Mohon tunggu...
PARTIKEL
PARTIKEL Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengolah Kata

Masih berusaha untuk mengolah kata yang tak bisa untuk di cerna.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Mencari Jati Diri

1 November 2018   11:02 Diperbarui: 1 November 2018   12:58 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku menceritakan semua yang aku alami kepada adit apa yang terjadi semalam, adit menjelaskan semuanya, bahwa semuanya hanya mengganggu konsentrasiku, dan aku mengatakan aku tidak membuka mataku sedikipun atas semua yang terjadi, Adit hanya tersenyum, aku memang benar benar ingin merubah semua keburukanku dan ingin menjadi pribadi yang lebih baik, Adit tidak berbicara banyak, aku dan Adit masih berpuasa dan masih terjaga selama dua hari dua malam.

Pada malam ketiga aku memikirkan apa yang adit sampaikan kepadaku siang tadi, dan berusaha menjelaskan perkataan adit dengan pikiranku, apa yang di bilang masih belum seberapa! dan ada yang lebih berat lagi, aku bertanya tanya dengan perkataan adit, tiba tiba badanku terasa berat, aku tidak bisa menggerakkan tubuhku sama sekali, aku merasakan seolah ada yang menimpaku dari atas dan berusaha mendorongku ke bawah, sehingga membuat badanku terbungkuk, aku merasakan berat yang amat dahsyat, tubuhku kesakitan seakan akan patah oleh tumpuan di atas kepalaku itu, aku merasa ingin menyerah dan berteriak kesakitan, tapi aku masih bertahan dan tetap fokus, secara perlahan beban itu hilang dengan sendirinya, tak lama dari itu badanku seperti di lilit oleh seekor ular besar, dia mengitariku dan merayap hingga ke atas kepalaku, di berusaha menghimpitku dan membuat aku sangat susah untuk bernafas, kejadian itu sangat lama, aku kehilangan konsentrasi aku tidak bisa bernafas sama sekali dan aku pasrah jika memang aku harus mati di sini.

Tapi, himpitan itu seakan menyerah dan mulai mengendur, akupun dapat bernafas lagi, semua itu terasa nyata, dan aku merasakan tadi aku sempat berhenti bernafas dan pasrah, tapi semua cepat berlalu, tidak lama dari itu aku mendengar bisikan yang menyuruhku membuka mataku dan dia akan memberikan apa yang aku mau termasuk keingianku untuk menjadi lebih baik, dia akan memberinya padaku secara mudah, tidak harus melewati cara seperti ini, dia terus menggodaku, dan aku mulai tergoda dengan godaan itu,  sehingga aku berpikir untuk membuka mataku. Tapi ketika aku baru mempunyai niat untuk membuka mata, aku tersadar akan apa yang hendak aku perbuat sehingga membatalkannya.

Aku tidak jadi membuka mataku, aku tidak tahu apa yang terjadi dengan mataku, seakan yang tadinya gelap gulita, aku melihat cahaya putih dalam pikiranku dan cahaya itu semakin memenuhi pikiranku, sehingga aku melihat akar akar yang hitam dan kering, dalam bayangan itu aku berusaha untuk mencabuti semua akar mati itu, dan membersihkannya.

Setelah semua bersih cahaya itu mulai meredup dan kembali gelap gulita, aku tidak sadarkan diri, tubuhku terkulai lemas di lantai, badanku terasa dingin, dan bahkan aku melihat tubuhku sendiri, yang terkulai di lantai, sedangkan adit masih tetap memejamkan matanya, aku tidak tahu apa yang terjadi, lalu aku berpikir apakah aku sudah mati! 

Kenapa aku bisa melihat tubuhku sendiri? aku melihat adit berbisik pada telingaku dan aku mendengarnya, adit mengatakan untuk segera membuka mataku, aku melihat adit sangat cemas, aku melihat mentari mulai bersinar, tapi aku tidak merasakan apapun, tubuhku masih terkulai dan terasa sangat dingin, aku berusaha membuka mataku sekuat tenaga, aku terus mencobanya aku tidak mau mati di sini, aku masih harus meneruskan hidupku, dan masih banyak perbuatanku yang harus aku tebu.

Aku terus mencoba untuk membuka mataku sekuat tenaga sampai akhirnya aku bisa melakukannya, dan posisiku sama persis seperti yang aku lihat tadi, aditpun sama di berada di sampingku seperti yang aku lihat tadi.

Aku merasakan lemas sekujuh tubuhku, bahkan untuk duduk saja aku sangat kesulitan, aku berbaring sejenak untuk memulihkan tubuhku, setelah aku bisa duduk aku kembali menceritakan semuanya kepada adit dan dia berusaha menjelaskan apa yang aku ceritakan, di akhir penjelasannya Adit memberitahuku bahwa tadi aku sempat tidak bernafas untuk beberapa detik dan jantungku tidak berdetak. 

Adit khawatir aku langsung membuka mata, berarti apa yang aku lihat sesaat tadi benar, dan adit merasa heran dengan ceritaku tentang aku melihat tubuhku sendiri saat terkulai lemas.

Akhirnya genap sudah kami berpuasa, dan aku kembali mandi dan berganti pakaianku sebelumnya, setelah semua selesai aku dan Adit membakar pakaian yang aku pakai untuk berpuasa bersama pakaian Adit, dan akhirnya kami berjalan untuk keluar dari hutan itu. 

Aku merasakan suatu kedamaian dalam hati dan pikiranku, seakan aku terlahir kembali, suasana yang sangat nyaman aku rasakan, meskipun kami masih berpuasa aku masih merasa kuat untuk berjalan keluar hutan dan pulang ke rumah Adit, disana aku di suruh minum air hangat oleh Adit dan sedikit berbincang dengan adit sebelum pulang ke rumahku, malam hampir tiba akupun segera berpamitan kepada Adit dan segera pulang kerumah untuk menemui ibuku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun