Teringat syair lagu batak Molo hubereng huta nauli lagu ndang terlupakan saleleng ngoluon. Mauliate tadok tu tuhan namangelehen sudenai di portibion. Maka akan menetes air mata membasahi pipi ini karena semuanya tidak akan terulang kembali saat ini, hanya tinggal kenangan manis yang ada dalam lubuk hatiku.
Betapa tidak setiap pagi kita rasakan kesejikan udara yang asli nan asri. Belum lagi suara burung yang bersahutan satu sama lain. Ditambah siamsmg berlari lari di kosan dan gemercik air yang bening dan dingin membuat hati semakin damai.
Walaupun rumah tinggal dari papan yang mulai terlihat lapuk dimakan waktu, namun kedamaian tinggal di dalamnya sangat dirasakan bersama. Dibawah rumah ada kolong tempat kayu bakar yang diambil dari hutan serta kandang ternak berupa ayam, bebek, dan kambing menambah indahnya suasana di kampung tradisional.
Setiap pagi kita dapat menatap gunung menjelang tinggi, kebun yang rimbun dan persawahan yang menghina dari jendela rumah dan ini sangat menyenangkan hati. Hubungan kekerabatan dan kekuasaan sangat erat dan gotong royong dengan Dalihan Natolu ni Halak Batak ima hula hula, kahamggi dohot anak boru namarsianjuan asa sada dohot satahi.
Semoga suasana alami dan asri seperti ini tetap kita peroleh dengan menjaga kelestarian bersama. Kehidupan damai dan agamis tercipta karena adanya rasa tanggung jawab dan saling menjaga hati satu sama lain.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI