Mohon tunggu...
salwa afifah
salwa afifah Mohon Tunggu... Blibiophile

writing to convey the soul.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menari dalam Cahaya, Menyelami Magisnya Lighting Art di Tengah Kota

18 Juni 2025   23:08 Diperbarui: 19 Juni 2025   15:32 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lighting Art Kota Tua Jakarta | Dokumentasi Pribadi

Sabtu petang pada 16 Juni 2025 membawa kami; Salwa, Syavira, dan Andrea menyusuri Jakarta Barat untuk menjelajah dunia baru, dunia penuh cahaya dengan nama "Lighting Art". Tempat wisata baru yang menarik dengan instalasi seni cahaya imersif di lantai 3 Gedung Dharma Niaga, Kawasan Kota Tua Jakarta. 

Lighting Art menyediakan lebih dari 20 ruangan tematik dari bunga tulip, planet, hingga koridor lampu artistik yang siap dieksplorasi oleh pengunjung. Beberapa di antaranya yang menjadi spot andalan, yakni spot bunga tulip, blue lamp, lampion, ocean wave, hingga full moon. Tampilan yang diberikan wahana ini bisa mengekspresikan berbagai gaya para pengunjungnya. 

Sebelum memasuki Lighting Art, imajinasi kami sudah bermain seolah cahaya-cahaya itu menyinari tubuh seiring langkah kaki kami semakin dekat menuju wahana. Terdengar menarik bukan?

Wahana affordable cocok untuk semua kalangan

Sebelum merencanakan perjalanan, kami mencari informasi harga tiket masuk dan detail jam operasional melalui tiktok Lighting Art. Bagi kami harga tiket masuk wahana ini terjangkau bagi semua kalangan. Adapula paket hemat wahana yang masih menjadi satu naungan Lighting Art, yaitu Magic Art 3D dan Rumah Hantu. 

Akses transportasi yang bisa digunakan adalah Kereta Api dengan pemberhentian Jakarta Kota, Transjakarta dengan pemberhentian halte Kota, dan transportasi pribadi. 

Wisata Lighting Art Kota Tua buka setiap hari dari pagi hingga malam, memberikan fleksibilitas bagi pengunjung untuk datang kapan saja. Pengunjung bisa menikmati keindahan seni cahaya ini mulai pukul 10.00 hingga 21.00 WIB. Terdapat dua sesi di wahana ini, yaitu high session (weekend) dan low session (weekday). Jadi perlu mempertimbangkan waktu untuk berkunjung ke Lighting Art. Pastikan pengunjung datang pada waktu terbaik, terutama saat senja, untuk melihat bagaimana cahaya matahari perlahan digantikan oleh gemerlap lampu artistik.

Untuk harga tiket, pengunjung bisa membelinya langsung di lokasi (on the spot) dengan via cash. Berikut adalah rinciannya:

* Dewasa: Rp 45.000

* Anak-anak (usia 16 tahun): Rp 40.000

Untuk paket hemat terdapat dua paket, yaitu paket 2 wahana Rp 80.000 (dewasa) dan Rp 70.000 (anak-anak). Paket 3 wahana Rp 110.000 (dewasa) dan Rp 90.000 (anak-anak).

Pengalaman Bak Dunia Peri!

Pukul 15.30 WIB kami sudah keluar dari stasiun Jakarta Kota yang sebelumnya kami naiki dari stasiun Jatinegara bagi Salwa dan Syavira, begitu pula dengan Andrea yang berangkat dari stasiun Klender Baru. 

Selepas kami meninggalkan stasiun, rasa penasaran semakin membuncah tak kala kami melihat kembali cuplikan wahana Lighting Art di salah satu akun sosial media. 

Melipir ke trotoar, sudah banyak sekali pedagang menjajakan makanannya juga rasanya Kota Tua terasa penuh dan kami teringat bahwa hari itu merupakan hari Sabtu, dimana malam minggu menjadi hari paling ideal untuk berpergian. 

Kami sampai pada gedung 3 lantai tersebut, di hari itu pengunjung cukup ramai. Kami antri sekitar 30 menit setelah mendapatkan tiket. Ruangan antri cukup memadai walaupun kurang tempat duduk. Setelah menunggu, giliran kami masuk ke dalam wahana. 

Bilik pertama kami tergugah dengan spot yang ditawarkan, hamparan kaca dengan bunga tulip warna-warni serta lampu-lampu yang menghiasi membuat spot pertama terlihat sangat indah. Kami melakukan swafoto secara bergantian. Spot ini terkadang memiliki panggilan lain, yaitu "Jembatan Cinta". 

Tulips | Dokumentasi Pribadi
Tulips | Dokumentasi Pribadi

Bilik kedua kami membuka tirai, terpampang di depan mata ruangan penuh cahaya biru, lampu kecil menghiasi satu penjuru ruangan dengan menjuntai. Kami terjebak di suasana baru. Lantas, yang terbesit di pikiran kami memang benar kami memasuki dunia peri. Rasa-rasanya setelah memasuki 2 bilik pertama, kami berada dalam dunia Tumbhelina. 

Blue Lamp | Dokumentasi Pribadi
Blue Lamp | Dokumentasi Pribadi

Kembali kami menyudahi ber-swafoto pada spot kedua, kini beralih memasuki ruangan penuh lampion. Ruangan ini memiliki kaca di sekelilingnya dan nuansa dark hadir namun tetap memiliki sentuhan cahaya. Lampion-lampion yang ada mengingatkan kami kepada saat perayaan Chinese New Year. 

Lampion | Dokumentasi Pribadi
Lampion | Dokumentasi Pribadi

Spot lainnya yang tersusun setelah lampion adalah ocean waves, dipadukan dengan suara riak laut serta ruangan penuh kaca dengan video gelombang dari laut membangkitkan suasana syahdu. Lima spot setelahnya memiliki daya tarik tersendiri yang wajib dikunjungi oleh pengunjung sebagai konten untuk mengisi postingan di feed sosial media. 

Melihat Indahnya Sinar Bulan dari Dekat

Full Moon menjadi salah satu tujuan spot yang ingin kami ajak untuk diabadikan dalam ponsel. Bertempat di tengah kubik menjadi spotlight yang sungguh menarik atensi para pengunjung. 

Spot ini menjadi magnet utama bagi para pencari foto estetik dan romantis. Full Moon menjadi spot dengan antrean yang cukup ramai. Jika ingin kembali berfoto jangan lupa untuk mengantri lagi agar pengunjung lain dalam merasakan foto di tempat yang sama tanpa perlu mengantri berpuluh-puluh menit, ya!

Instalasi bulan ini dirancang dengan sangat detail, memancarkan cahaya lembut yang meniru pesona rembulan asli di langit malam. Ukurannya yang besar dan penempatannya yang strategis di tengah area terbuka membuatnya menjadi latar belakang yang sempurna untuk berfoto. 

Pengunjung bisa berkreasi dengan berbagai pose, seolah-olah sedang menggapai bulan, duduk di bawah sinarnya, atau sekadar menikmati pemandangan magis yang diciptakannya. 

Cahaya kuning keemasan yang dipancarkan oleh bulan buatan ini akan memberikan efek hangat dan dramatis pada setiap jepretan kamera, menjadikannya salah satu spot paling ikonik dan wajib dikunjungi saat berada di Lighting Art Kota Tua.

Spot Full Moon | Dokumentasi Pribadi
Spot Full Moon | Dokumentasi Pribadi

Destinasi yang Wajib Dikunjungi 

Wisata Lighting Art Kota Tua adalah perpaduan sempurna antara seni dan teknologi, yang menciptakan pengalaman unik bagi setiap pengunjung. 

Fireflies, yellow lamp | Dokumentasi Pribadi
Fireflies, yellow lamp | Dokumentasi Pribadi

Jika kamj seorang pencinta fotografi, penikmat seni, atau sekadar mencari tempat rekreasi yang berbeda, destinasi ini menawarkan lebih dari sekadar hiburan visual. Ini adalah kesempatan untuk melihat sisi lain dari Kota Tua Jakarta yang mungkin belum pernah dibayangkan sebelumnya. 

Bag Spot | Dokumentasi Pribadi
Bag Spot | Dokumentasi Pribadi

Jadi, siapkan kamera, ajak orang-orang terdekat, dan mari bersama-sama menyelami keindahan cahaya di tengah pesona Kota Tua yang abadi. Rasakan sendiri magisnya malam di Wisata Lighting Art Kota Tua dan ciptakan kenangan yang tak terlupakan!

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun