Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Takut Hidup bersama Penderita ODHA

2 Desember 2021   06:05 Diperbarui: 2 Desember 2021   06:37 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiv Aids 2021 selalu diperingati setiap 1 Desember sebagai hari Aids sedunia termasuk untuk penyakit ODHA (Orang Dengan HIV-AIDS).

Hiv Aids 2021 juga mengingatkan betapa sampai dengan detik ini masih menjadi momok menakutkan oleh sebagian kalangan masyarakat.

Umumnya hal ini terjadi karena kurangnya informasi pemahaman HIV hingga punya dampak pada masyarakat berkenaan dengan HIV.

Menjalarnya sebuah kabar hoak bagi sebagian orang diterima dengan begitu cepat sehingga menimbulkan dampak buruk bagi ODHA dan pada akhirnya mendapat perlakuan secara diskriminatif kepada ODHA.

Sebenarnya jika mau membaca info kesehatan disitus berita tentang HIV, mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini yang mana HIV dianggapnya sangat begitu menakutkan oleh orang banyak.

Muncul Stigma Dan Diskriminasi Pada ODHA

Stigma dan deskriminasi/pixabay.com
Stigma dan deskriminasi/pixabay.com
berdasarkan data oleh Kementerian Kesehatan ditahun 2018, ada 640.000 yang menderita HIV di Indonesia. Selain itu setidaknya sudah ada dari 50 ribu kasus merupakan kasus HIV baru.

Mengenai ODHA juga sering sekali menemui tantangannya diantaranya stigma negatif yang membahayakan pada kesehatan mental si penderita.

Menjadikan dampak bagi penderita ODHA karena selalu menemui diskriminatif dilingkungannya. ODHA dianggap sebagai penyakit ganas yang cepat menular.

Akibatnya bagi penderita selalu tersisih, asing, dimusuhi bahkan di kucilkan. Inilah yang terjadi di Indonesia dari penderita ODHA.

Menurut data dari UNAIDS mengatakan bahwa ada sedikitnya 63% masyarakat Indonesia yang tidak mau berkomunikasi dengan orang berstatus ODHA.

Sebagian krang yang tidak mau berinteraksi dengan alasan sepele yakni takut terkena HIV Stigma. Maka tidak jarang pula jika mereka melakukan kekerasan padanya semata-mata karena tidak mau tertular olehnya.

Mereka memiliki beberapa alasan dengan penderita, sehinga muncul stigma masyarakat dan diskriminasi terhadap orang yang berstatus ODHA dan hingga kini masih terus saja terjadi.

Ungkap Status HIV Pada Orang Lain

Ungkap hiv ke orang lain/pixabay.com
Ungkap hiv ke orang lain/pixabay.com
Melihat maraknya berita yang tidak dapat dipertanggung jawabkan seperti berita hoak HIV juga salah satu faktor utamanya.

Sharing sebelum share terlebih dahulu dan tidak melakukan cek dan riceknya, sehingga menimbulkan dampak bagi masyarakat tetang takutnya pada penderita HIV.

Menimbulkan info yang tidak mengedukasi dan hanya sebatas berpandangan bahwa HIV adalah penyakit yang paling ditakutinya.

Selain itu beranggapan bahwa penyebaran HIV ini terjadi dari jarak dekat seperti kontak fisik, alat-alat makan, dan satu ruangan.

HIV AIDS juga disalah artikan sebagai perilaku negatif seperti menggunakan obat-obatan terlarang juga pemakaian narkoba yang menggunakan jarum suntikan.

Sebagaimana tidak diterima ketika berobat karena dianggap menular, tidak boleh menggunakan fasilitas umum dan masih banyak contohnya.

Memberikan wawasan pada masyarakat luas mengedukasi terkait HIV atau ODHA begitu penting dilakukan agar bisa semaksimal mungkin demi hilangnya stigma serta demi pengetahuan masyarakat agar meningkat terhadap ODHA.

Masyarakat harus cerdas dari ODHA sehingga tidak ada stigma ataupun diskriminasi yang hanya akan membuat ODHA tidak mau menjelaskan tentang situasinya terhadap orang lain.

Cari Dukungan Untuk Penderita ODHA

Penderita ODHA/pixabay.com
Penderita ODHA/pixabay.com
Mencari informasi kepada penderita ODHA adalah salah satu manfaatnya karena akan mengetahui tentang kondisi kesehatannya ke orang lain.

Manfaat yang lain dari penderita ODHA adalah mendapat perhatian lebih karena tidak merasakan sendiri lagi dalam hidupnya.

Memperoleh dukungan serta cinta kasih sayang oleh orang terdekatnya yang bisa membuatnya mereka timbul percaya diri.

Selain itu bisa mendapatkan akses guna memperoleh layanan bagi kesehatannya sebagaimana kebutuhannya guna memberikan kontribusi dalam rangka pencegahan dari virus HIV.

Merebaknya stigma negatif serta didalam masyarakat sebaiknya diperlukan tindakan yang selektif guna mencari tahu terkait sikon dari status HIVnya pada yang lain.

Oleh karena itu sebelum memberikan infonya tentang status HIV ke orang lain, bagi ODHA bisa diberikan saran agar dapat dipertimbangkan terlebih dahulu.

Bagi ODHA sendiri bisa di mulai dari orang paling dekat yang bisa dipercaya contohnya kepada pasangan ataupun kepada orang tua.

Kemudian siap untuk menghadapi berbagai macam reaksinya baik buruk atau baik hendaknya siap untuk menerima kenyataan.

Penderitw ODHA bisa memenuhi data dirinya untuk penguat info HIVnya. Biasanya dari pihak yang diberitahu sering menanyakan tentang penyakitnya dengan beberapa hal.

Mengurangi Resiko Terhadap Penularan HIV

Resiko penularan HIV/pixabay.com
Resiko penularan HIV/pixabay.com
Apa bila mengharuskan berdialog dengan orang besar seperti atasan atau bos sediakan surat keterangan dari dokter dan informasikan dengan benar terkait kondisinya.

Selain itu bagi ODHA selain bisa menjaga dirinya, juga sebaiknya ketahui terlebih dahulu guna mengurangi risiko penularan HIV.

Penyakit HIV hanya bisa menyebar melalui cairan tubuh, seperti contohnya air mani, darah, cairan vagina, dan ASI. Penularan HIV juga dapat terjadi apa bila berhubungan seksual tanpa menggunakan kondom atau pengaman.

Selain dapat menular lewat berhubungan seks tanpa kondom, HIV pun bisa menular lewat pemakaian jarum suntik ataupun terjadi saat transfusi darah.

Seorang wanita yang terjangkit positif HIV juga kepada bayinya, baik saat hamil maupun menyusui. Akan tetapi dengan langkah pengobatan yang tepat, wanita yang mengalami ODHA dapat hamil serta mampu melahirkan dengan normal tanpa takut bayinya akan tertular.

Oleh karena itu dengan memahami terjadinya penularan HIV maka bagi seorang ODHA termasuk telah ikut dalam kontribusi pencegahan dari penyebaran HIV tersebut.

Jika memang ada seorang yang terjangkit ODHA, pahamilah bahwa mereka tidaklah sendirian karena mereka sebenarnya bisa saling berbagi informasi kepada sesama penderita ODHA.

Tujuannya agar dapat mencapai dukungan moral dan tak merasakan kesepian dalam hidupnya karena terjangkit HIV atau AIDS.

Penderita ODHA juga bisa bergabung dengan aneka komunitas, seperti contohnya Komunitas AIDS Indonesia supaya dapat segera menemukan lembaga yang melayani ODHA ditempatnya.

Tujuannya agar saling mengenali satu sama lain tentang arti pentingnya menjaga kesehatan mental bagi para penderita ODHA.

Memang benar bahwa HIV dan AIDS ini belum ada obatnya dan tidak dapat disembuhkan. Tetapi melalui pengobatan antiretroviral (ARV) yang mampu mengurangi jumlah virus HIV pada penderita ODHA.

Melalui terapi yang baik tentunya para ODHA dapat kembali hidup normal sehingga penularannya pun akan rendah pada pasangannya.

Para ODHA tidak usah putus asa lagi walaupun harus menanggung HIV. Kemudian jika punya pertanyaan tentang pengobatan HIV bisa bisa mendatangi ke dokter. Jadi jangan takut hidup bermasyarakat dengan penderita ODHA.

Semoga bermanfaat dan salam hangat..

Samhudi Bhai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun