Sederhana sekali perhitungan klaim kemenangan Prabowo. Tinggal kurangi angka perolehan suara Jokowi hingga memperoleh angka persentase yang diinginkan.Â
Bagi pendukung Prabowo itu berarti ada penggelembungan suara Jokowi. Jokowi curang. Pemilu tidak aci. Pemilu harus diulang sampai Prabowo menang.
Masih soal angka, itu berarti jumlah partisipasi pemilih tidak sama antara Pilpres dan Pileg. Terus suara siapa yang digelembungkan pada Pileg?
Sudahlah tidak usah dipikirin. Anggap saja itu cuma becanda. Cuma dagelan yang tak perlu diseriusin. Meski kubu 02 cukup serius lho. Iya bagi pendukungnya. Bagi mereka Bambang Widjojanto adalah singa dan Yusril Ihza Mahendra cuma ayam sayur. Perbaikan gugatan yang dibawa BW berhasil diterima MK. Itu sudah cukup bikin girang pendukung Prabowo.
Padahal mah, mereka para elit BPN termasuk Prabowo-Sandi percaya betul hitungan KPU. Narasi yang berubah-ubah termasuk angkanya dan sekarang menuduh penggelembungan suara Jokowi cuma buat menghibur pendukungnya saja. Mereka, para elit tahu mereka melakukan upaya konstitusional terakhir akan berujung kekalahan.
Lah terus ngapain mereka capek-capek berbuat?
Tak apa-apa. Jangan bilang kalah sebelum bertanding. Juga mereka tak mau terlihat kalah tanpa perlawanan. Dengan demikian mereka bisa menjaga militansi pendukung.
Kenapa harus sebegitunya menjaga pendukung? Ya ini namanya politik. Partai politik tanpa konstituen ya tidak akan hidup. Pemilu bukan kali ini saja. Ini bentuk investasi untuk keberlangsungan suara partai. Dan yang terdekat untuk pilkada selanjutnya.