Mohon tunggu...
Samantha Elisabeth Claudya
Samantha Elisabeth Claudya Mohon Tunggu... -

Let it be Your Mercy and Glory 🙌

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tantangan Sosial Global Warming : Membentuk Lingkungan Konservatif

29 April 2016   10:58 Diperbarui: 29 April 2016   11:23 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Global Warming merupakan salah satu kerusakan lingkungan alam yang diakibatkan oleh menepisnya lapisan ozon di bumi. Global Warming menurut McRight & Dunlap (2000), menyatakan bahwa isu ini merupakan cabang dari lingkungan sosial.

Isu lingkungan menjadi salah satu jalan terpecahkannya masalah dalam keadaan lingkungan alam makhluk hidup. Hal ini berarti, bukan hanya konsern atau berfokus pada kepentingan manusia saja namun banyaknya fokus akan seimbang pada tiap makhluk lainnya. Isu Global Warming memang sudah menjadi perbincangan media dari waktu ke waktu. Adanya publikasi dari berbagai organisasi dan aktivis peduli lingkungan, agaknya membantu adanya pengurangan efek samping dari Global Warming. Namun masih banyak hal yang perlu ditinjau kembali untuk menyatakan bahwa aktivitas dan peluang keberhasilan dari pencegahan global warming efektif atau tidak.

Mengacu pada judul tulisan ini, maka penulis melihat adanya langkah konservatif yang hendak dan akan dilakukan oleh setiap organisasi atau pun setiap masyarakat menurut kepentingan, juga kebutuhan bersama. McRight & Dunlap (2000) pada salah satu paper mereka, membahas mengenai isu sosial - lingkungan yang menyertakan global warming sebagai salah satu tantangan sosial. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan, kebutuhan dan keinginan manusia yang semakin bertambah dan kemauan untuk membuat kemajuan dalam ruang lingkup mereka. Pembaguan secara berkepanjangan nyatanya berperan pesat dalam pembentukan isu global warmingyang lebih luas lagi nantinya.

Sedangkan menurut McRight & Dunlap menyatakan bahwa, ada beberapa poin langkah dalam membentuk dan memberdayakan lingkungan alam konservatif untuk perubahan lingkungan yang signifikan lebih baik dan layak. Beberapa cara tersebut, yaitu:

“First, the movement criticized the evidentiay basis of global warming as weak, if not entirely wrong.

Second, the movement argued that global warming will have substantial benefits if it occurs.

Third, the movement warned that proposed action to ameliorate global warning would do more harm than good.”

Berdasarkan ketiga langkah ini lah maka, lingkungan alam menjadi sangat bergantung dari tiap keputusan tindakan dalam menangani isu sosial di dalam masyarakat. Sadar atau tidak, manusia lah yang paling banyak menjadikan isu lingkungan sosial dan mengakibatkan adanya berbagai efek samping terbentuknya global warming yang berkepanjangan. Berbagai organisasi aktivis lingkungan hidup tentu saja akan sangat konsern pada isu global warming. Mereka mempunya tujuan tertentu, yaitu untuk mewujudkan alam yang sehat dan bersih serta layak ditempati oleh semua makhluk hidup. Tapi tujuan ini, belum tentu dimiliki oleh beberapa organisasi yang menggunakan dan memanfaatkan lingkungan alam.

Setiap organisasi mempunyai tujuan, visi dan misi mengenai sesuatu yang ingin mereka inginkan dan harapakan untuk dicapai. Lingkungan alam merupakan salah satu sumber daya yang banyak sekali digunakan oleh setiap organisasi. Macam – macam organisasi, kemudian membentuk paradigma mereka mengenai pemahaman akan apa yang ingin mereka hasilkan. Organisasi tidak akan menjauh dari polemik profit dan keuntungan. Ini sepenuhnya benar, apalagi bagi organisasi yang berfokus pada profitnya. Akhirnya, banyak organisasi memutuskan untuk melakukan berbagai cara agar mencapai keuntungan tersebut.

Salah satu contoh kasusnya, dapat kita amati pada organisasi Fukushima Tokyo Electric Power Co. (TEPCO). Organisasi swasta yang berada di Fukshima – Jepang dengan orientasi pergerakan dalam bidang pembangkit listik. Sekilas membahasa mengenai kasus dalam organisasi ini, merupakan salah satu insiden yang sangat mempengaruhi perubahan lingkungan masyarakat Jepang dan dunia mengenai dampak dan isu global terkait dengan lingkungan alam. Pada kasus ini, perusahaan TEPCO dalam masa sedang membangun dan telah berhasil membangun tenaga pembangkit listrik yang keseluruhannya memakai bahan – bahan nuklir. Hal ini, kemudian menjadi permasalahan ketika, gempa besar di Fukushima terjadi (sekitar tahun 2010 awal). Pembangunan global yang terjadi di wilayah Fukushima pada saat bersamaan menjadi masalah pemanasan global yang serius bagi seluruh warga dunia.

Kasus tersebut dapat menjadi konklusi dari kesimpulan tulisan ini. Seperti yang dinyatakan oleh McRight & Dunlap (2000) bahwa, perubahan lingkungan dari waktu ke waktu telah termobilitasi secara level internasional yang berdasarkan pada ilmu pengetahuan dan pembuatan kebijakan global. Hal ini tentu saja berkaitan erat dengan masalah – masalah yang tidak sengaja dan sengaja ditimbulkan oleh pihak – pihak tertentu mengenai kepentingan organisasi mereka. Secara khusus untuk masalah global warming salah satu pernyataan yang dikemukakan olehWhille Brulle (2000) dan Switzer (1997) dalam McRight & Dunlap yaitu, masalah global warming untuk negara adidaya seperti USA saja, masih banyak terjadi perdebatan mengenai oposisi dari pembangunan lingkungan konservatif. Melalui banyaknya kemungkinan tantangan pada lingkup core atau periferal menjadikan masalah pembangunan global adalah cikal bakal masalah global warming.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun