Mohon tunggu...
salwa afifah
salwa afifah Mohon Tunggu... Blibiophile

writing to convey the soul.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menari dalam Cahaya, Menyelami Magisnya Lighting Art di Tengah Kota

18 Juni 2025   23:08 Diperbarui: 19 Juni 2025   15:32 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fireflies, yellow lamp | Dokumentasi Pribadi

Untuk paket hemat terdapat dua paket, yaitu paket 2 wahana Rp 80.000 (dewasa) dan Rp 70.000 (anak-anak). Paket 3 wahana Rp 110.000 (dewasa) dan Rp 90.000 (anak-anak).

Pengalaman Bak Dunia Peri!

Pukul 15.30 WIB kami sudah keluar dari stasiun Jakarta Kota yang sebelumnya kami naiki dari stasiun Jatinegara bagi Salwa dan Syavira, begitu pula dengan Andrea yang berangkat dari stasiun Klender Baru. 

Selepas kami meninggalkan stasiun, rasa penasaran semakin membuncah tak kala kami melihat kembali cuplikan wahana Lighting Art di salah satu akun sosial media. 

Melipir ke trotoar, sudah banyak sekali pedagang menjajakan makanannya juga rasanya Kota Tua terasa penuh dan kami teringat bahwa hari itu merupakan hari Sabtu, dimana malam minggu menjadi hari paling ideal untuk berpergian. 

Kami sampai pada gedung 3 lantai tersebut, di hari itu pengunjung cukup ramai. Kami antri sekitar 30 menit setelah mendapatkan tiket. Ruangan antri cukup memadai walaupun kurang tempat duduk. Setelah menunggu, giliran kami masuk ke dalam wahana. 

Bilik pertama kami tergugah dengan spot yang ditawarkan, hamparan kaca dengan bunga tulip warna-warni serta lampu-lampu yang menghiasi membuat spot pertama terlihat sangat indah. Kami melakukan swafoto secara bergantian. Spot ini terkadang memiliki panggilan lain, yaitu "Jembatan Cinta". 

Tulips | Dokumentasi Pribadi
Tulips | Dokumentasi Pribadi

Bilik kedua kami membuka tirai, terpampang di depan mata ruangan penuh cahaya biru, lampu kecil menghiasi satu penjuru ruangan dengan menjuntai. Kami terjebak di suasana baru. Lantas, yang terbesit di pikiran kami memang benar kami memasuki dunia peri. Rasa-rasanya setelah memasuki 2 bilik pertama, kami berada dalam dunia Tumbhelina. 

Blue Lamp | Dokumentasi Pribadi
Blue Lamp | Dokumentasi Pribadi

Kembali kami menyudahi ber-swafoto pada spot kedua, kini beralih memasuki ruangan penuh lampion. Ruangan ini memiliki kaca di sekelilingnya dan nuansa dark hadir namun tetap memiliki sentuhan cahaya. Lampion-lampion yang ada mengingatkan kami kepada saat perayaan Chinese New Year. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun