang Dihadapi Oleh Petani Timor-Leste
1. Ketergantungan pada cuaca
Sebagian besar petani di Timor-Leste masih mengandalkan hujan sebagai sumber utama pengairan. Karena sistem irigasi belum berkembang dengan baik, musim kemarau panjang bisa menyebabkan gagal panen. Sebaliknya, hujan deras yang berkepanjangan juga dapat merusak tanaman, mengakibatkan erosi tanah, dan menurunkan produktivitas. Ketidakpastian iklim ini membuat hasil pertanian sering tidak stabil dari tahun ke tahun.
2. Keterbatasan akses teknologi modern
Mayoritas petani masih menggunakan alat tradisional dan metode konvensional. Misalnya, penggunaan cangkul atau bajak sederhana tanpa dukungan mesin pertanian modern. Hal ini membuat produktivitas lahan rendah dibandingkan dengan negara lain yang sudah menggunakan traktor, sistem irigasi modern, atau pupuk serta bibit unggul. Kurangnya pelatihan juga menjadi faktor yang membatasi pemahaman petani terhadap teknik pertanian yang lebih efisien.
3. Kurangnya infrastruktur
Infrastruktur pendukung pertanian di Timor-Leste masih sangat terbatas. Jalan di pedesaan sering rusak, sehingga petani kesulitan mengangkut hasil panen ke pasar. Saluran irigasi yang memadai juga jarang tersedia, membuat petani bergantung pada hujan. Selain itu, gudang penyimpanan atau fasilitas pengolahan hasil pertanian minim, sehingga banyak hasil panen yang rusak atau terbuang karena tidak bisa disimpan dalam jangka waktu lama.
4. Keterbatasan akses pasar
Petani sering menghadapi kesulitan dalam menjual hasil panennya dengan harga yang wajar. Pasar lokal cenderung kecil dan terbatas, sementara akses ke pasar ekspor belum optimal karena keterbatasan transportasi, logistik, serta standar kualitas produk. Akibatnya, petani sering menjual hasil dengan harga rendah kepada tengkulak, sehingga pendapatan mereka tidak sebanding dengan usaha yang telah dilakukan.Â
5. Permodalan yang terbatas
Banyak petani tidak memiliki akses ke modal atau kredit dari lembaga keuangan. Bank dan koperasi sering mensyaratkan agunan atau dokumen resmi yang sulit dipenuhi petani kecil. Akibatnya, mereka kesulitan membeli bibit unggul, pupuk, atau alat pertanian yang lebih modern. Tanpa dukungan modal yang cukup, para petani sulit meningkatkan produktivitas maupun memperluas lahan garapan.Â
Solusi untuk Mengatasi Tantangan Pertanian di Timor-Leste
      Pertanian di Timor-Leste menghadapi tantangan besar yang membutuhkan solusi menyeluruh. Salah satunya adalah pembangunan sistem irigasi untuk mengurangi ketergantungan pada hujan. Penggunaan varietas tanaman tahan iklim juga penting agar risiko gagal panen berkurang. Selain itu, pemanfaatan teknologi modern perlu ditingkatkan melalui pelatihan dan subsidi alat. Pemerintah dapat membantu dengan menyediakan bibit unggul, pupuk, dan peralatan pertanian. Infrastruktur pedesaan seperti jalan, irigasi, dan gudang harus diperbaiki agar distribusi hasil panen lebih lancar. Koperasi petani bisa dibentuk untuk memperkuat posisi tawar mereka di pasar. Pengembangan ekspor komoditas unggulan dan pemasaran digital juga harus diperluas. Dukungan permodalan melalui kredit mikro, bantuan langsung, dan asuransi pertanian sangat dibutuhkan. Selain itu, diperlukan juga dukungan dalam memanfaatkan tenaga petani berpengalaman yang sebelumnya telah bekerja di negara maju seperti Korea atau Australia, agar mereka dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka di Timor-Leste dengan fasilitasi dari pemerintah. Jika semua pihak pemerintah, petani, dan swasta bekerja sama, sektor pertanian dapat berkembang pesat dan berkontribusi besar pada ekonomi nasional.
Kesimpulan
     Perekonomian Timor-Leste selama ini masih sangat bergantung pada migas, padahal sumber daya tersebut terbatas dan rentan terhadap fluktuasi harga global. Oleh karena itu, sektor pertanian harus dijadikan alternatif utama sebagai sumber pendapatan negara yang berkelanjutan. Dengan dukungan kebijakan, modernisasi teknologi, perbaikan infrastruktur, serta penguatan akses pasar dan permodalan, sektor pertanian mampu menjadi penopang ekonomi sekaligus penyedia lapangan kerja bagi masyarakat. Sinergi antara pemerintah, petani, dan swasta sangat penting agar Timor-Leste tidak hanya mengandalkan migas, melainkan juga menjadikan pertanian sebagai motor kemandirian ekonomi nasional di masa depan.
Daftar Pustaka
Asian Development Bank (ADB). (2022). Agriculture and Rural Development in     Timor-Leste. Manila: ADB.
FAO. (2021). Country Programming Framework for Timor-Leste 2021--2025. Food and Agriculture Organization of the United Nations.
IMF. (2023). Timor-Leste: 2023 Article IV Consultation---Press Release; Staff Report. International Monetary Fund.
Lopes, C. A., & da Costa, J. (2020). "Agricultural Development and Food Security in Timor-Leste: Challenges and Opportunities." Journal of Southeast Asian Economies, 37(3), 421--439.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI