Mohon tunggu...
sampe purba
sampe purba Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Insan NKRI

Insan NKRI

Selanjutnya

Tutup

Humor

Siap Pak Presiden, Saya Anak Mantan Presiden

3 Mei 2019   16:28 Diperbarui: 3 Mei 2019   16:36 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Sore itu, Dek Jum memberondongku dengan serentetan tanya. Dengan wajah terengah engah dan dada naik turun nafas memburu, seakan beradu mengajukan protes. "Bang S", demikian dia mulai dengan jurus hunjamannya,  "-- kenapa Presiden kita menerima bang AHY di istana, apa mau ditawari jabatan Menteri. Bukankah kemarin itu beliau ada di koalisi sebelah berhadapan dengan pihak sini? Bukankah lebih pantas orang orang yang berkeringat dan pasang badan di pihak sini mendapatkan reward sebagai anggota kabinet yang akan datang ?."

Mendapat pertanyaan demikian, saya menghela nafas. Saya paham. Dek Jum, adalah satu dari ribuan tokoh milenial yang berjuang di jalan sunyi hingga jalan ramai, mulai dari medsos, WA, art happening, majlis pengkajian, pengerahan massa, hingga mengorbankan waktu dan dana berjuang bersama dengan kelompok relawan lainnya, untuk memastikan Pak Jkw memenangkan pertarungan Pilpres ini.

"Begini Dek Jum", saya sapa lembut dan memandang lurus sedikit ke bawah dagunya. "Penetapan resmi dari KPU belum ada. Memang hasil Quick Count menunjukkan pasangan Pak Jokowi dari Koalisi Indonesia Maju yang leading atas Pasangan Pak Prabowo dari Koalisi Indonesia Maju". Namun, bagaimanapun selepas PilPres, persaudaraan Nusantara harus dirajut kembali. Jangan lupa, pak Jokowi itu adalah Presiden yang mengemban jabatan resmi, sampai ada penetapan pemenang hasil PilPres ini. Tentu saja beliau sebagai Kepala Negara berkepentingan untuk tetap menjaga kondusif dan ademnya hawa perpolitikan kita, hingga ada penetapan pemenang". Lagi pula berjuang sebagai relawan itu tidak boleh ada pamrih, lho.

Dek Jum : Trus, kaitannya dengan menerima pak AHY yang datang dengan mobil B 2024 AHY itu, apa Bang ?

Bang S : Nah, itu dia. Pak AHY kan datang dengan bahasa simbol. Tidak semua hal harus dikatakan. Itu adalah code of conduct para Priyai.  Apabila Tuhan berkehendak, nanti Pak Jokowi -- KH Ma'ruf yang dikukuhkan dan dilantik mengemban jabatan Kepresidenan periode 2019 -- 2024, tentu lebih elegan kalau Pak AHY diberi panggung dan semacam latihan jabatan untuk mengemban tanggung jawab publik. Sehingga CV beliau lebih komplit.

Dek Jum : Lho, kok gitu. Kenapa bang AHY harus diistimewakan. Bukankah harus dibuka kesempatan yang sama -- on equal level playing field, bagi siapapun anak bangsa untuk bersaing di 2024 ?

Bang S : Begini. Pepatah kearifan lokal kita berkata -- jangan sekali sekali meninggalkan sejarah. Bukankah orang tua beliau sudah pernah mengabdikan diri di Republik ini sebagai Presiden ?. Sepuluh tahun malah. Tentu saja nilai nilai kepemimpinan, kearifan dan nasionalisme anak anak Presiden itu sudah tertanam dalam peri laku dan DNAnya. Bobot, bibit, bebetnya sudah teruji. Lagi pula rekam jejak, perawakan dan pendidikannya juga mendukung. Apa yang salah dengan itu. Di Kabinet yang sekarang saja ada 5 orang anak -- anak Menteri terdahulu.

Anak anak para Ketua Partai juga umumnya lolos dan dipilih rakyat jadi anggota DPR. Artinya apa ? Masyarakat kita juga menghargai jasa para orang tua mereka yang telah mengabdikan dirinya sebagai wakil rakyat dan Pemimpin Partai.

Dek Jum : Kalau begitu, kesempatannya dibuka dong. Jangan hanya sama anak pak SBY saja.

Bang S : Ya. Sebagai orang yang santun dan hormat kepada tetua, saya kira wajar kalau Pak Jokowi nanti mengangkat anak anak mantan Presiden terdahulu di Kabinet yang akan datang. Apa lagi rata-rata mereka juga adalah politisi, atau orang pergerakan atau pengusaha sukses atau ilmuwan. Kalau itu terjadi, bukankah nilai nilai luhur menghormati jasa-jasa pahlawan pejuang terdahulu itu terbukti nyata diamalkan ? Tidak berhenti dalam slogan kosong.

Mungkin nanti, itu akan masuk guinness book of records. Presiden Indonesia mengangkat anak-anak enam mantan presiden pendahulunya menjadi anggota kabinet. Pak Jokowi akan dikenang seperti maha guru Drona yang mengasuh anak anak Pandawa dan Kurawa menjadi ahli dan kesatrya di medan juang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun