Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Meneladani Kisah Rasulullah Saw dan Para Sahabatnya

3 Mei 2021   02:19 Diperbarui: 3 Mei 2021   02:48 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi meneladani kehidupan Rasulullah Saw/sumber: pixabay.com

Rasulullah Shalallahu Alaihi wassallam dilahirkan ditengah keluarga Bani Hasyim di Makkah hari Senin pagi pada tanggal 9 Rabi'ul awwal pada permulaan tahun dari peristiwa pasukan bergajah. Peristiwa ini merupakan sejarah bagi umat muslim seluruh Dunia.

Pada saat lahirnya Rasulullah Saw banyak insiden yang tidak masuk akal yang mana semua itu atas ijin Allah Swt sebagai pertanda bahwa lahirnya Nabi Muhammad Saw akan menjadi Nabiyullah sang pembawa cahaya hidayah.

Sejarah dari peristiwa tersebut diantaranya adalah runtuhnya 10 balkon di Istana Raja Kisra, padamnya api sembahan orang Majusi dan hancurnya beberapa tempat sesembahan bagi orang-orang Buhairah dan lainnya.

Aminah Ibunda Rasulullah Saw baru saja melahirkan lalu mengutusnya ke tempat Kakeknya Abdul Muthalib untuk menyampaikan kabar gembira tentang kelahiran cucunya yang berjenis laki-laki.

Maka dari itu Abdul Muthalib pun datang dengan perasaan suka cinta dan gembira ria. Kemudian Abdul Muthalib membawanya kedalam Ka'bah untuk bermunajat kepada Allah swt.

Lalu kemudian paman Rasulullah Saw tersebut berdoa seraya memohon petunjuk untuk nama cucunya. Setelah berdoa ia memberikan nama Muhammad bagi sang bayinya yang belum pernah ada dibangsa Makkah dan Madinah.

Setelah kelahiran Rasulullah Saw pada hari ketujuh ia pun mengkhitannya sebagai mana tradisi khitan sudah ada sebelum rasulullah Saw dilahirkan di kota Makkah.

Perempuan pertama yang menyusuinya adalah Ibundanya kemudian disusul oleh Stuwaibah seorang budak dari Abu Lahab yang kebetulan sedang menyusui anaknya sendiri yang bernama Masruh.

Kondisi pada waktu itu dikalangan bangsa Arab relatif sudah maju. Abdul Muthalib bermaksud mencari wanita yang bisa menyusui anaknya sebagai langkah untuk menghindari penyakit yang sedang menjalar pada jamannya.

Berharap supaya tubuh bayi menjadi kuat, otot-ototnya kekar dan agar keluarga yang menyusui bisa mengajari bahasa Arab, maka Abdul Muthalib mencari para wanita yang bisa menyusui bagi bayinya dan akhirnya ketemu.

Hal tersebut dilalui beberapa hari dan selama kesana kemari mencari akhirnya Abdul Muthalib menemukan seorang wanita dari Bani Sa'ad bin Bakr agar menyusuinya yaitu Halimah bin Abu Dzu'aib dengan didampingi suaminya tersebut.

Kisah Halimah semenjak menyusui Rasulullah Saw pun bercerita bahwa dirinya justru betah menyusuinya dimana ia mendapat keberkahan dari Allah Saw. Disaat setiap wanita lain menolak untuk menyusinya dikarenakan bayi tersebut anak yatim piatu namun tidak bagi Halimah yang suka rela menyusuinya.

Pada saat Rasulullah berumur lima tahun disinilah terjadi pembelahan dada Beliau. Rasulullah Saw didatangi Malaikat Jibril yang saat itu sedang bermain main bersama anak kecil lainnya di Makkah.

Malaikat Jibril datang memegang Beliau dan mentelentangkannya lalu membelah dadanya serta mengeluarkan hati Beliau yang mengeluarkan segumpal darah dari dada Beliau seraya berkata "ini afalah bagian syetan yang ada pada dirimu" ujar Jibril.

Malaikat Jibril pun mencucinya disebuah baskom yang terbuat dari emas dengan menggunakan air zam-zam. Kemudian menata dan memasukannya ketempat semula. Sedang anak-anak lainnya berlarian menuju ibunya dan sambil berteriak Muhammad telah dibunuh karena takut melihat kejadian tersebut.

Begitu pula Halimah yang merasa menjadi seorang yang menyusuinya Halimah pun merasa khawatir atas kejadian pembelahan dada Rasulullah Saw. Lalu ia pun takut dan akhirnya dikembalikan lagi pada Ibundanya hingga beberapa tahun.

Selanjutnya Beliau kembali bersama Ibundanya selama kurang lebih enam tahun. Bersama Aminah teringat akan suaminya yang sudah meninggal, kemudian ia pun mengajak Beliau untuk berziarah kubur dengan jalan kaki.

Lalu Rasulullah Saw bersama Ibundanya serta pembantunya Ummu Aiman pergi dari Mekkah untuk menempuh perjalanan sejauh 500 kilo meter. 

Setelah dirasa sudah lama menetap selama sebulan di Madinah, Aminah pun pulang kembali ke Makkah. Aminah didalam perjalanan pulangnya ia jatuh sakit dan akhirnya meninggal Dunia di Abwa yang terletak antara Makkah dan Madinah. Rasulullah Saw yang yatim tinggal bersama kakeknya Abdul Muthalib yang semakin dicintai dan disayanginya.

Sewaktu berada didepan Ka'bah terdapat dipan yang biasa digunakan untuk tempat duduk bagi saudara-saudaranya. Saat itu Rasulullah Saw kecil ingin duduk dibangku dipan tersebut namun dicegah oleh paman-paman yang lainnya.

Saat pamannya melihat kejadian ini Abdul Muthalib pun langsung memarahinya seraya berkata "biarkan anakku ini duduk disini demi Allah Swt sesungguhnya Beliau akan memiliki kedudukan yang tinggi disisi TuhanNya" katanya.

Lalu semua pamannya pergi dan tinggal Abdul Muthalib beserta Rasulullah Saw kecil yang duduk di bangku tersebut sambil mengelus-elus Rasulullah Saw dengan perasaan penuh kasih sayang, Abdul Muthalib merasa senang riang gembira terhadap apapun yang dilakukannya kala itu dengan bebas.

Setelah berusia menginjak 8 tahun lebih dua bulan. Kakek Beliau Abdul Muthalib meninggal Dunia di Makkah. Sebelum meninggal ia sudah berpesan agar Rasulullah Saw dirawat bersama pamannya Abu Thalib yang juga merupakan saudara kandung Bapak Beliau sendiri.

Meneladani kisah para Nabi merupakan sebuah ajaran yang wajib bagi seorang muslim seperti kisah Beliau semasa kecil yang penuh aral rintangan namun tetap tabah dalam menjalani hidup. Sekalipun ia terlahir sebagai yatim piatu namun tetap tegar ceria seperti anak-anak pada umumnya dijaman Nabi.

Hal ini sebagaimana kakeknya yang senantiasa merawatnya serta membimbingnya hingga Beliau menjadi seorang anak yang membanggakan bagi kakeknya sebab Beliau tidak pernah membantah perintahnya sedikitpun sehingga begitu dicintainya terhadap kakeknya.

Semoga kita semua senantiasa memperbanyak membaca shalawat Nabi Muhammad Saw dan para sahabat Nabi Muhammad Saw agar kelak diyaumil kiyamah kita semuanya mendapatkan syafa'atul uzmanya dari Baginda Nabi Muhammad Saw. Salam..

Samhudi Bhai

Kompasianer Brebes Community (KBC) 68 jawa tengah - Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun