Mungkin, bukan Pancasila yang ditinggalkan oleh bangsa ini. Pancasila hanyalah penamaan dari nilai universal—terlepas dari ada kata "Indonesia" dalam dua sila. Dengan begitu, Pancasila yang katanya kita tinggalkan adalah wujud dari abainya bangsa ini pada nilai-nilai universasal itu. Siapapun, dari pemerintah hingga orang kecil, yang dalam hidupnya lebih menaruh perhatian pada kelompoknya, partainya, atau dirinya sendiri secara tidak langsung meninggalkan Pancasila.
Saya pikir, kembali pada Pancasila bukanlah dengan cuap-cuap di gedung MPR sana. Pengamalan pada Pancasila adalah dalam praktek, bukan slogan. Tanpa menyebut Pancasila pun seorang itu sudah Pancasilais apabila ia sudah menerapkan nilai-nilai universal—yang bersumber dari manapun—dengan sepenuh hati!