Mohon tunggu...
samuel purba
samuel purba Mohon Tunggu... Administrasi - PNS, pemerhati sosial

Penikmat alam bebas dan bebek bakar; suka memperhatikan dan sekali-sekali nyeletuk masalah pendidikan, budaya, dan kemasyarakatan; tidak suka kekerasan dalam bentuk apa pun.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pertempuran Sunyi Tentara Heiho di Kepulauan Andaman dan Nikobar

14 Agustus 2019   19:48 Diperbarui: 10 November 2019   06:35 1309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ya udah lah.."

Untuk diketahui, bahwa Bus Sinabung Jaya adalah salah satu angkutan umum yang sangat dikenal (paling tua) oleh masyarakat Karo untuk melakukan perjalanan ke Kota Medan maupun sebaliknya.

Belakangan hari saya coba cross-check dari berbagai informasi, salah satunya di laman medan-tempoe.blogspot.com, ternyata Sinabung Jaya pertama kali beroperasi di tahun 1967. Mungkin yang dimaksud kakek saya adalah Bus PMG (Perusahaan Motor Gunung), cikal bakal Sinabung Jaya di kemudian hari.

Foto Bus PMG (Perusahaan Motor Gunung) nomor lambung 150 tahun 1957 merek GMC buatan Amerika Serikat BK. 15076 yang menjalani trayek Kabanjahe -- Medan, cikal bakal PO. Sinabung Jaya dikemuidan hari.
Foto Bus PMG (Perusahaan Motor Gunung) nomor lambung 150 tahun 1957 merek GMC buatan Amerika Serikat BK. 15076 yang menjalani trayek Kabanjahe -- Medan, cikal bakal PO. Sinabung Jaya dikemuidan hari.
Setelah melewati pendidikan militer Heiho di Medan, mereka kemudian diberangkatkan ke Pulau Andaman dan Nikobar. Saya mendapatkan cukup banyak artikel tentang invasi tentara Jepang di Andaman dan Nikobar. Namun keterangan mengenai orang Indonesia yang menjadi tentara Jepang di daerah tersebut sama sekali tidak ada informasi.

thenorthlines.com
thenorthlines.com
Wikipedia
Wikipedia
Yang saya ingat, kakek saya bercerita bahwa mereka diberangkatkan dengan sebuah kapal dengan material (barangkali) kayu yang sangat besar.

Selama berhari-hari kapal harus berhadapan dengan gelombang yang sangat tinggi, seolah-olah kapal siap ditelan oleh ganasnya Samudera Hindia. Menurut kakek, sebelum mereka mencapai Pulau Andaman dan Nikobar, kapal sempat singgah di Birma (Myanmar).

Saya kemudian mencari tahu, dulu kakek naik kapal model apa ya ketika dibawa ke Andaman dan Nikobar? Berdasarkan penelusuran di Wikipedia, dugaan saya kapal tersebut kemungkinan bernama Taiyo (1941-1944), Chuyo (1942-1943), atau Unyo (1942-1944).

Kapal ini termasuk jenis escort carrier (pengangkut pengawal) dengan bobot 17,830 tonnes. Tidak diperoleh informasi apakah kapal jenis ini pernah singgah di Sumatera (Pelabuhan Belawan) pada masa itu. Wikipedia hanya menjelaskan bahwa kapal jenis ini semuanya sudah tenggelan (all sunk).

1024px-japanese-aircraft-carrier-taiyo-cropped-5d53fa10097f36237d7f0bc2.jpg
1024px-japanese-aircraft-carrier-taiyo-cropped-5d53fa10097f36237d7f0bc2.jpg
Kakek saya secara khusus ditempatkan di Pulau Nikobar. Selama di sana mereka banyak membuat bunker untuk menyimpan senjata milik Jepang termasuk persediaan bahan makanan.

Tak jarang ketika pesawat militer Inggris dan sekutunya menyerang markas Jepang di sana, kakek saya dan pejuang di sana harus segera bersembunyi di lubang-lubang di bawah tanah tersebut. Banyak tentara yang gugur dalam setiap pertempuran. Namun kakek saya selamat.

Salah satu sisa bunker tentara Jepang selama perang dunia ke-2 di Andaman-Nikobar (flickr.com)
Salah satu sisa bunker tentara Jepang selama perang dunia ke-2 di Andaman-Nikobar (flickr.com)
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Scroll.in (Rare Footage of the Japanese Occupation of the Andamans During World War II), akhirnya pada Oktober 1945 tentara sekutu berhasil menguasai Andaman dan Nikobar. Disebutkan juga bahwa dua tahun sebelumnya selama masa pendudukan Jepang, terjadi kelaparan yang parah sehingga mengakibatkan 2.000 orang India meninggal akibat kekurangan bahan pangan. Hal tersebut menimbulkan protes keras warga lokal terhadap tentara Jepang di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun