Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Misteri Dalang Malam Durjana dan Lonceng Kematian Soepardjo, Jendral Pendukung G30S

23 September 2020   20:58 Diperbarui: 23 September 2020   21:15 25120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bapak Tidak bisa memberikan apa-apa. Cuma sepasang sepatu ini untuk kenang-kenangan," jelas Soepardjo, jendral pendukung PKI. 

PADA masa Negara Republik Indonesia masih dikuasai rezim Orde Baru (Orba), seluruh warga negara seolah dipaksa untuk percaya bahwa dalang pembunuhan enam jendral dan satu perwira pertama di malam Jumat, 30 September 1965 adalah Partai Komunis Indonesia (PKI). Bentuk "pemaksaan" tersebut setidaknya dibuktikan dengan terbitnya produksi film gubahan Arifin C Noer yang berjudul "Pengkhianatan G30S/PKI". 

Para pembaca budiman tentu sudah paham betul, film yang menjadi "tontonan wajib" tiap tahun di penghujung bulan September tersebut menceritakan bagaimana sadisnya PKI menculik dan membunuh para jendral. Kemudian mayatnya dibuang ke sumur tua Lubang Buaya. 

Dalam film itu pula diceritakan bagaimana Soeharto yang masih menjabat Panglima Kostrad dengan pangkat Mayor Jendral (Mayjend) keluar sebagai "Super Hero". Dia menjadi tokoh sentral atas kembali pulihnya kondusifitas keamanan nasional, khususnya di daerah DKI Jakarta. 

Tak salah jika masyarakat di Zaman Orba, termasuk penulis yang hampir selalu menonton film ini tiap tahunnya terbius dan percaya bahwa PKI adalah satu-satunya pihak yang paling bertanggungjawab dan Mayjend Soeharto adalah satu-satunya sosok yang paling berjasa terhadap negara ini. Karena dia mampu menumpas PKI hingga ke akar-akarnya. 

Namun demikian, cerita menjadi lain ketika rezim Orba yang dipimpin Presiden Soeharto runtuh dan keran era reformasi mulai dibuka. Pihak-pihak yang tadinya diam mulai membuka suara, termasuk salah satunya adalah mendiskusikan kembali tentang siapa dan apa yang terjadi pada malam durjana 30 September 1965 tersebut. 

Ternyata, menurut beberapa sumber yang pernah penulis baca dan menonton di chanel-chanel Youtube, apa yang terjadi pada cerita film "Pengkhianatan G30S/PKI" bahwa partai berlambang palu arit ini satu-satunya dalang dari penculikan dan pembunuhan para jendral tersebut boleh jadi salah besar. Soalnya masih ada teori-teori atau versi lain yang diduga menjadi ikhwal terjadinya malam Jumat durjana dimaksud. 

Selain PKI, ada juga versi yang mengatakan bawa gerakan 30 September 1965 tersebut diakibatkan masalah internal TNI Angkatan Darat. Setidaknya hal ini dibuktikan dengan tidak adanya masyarakat sipil yang terlibat penculikan. Terus ada juga yang mengatakan bahwa Presiden Sukarnolah yang berada di balik peristiwa tersebut. Bahkan ada juga versi yang menduga bahwa dalang sebenarnya dari gerakan 30 September 1965 itu adalah Soeharto dan juga agen rahasia Amerika Serikat (CIA). Selengkapnya ada di sini

Tentu, seluruh teori atau versi apa dan siapa aktor di balik terjadinya peristiwa penculikan para jendral dan satu perwira pertama atas nama Letnan Satu (Lettu) Pierre Andreas Tendean pada 30 September 1965 tersebut mempunyai analisa dan pembenarannya masing-masing. Namun, setidaknya masyarakat Indonesia bisa lebih membuka mata, bahwa ternyata masih begitu banyak misteri yang belum terungkap. 

Dalam hal ini, setidaknya masyarakat tanah air tidak terkungkung dengan satu teori seperti telah dicekoki pemerintah Orba, bahwa PKI-lah satu-satunya dalang. Dan, mudah-mudahan masalah yang selalu menjadi perdebatan tiap tahun sejak era reformasi ini secepatnya bisa terkuak agar sejarah tidak lagi dipermainkan hanya demi kepentingan politik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun