Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ini Bocoran Zulhas, Terawan Tak Akan Di-reshuffle

10 Juli 2020   22:24 Diperbarui: 11 Juli 2020   15:45 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DIKETAHUI, setelah beredarnya video sidang kabinet paripurna pada Minggu, (28/06/2020) lalu, wacana perombakan kabinet atau reshuffle begitu mencuat ke permukaan.

Hal tersebut dipicu oleh nada bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat kabinet paripurna, Kamis (18/06/2020) tersebut sangat tinggi bahkan cenderung marah-marah.

Karena orang nomor satu di Republik Indonesia ini masih melihat bahwa kinerja seluruh jajaran pembantunya yang tergabung dalam Kabinet Indonesia Maju (KIM), biasa-biasa saja serta tak memiliki sense of crisis di tengah serangan pandemi virus corona atau covid-19.

Dipantik dari kekesalan atas kinerja "buruk" para menterinya ini, Presiden Jokowi sampai melontarkan ancaman pembubaran lembaga dan reshuffle kabinet.

Utak-atik tentang nama-nama menteri yang layak direshuffle pun "dipertontonkan" oleh publik dan para pengamat politik, termasuk lembaga survey.

Hasilnya, tak kurang dari 10 nama menteri yang menurut pandangan mereka (Baca : publik, pengamat dan lembaga survey) kinerjanya tak sesuai harapan dan layak diganti.

Salah satu nama menteri yang kerap disebut diantaranya adalah Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto.

Mantan Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gator Subroto tersebut dinilai tidak memiliki gebrakan signifikan dalam penanganan pandemi covid-19. Akibatnya virus asal Wuhan, China tersebut merajalela di tanah air.

Jamak, jika banyak kalangan memprediksi bahwa Terawan menjadi salah satu nama menteri yang layak untuk direshuffle.

Benarkah demikian?

Bisa ya bisa tidak. Toh, perkembangan terakhir, wacana reshuffle pun masih belum jelas dilaksanakan dalam waktu dekat.

Bahkan, tak sedikit pula yang beranggapan bahwa ancaman perombakan kabinet itu hanyalah gertak sambal atau sandiwara yang sengaja dilontarkan Presiden Jokowi untuk melecut kinerja para menterinya agar bekerja lebih baik lagi.

Kendatipun reshuffle pada akhirnya dilaksanakan, Ketua Umum (Ketum) Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas) menduga kalau Menkes Terawan tidak akan diganti oleh Presiden Jokowi. 

Sebab, katanya, Terawan adalah menteri kesayangan mantan Wali Kota Solo tersebut.

"Kalau ada isu-isu reshuffle, Pak Terawan ini banyak orang yang enggak tahu, ini menteri kesayangannya Pak Jokowi ini. Kalau ada reshuffle, insya Allah enggak mungkin di-reshuflle itu Pak Menkes," kata Zulhas. Saat menjadi pembicara dalam acara peluncuran buku 'Menghadang Corona: Advokasi Publik di Masa Pandemi karya anggota DPR dari Fraksi PAN Saleh Daulay di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Jumat (10/7). CNN Indonesia.

Masih dikutip CNNIndonesia, Zulhas juga mengaku kenal baik dengan Terawan. Dia mengucapkan terima kasih telah bersedia menjadi salah satu pembicara dalam peluncuran buku Saleh.

Terawan sendiri hadir dalam acara tersebut secara virtual. Namun, dia tidak merespons terkait pernyataan Zulhas tersebut.

Terawan Sempat "Tenggelam"

Boleh jadi apa yang diucapkan Ketum PAN, Zulkifki Hasan ini benar, kalau Terawan adalah anak kesayangan Presiden Jokowi dan kemungkingan tidak akan direshuffle (jika terjadi).

Dan hal tersebut sah-sah saja. Sebab reshuffle kabinet merupakan hak mutlak presiden sebagai pihak yang memiliki hak prerogatif.

Tapi, jika alasannya karena faktor like and dislike atau karena faktor "kesayangan" presiden, rasanya tidak fair juga. Sebab dalam hal ini yang harus dijadikan patokan tentu saja kinerjanya.

Sementara jika ditilik dari kinerjanya selama ini, saya rasa maaf, Menkes Terawan belum bisa dianggap berhasil dalam mengemban tugasnya sebagai Menkes.

Apalagi kalau patokannya adalah penanganan pandemi virus corona. Sejak menyerang tanah air pada awal bulan Maret 2020 hingga sekarang belum ada tanda-tanda bahwa pagebluk ini akan segera berakhir. 

Malah sebaliknya, sejak diterbitkannya aturan New Normal, peningkatan jumlah kasus positif akibat virus ini makin tinggi. Rata-rata melebihi angka 1000 kasus tiap harinya.

Selain itu, nama Terawan sempat tenggelam waktu penyebaran virus corona ini menyerang tanah air. Hal ini dipicu gaya atau manejemen komunikasinya yang dianggap buruk.

Ya, jauh sebelum pagebluk ini masuk ke tanah air. Terawan kerap melontarkan pernyataan kontroversial dan kontra produktif.

Salah satu yang paling susah untuk dilupakan adalah saat dia menyatakan bahwa warga masyarakat Indonesia tidak akan terkena oleh penularan virus corona kareba sudah kebal oleh kekuatan doa.

Tapi faktanya sekarang justru jauh panggang dari api. Pernyataan Terawan itu sangat keliru. Terbukti, hingga hari ini Jumat (10/07/2020) jumlah kasus positif telah mencapai 72.347, dengan 33.529 diantaranya telah dinyatakan sembuh. Sedangkan korban meninggal mencapai 3.469 kasus.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun