Mohon tunggu...
Samdy Saragih
Samdy Saragih Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca Sejarah

-Menjadi pintar dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, membaca. Kedua, berkumpul bersama orang-orang pintar.- Di Kompasiana ini, saya mendapatkan keduanya!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ingatlah Texas, Anies!

19 Oktober 2021   20:32 Diperbarui: 19 Oktober 2021   22:08 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (KOMPAS/ TOTOK WIJAYANTO)

Senin kemarin, 18 Oktober 2021, kita kembali mendengarkan arahan dari Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan tentang perkembangan pandemi Covid-19 terkini. Sejumlah kabar gembira dibeberkan, salah satunya tentang catatan nihil kematian pasien Covid-19 di Jakarta, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Bali.

Saya penasaran dengan capaian di Jakarta. Setelah mengecek langsung ke situs resmi situasi virus corona Pemprov DKI Jakarta, ternyata benar nol kematian itu terekam pada 17 Oktober.

Sepuluh hari sebelumnya, tepatnya pada 7 Oktober, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan sudah berkisah ihwal zero kematian akibat Covid-19. Anies mengunggah sebuah gambar unik di akun media sosialnya. Bukan potret kegiatan, tetapi foto sebuah angka '0' dengan latar belakang halaman berwarna hitam.

Pengikut akunnya baru paham dengan maksud gambar tersebut setelah Gubernur Anies menjelaskan maknanya. Angka '0' berarti nol pemakaman dengan prosedur Covid-19 di Jakarta dalam tempo 24 jam terakhir.

Kabar ini tentu saja menggembirakan. Pemakaman tanpa prosedur Covid-19 berarti nihil kematian akibat infeksi virus corona. Tiadanya korban dan pemakaman dengan prosedur Covid-19 seperti informasi Anies adalah kali pertama di Ibu Kota sejak Maret 2020.

Selama virus corona bernama SARS-CoV-2 mewabah, Jakarta merupakan episentrum pandemi Indonesia. Merujuk data Satgas Covid-19 per 18 Oktober, sebanyak 860.253 kumulasi kasus positif di Ibu Kota berkontribusi terhadap 20,30% kasus se-Indonesia. Sementara itu, sebanyak 13.569 korban meninggal di Jakarta menyumbang 9,50% dari total kematian di seluruh Nusantara.

Sepanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), rekor tertinggi di Jakarta tercatat pada 11 Juli dengan 14.619 kasus positif. Pada 20 Juli, Jakarta merekam 265 kematian, terbanyak selama pandemi.

Namun, penerapan PPKM Darurat dan Level 4 di Jakarta membalikkan keadaan. Sejak 2 September, angka positif konsisten di bawah 500 kasus. Sementara itu, kematian menciut di bawah 40 orang sejak 14 Agustus. Puncaknya adalah pada 8 Oktober ketika secara resmi pasien meninggal tidak ada sama sekali.

SERUPA TEXAS

Ketika Gubernur Anies mendeklarasikan nol kematian pasien Covid-19, saya teringat dengan cerita serupa di Texas, Amerika Serikat (AS). Pada 17 Mei 2021, Gubernur Texas Greg Abbott mencuit tentang nol kematian kasus Covid-19 pertama di negara bagian tersebut. Kasus positif harian juga tercatat paling rendah.

Dengan 29 juta penduduk, Texas merupakan negara bagian terbesar kedua di AS setelah California. Proporsional dengan jumlah populasi, begitu pula kasus penularan Covid-19. Jadi, kegembiraan Gubernur Abbott tersebut pantas dirayakan dengan suka cita.

Akan tetapi, kebahagiaan itu buyar akibat 'amukan' varian Delta. Sejak pertengahan Juli 2021, berdasarkan data Worldometers, infeksi di Texas melambung hingga puncaknya pada 9 September dengan 27.949 kasus. Adapun, rekor kematian tercatat pada 23 September ketika nyawa 443 orang melayang.

Varian Delta mungkin dianggap biang keladi dari pembengkakan kasus. Akan tetapi, euforia dan kepercayaan diri berlebihan bisa turut berkontribusi. Pada 2 Maret, Abbott sendiri mencabut kewajiban pengenaan masker di seluruh Texas. Alasannya adalah penurunan kasus itu sendiri maupun tren peningkatan vaksinasi.

Kebijakan Abbott bahkan mengundang kritik dari Presiden Joe Biden. Namun, sistem negara federal yang dianut AS membatasi kewenangan presiden untuk menganulir kebijakan pemerintah negara bagian.

JANGAN TIRU

Selama masa pandemi, Texas dan Jakarta sama-sama pernah mencatat nol kematian. Namun, kita tentu tidak berharap Jakarta mengulangi lonjakan kasus serupa Texas.

Para pejabat tinggi semisal Menko Luhut sudah mewanti-wanti potensi gelombang ketiga pandemi Covid-19. Terlebih, dua bulan ke depan kita berjumpa kembali dengan musim liburan Natal dan Tahun Baru. Relaksasi kegiatan sosial dan ekonomi pun telah terekam di banyak tempat.

Meski potensi gelombang ketiga itu ada, paling tidak terdapat satu keunggulan Jakarta dari Texas. Menukil data Kementerian Kesehatan, tingkat vaksinasi dosis pertama Jakarta per 9 Oktober sudah 130% dari jumlah penduduk. Memang persentase itu bukan bermakna seluruh warga DKI telah disuntik. Pasalnya, warga bukan ber-KTP Jakarta pun dibolehkan ikut vaksinasi.

Dalam hal rasio vaksinasi, prestasi Jakarta melampaui Texas. Dikutip dari USA Facts, baru 17,54 juta orang di Texas yang telah divaksin atau 60% dari total populasi. Sebagai komparasi, California sudah menyuntik 73% warganya.

Pembeda Jakarta lainnya adalah protokol kesehatan masih bersifat wajib. Relaksasi kegiatan memang diterapkan, tetapi mandatori pemakaian masker, mencuci tangan, menjaga jarak, masih berjalan.

Sejak Selasa hari ini, 19 Oktober, hingga dua minggu ke depan mobilitas Jakarta dipastikan kian melambung menyusul penurunan status PPKM dari Level 3 ke Level 2. Harapannya, warga Ibu Kota dan sekitarnya tetap patuh akan protokol kesehatan.

Berkaca dari Texas, jangan meluapkan euforia berlebihan dengan nol kematian pasien Covid-19. Fenomena di negara yang tingkat vaksinasinya tinggi pun masih memungkinkan gelombang penularan. Ini disebabkan varian virus corona anyar terus bermunculan sehingga keampuhan vaksin merosot.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun