Mohon tunggu...
Salsa Maldini
Salsa Maldini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Semester 2 Prodi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga

Hobi saya adalah mendengarkan musik, jogging, menari Saya adalah mahasiswa yang aktif mengikuti organisasi baik secara internal maupun eksternal kampus. Perubahan dan perkembangan bisa didapat dengan kita selalu mau bergerak untuk menuju perubahan walaupun itu kecil. Terkadang hal kecil itulah yang nantinya akan berdampak besar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Perkembangan Ekonomi Digital Aplikasi Shopee terhadap Perilaku Konsumtif dan Pemerataan Kesejahteraan Masyarakat

21 Desember 2022   15:36 Diperbarui: 21 Desember 2022   17:46 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perubahan sistem ekonomi Indonesia di mulai pada masa revolusi industri 4.0. Revolusi industri Industri 4.0 membawa dampak luas terhadap kehidupan masyarakat dari segi kebutuhan industri dan perekonomian masyarakat. Industri 4.0 menekankan digitalisasi, dimana semuanya serba otomatis atau menggunakan mesin. 

Penggunaan mesin dalam industri menggantikan tenaga manusia dari segi pekerjaan. Adanya industri 4.0 juga telah menjadikan masyarakat lebih mudah dalam mengakses informasi baik dari dalam maupun luar wilayah atau negeri tanpa batasan ruang dan waktu dengan biaya yang murah. Perkembangan industri 4.0 ini, acap disebut sebagai era disruption. 

Era disrupsi adalah sebuah era di mana terjadi perubahan secara besar-besaran akibat pengadopsian inovasi dan telah mengubah semua sistem, tatanan, dan landscape yang ada sebelumnya ke cara-cara baru. Perkembangan industri 4.0 disebut sebagai era disrupsi karenakan pada perkembangan industry, kini beralih menjadi serba digital dalam melakukan kegiatan perekonomian. Kegiatan yang dulunya secara langsung, kini berubah menjadi melalui dunia maya.

Digitalisasi ekonomi telah membuktikan adanya berbagai perubahan baik dari segi perilaku maupun pertumbuhan ekonomi, Berdasarkan laporan penelitian SMERU yang ditulis oleh Palmira Permata Bachtiar, dkk (2020) menuliskan bahwasannya perkembangan teknologi digital dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal tersebut juga di dukung dengan pernyataan dari Das et al. (2016) yang menyatakan bahwa digitalisasi di Indonesia diprediksi akan dapat mencapai total dampak sekitar 150 miliar USD pada tahun 2025. Lapangan pekerjaan di Indonesia juga diprediksi akan bertambah hingga 3,7 juta jiwa. 

Prediksi-prediksi tersebut didapatkan dari jumlah startup yang terus bertumbuh di Indonesia. Pertumbuhan startup sendiri dikemukakan oleh Menkominfo (2020) bahwa Indonesia telah terbukti menduduki posisi 5 dunia dengan 2.193 startup di tahun 2019 setelah AS, India, Inggris dan Kanada. Beberapa startup yang berkembang tersebut di antaranya Gojek (11 miliar dollar AS), Tokopedia (7 miliar dollar AS), Traveloka (4,5 miliar dollar AS), OVO (2,9 miliar dollar AS), dan Bukalapak (12 miliar dollar AS).

Perkembangan ekonomi digital, menjadi fenomena baru yang memiliki peran strategis dalam perkembangan ekonomi global dan dapat dibuktikan dengan adanya pertumbuhan-pertumbuhan startup yang ada. Besarnya kontribusi ekonomi digital ditandai salah satunya dengan banyaknya UMKM yang ikut berperan dan menggunakan digital sebagai sarana pemasaran dan sebagai alat untuk menjual produk-produk yang mereka punya. UMKM merupakan pelaku ekonomi terbesar di Indonesia yang menyumbangkan kontribusi terhadap pendapatan domestic sekitar 60% dan serapan tenaga kerja sebesar 90% 

Adanya hal tersebut, telah mengubah perilaku masyarakat. Perubahan perilaku masyarakat akibat digitalisasi ekonomi juga dapat dilihat dari perilaku masyarakat dalam berbelanja. Saat ini, konsep dari belanja telah mengalami perubahan. Kata belanja yang semula pasti dilakukan dengan cara mendatangi toko atau tempat perbelanjaan, kini telah berubah. Belanja kini tidak harus dilakukan dengan mendatangi pusat perbelanjaan, tapi bisa melalui digital. Hal tersebut juga terealisasi melalui aplikasi Shopee. 

Shopee merupakan aplikasi penyedia e-commerce terbesar dalam 4 tahun secara berturut-turut. Dalam upaya kesuksesan dan keefektifan kerja mereka, shopee berkolaborasi dengan mitra bisnis, antara lain JNE, J&T Express, Pos Indonesia, dan Gojek. Kolaborasi yang diciptakan oleh pihak shopee telah memberikan pengalaman baru bagi masyarakat di mana mereka belanja dengan menggunakan digital tanpa hambatan dan dapat mendukung serta menguntungkan bagi pihak pengusaha lokal. Fitur dalam shopee juga bergerak secara dinamis dan progresif di antaranya shopee food, shopee segar, serba 1000, shopee pilih local, dsb.

Berbicara mengenai aplikasi shopee dan perilaku konsumtif masyarakat, perilaku konsumtif merupakan sebuh perilaku berbelanja yang tidak dapat dibedakan antara keinginan belanja atau kebutuhan belanja. Perilaku konsumtif dapat melanda masyarakat karena dipengaruhi oleh adanya fasilitas yang serba ada dan memudahkan penggunanya. 

Hadirnya aplikasi shopee telah memberikan warna baru di dunia perdagangan. Penggunanya juga tergolong sangat banyak. Mengutip dari Bisni.com yang menyatakan bahwa saat ini shopee sebagai e-commerce peringkat atas dunia. Berdasarkan data SimmilarWeb, selama agustus 2021, diakses oleh 26,92 juta pengguna aplikasi aktif harian yang mengakses dari mobile android di Indonesia. Selain itu hal berbeda juga dikemukakan dalam riset iPrice, di mana terdapat 126,99 juta pengunjung situs web per pulan. 

Dari data pengakses shopee, dapat dilihat bahwa ada hubungan yang positif dari perilaku konsumtif dan hadirnya aplikasi shopee. Berdasarkan penelitian yang dikemukakan oleh Wahyo Cahya Pratama, dkk (2021), menyatakan bahwa dalam shopee terdapat beberapa ilusi-ilusi yang dapat menarik perhatian konsumen untuk membeli produk dari shopee, seperti big sale dan gratis ongkir. Hasil penelitian tersebut menyatakan terdapat hubungan positif anata promosi big sale dan gratis ongkir terhadap perilaku konsumtif masyarakat. Selain promosi tersebut, pembayaran dengan e-payment juga memiliki pengaruh positif terhadap perilaku konsumtif mahasiswa. Hal tersebut dikemukakan oleh Habibah Sobri, dkk (2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun