Baru juga 20 meteran melangkah, tiba-tiba dia mendengar suara aneh. Tono kaget, niat balik lagi, tetapi diurungkan.
"Ah, mungkin ranting jatuh," pikirnya. Tono melanjutkan perjalanannya.
Namun, beberapa meter kemudian, pundaknya serasa ada yang menepuk. Tono kaget setengah mati. Anak muda itu semakin dihantui rasa takut luar biasa. Wajahnya pucat, tubuhnya menggigil dan kakinya serasa berat dilangkahkan.
"Duh Gusti, tolong hamba!" gumam Tono, lalu melafalkan ayat-ayat suci Al-Quran sebisanya.
Aneh, Tono seolah mendapatkan tenaga baru setelah membaca ayat-ayat suci tersebut. Dia pun kembali melanjutkan langkahnya menuju sungai. Bibirnya tak berhenti komat-kamit membacakan ayat suci.
Mungkin karena kekuatan doanya, Tono akhirnya sampai juga di Sungai Cilutung. Sejenak dia termenung. Lalu, menoleh kanan kiri. Tak ada apapun kecuali semuanya serba gelap dan suara gemericik aliran sungai.
Sesuai perintah si kakek, Tono pun mulai menanggalkan pakaiannya. Hanya celada dalam yang tersisa. Kemudian dia mendekati bibir sungai.
Tono tampak menggigil, karena udara malam itu sangat dingin.
"Bismillah," dengan mengucapkan kalimat basmallah, Tono menceburkan tubuhnya ke sungai. Kemudian melafalkan jampi-jampi yang telah diajarkan si kakek.
Beruntung, selama melafalkan jampi-jampi tidak ada gangguan apapun. Tono mampu menyelesaikannya dengan lancar. Sesuai perintah si kakek, anak muda ini menanggalkan celana dalamnya kemudian dilarung menyusuri aliran sungai.
Celaka, begitu beres melarung celana dalamnya, tiba-tiba ada suara tertawa seorang perempuan. Sontak anak muda ini ketakutan dan lari terbirit-birit dengan telanjang bulat. Tono lupa, "burungnya" lepas dari sangkar.